JEDA.ID-Aplikasi pencarian jodoh via online, Tinder, menjadi bahan perbincangan akibat kasus mutilasi Rinaldi Harley Wismanu dengan pelaku. Korban dan pelaku disebut berkenalan lewat aplikasi Tinder.
Kontroversi Tinder sendiri saat ini masih banyak. Bahkan karena kontroversi Tinder itulah Pakistan memblokir layanan kencan online ini. Pakistan memblokir Tinder bersama aplikasi kencan online lainnya. Langkah ini juga upaya Pakistan untuk membatasi platfrom online yang dianggap menyebarkan ‘konten tidak bermoral’.
Dilansir dari Reuters, Pakistan sendiri adalah negara dengan mayoritas muslim terbesar kedua di dunia setelah Indonesia. Di Pakistan, hubungan di luar nikah dan homoseksualitas adalah hal yang diharamkan.
The Pakistan Telecommunications Authority (Otoritas Telekomunikasi Pakistan) mengatakan telah mengirimkan peringatan kepada pengembang terhadap lima aplikasi tersebut terkait efek negatif dari streaming konten yang tidak bermoral atau tidak senonoh.
4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Memilih Homeschooling untuk Anak
PTA telah meminta mereka untuk menghapus layanan kencan dan moderasi konten streaming langsung sesuai dengan hukum setempat. Baik Tinder, Tagged, Skout, Grindr, dan SayHi belum memberikan tanggapan terkait pemblokiran itu.
Bahkan di Amerika Serikat, aplikasi ini mendapat tekanan dari Kongres (DPR AS) karena berbagai masalah, seperti pengguna di bawah umur, pengguna yang merupakan pelaku pelecehan seksual, sampai privasi data pengguna.
Beberapa waktu lalu, komite US House Oversight and Reform mengadakan sebuah investigasi terhadap sejumlah aplikasi kencan online populer, salah satunya adalah Tinder, karena dituding banyak penggunanya yang merupakan anak di bawah umur dan juga pelaku pelecehan seksual yang bebas menggunakan layanan tersebut.
Melansir dari The Next Web dan detikcom, Jumat (18/9/2020), kegagalan Tinder dkk dalam melakukan screening terhadap penggunanya itu disebut bisa menciptakan situasi yang berbahaya dan tak layak untuk publik.
Tak cuma itu, layanan kencan online semacam ini pun diminta untuk menyerahkan informasi terkait usia pengguna, prosedur mereka untuk memverifikasi umur, dan semua komplain terkait pelecehan seksual, pemerkosaan, dan pengguna di bawah umur.
Vitamin Ini Bisa Bantu Tubuh Melawan Corona, Apa Saja?
“Permasalahan kami dengan pengguna di bawah umur meningkat dengan laporan banyaknya aplikasi gratis pencari kencan populer mengizinkan pelaku pelecehan seksual untuk menggunakannya, sementara versi berbayarnya bisa menyaring penggunanya yang merupakan pelaku pelecehan seksual,” ujar Raja Krishnamoorthi, ketua komite tersebut.
Berikut ini sejumlah fakta Tinder seperti dirangkum dari detikcom, Jumat (18/9/2020):
Pengguna Tinder sebagian besar adalah para lajang yang mencari hubungan yang lebih kasual. Studi di tahun 2017 dari Leah LeFebvre kepada 395 dewasa muda (18-34) menemukan 48% di antara mereka memakai Tinder karena aplikasi ini terkenal, 14% karena desain yang bagus, dan hanya 5% yang terang-terangan mengatakan untuk cinta satu malam alias hubungan bebas.
Jadi apakah ini aplikasi one-night stand? Bisa iya, bisa tidak. Ini semua tidak bisa disamaratakan. Nyatanya memang ada yang memang mencari hubungan serius, dan bahkan berhasil berujung ke pernikahan.
Tinder didirikan pada 2012 oleh Sean Rad dan Justin Mateen, yang bertemu di University of Southern California. Tinder sendiri didanai dan dikembangkan di dalam InterActiveCorp (IAC), inkubator start-up yang dijalankan oleh perusahaan induk Tinder, Match Group. Menariknya, IAC juga bertanggung jawab atas pengembangan Match.com, OKCupid, dan Zhenai (aplikasi kencan China).
Tinder awalnya diujicobakan di kampus-kampus, seperti Facebook, yang dengan cepat menjadi sangat populer. Pada akhir 2013, Tinder rata-rata melakukan sekitar 350 juta swipe per hari. Pada akhir 2014, Tinder memproses hampir 1 miliar swipe per hari, demikian melansir Know Your Mobile.
Start-up tentunya perlu mulai menghasilkan uang. Solusi Tinder untuk ini adalah membuat Tinder Plus dan Tinder Gold, dua versi aplikasi tingkat premium.
Tinder Plus dan Tinder Gold sekarang digunakan oleh 4,1 juta pengguna Tinder dan diyakini menghasilkan pendapatan sekitar USD 800 juta untuk Match Group, pemilik Tinder.
Ketika berbicara tentang kata-kata yang umum digunakan untuk mendeskripsikan kepribadian di Tinder, ini adalah frasa yang paling umum digunakan, menurut penelitian katiehempenius; Nerd, Shy, Active, Sarcastic, Smart, Outgoing, Professional, Awkward. Namun, banyak orang juga menggunakan kata-kata seperti Bitch, Blunt, Positive, Intelligent, Creative, dan Healthy. Well… sangat beragam.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…