JEDA.ID – Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto mendorong industri pariwisata untuk mempromosikan Mak Erot sebagai bagian dari wisata kebugaran. Menkes Terawan menyebut terapi Mak Erot adalah bentuk pengobatan tradisional yang unik.
“Kalau wisata kebugaran dan jamu inilah yang harus kita masyarakat terus. Kita punya industri jamu yang hebat-hebat tapi enggak pernah kita munculkan. Contohnya mau tongkat ali, purwaceng, mau Mak Erot, di situ kita kemas dengan baik, wisatawan pasti datang,” kata Menkes Terawan di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat, Rabu (20/11/2019).
Terapi Mak Erot diambil dari nama Mak Erot sendiri, seorang perempuan asal Cigadog, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Mak Erot meninggal Juli 2008 diyakini di usia 130 tahun.
Pengobatan tradisional alat vital sudah dilakukan Mak Erot sejak zaman penjajahan Jepang tahun 1945. Berbeda dengan pengobatan lain, pengobatan ala Mak Erot adalah murni tradisional.
Konon, setelah mendapat ilmu, Mak Erot dimintai tolong oleh seorang tentara Jepang yang mengalami disfungsi alat seksual. Dengan sentuhannya, Mak Erot berhasil menyembuhkan tentara Jepang itu. Inilah awal mula namanya semakin dikenal.
Terapi Mak Erot dipercaya bisa memperbesar ukuran alat vital laki-laki. Meski telah meninggal, Mak Erot diklaim telah mewariskan terapi legendaris itu ke sejumlah orang.
Pada masanya, tak mudah untuk bertemu dengan Mak Erot. Selain karena tempat tinggal yang sulit dijangkau, banyak yang mengaku sebagai “Mak Erot” sehingga sulit menemukan yang asli.
H. Syaefulloh adalah salah satu yang mengaku menjadi pewaris ilmu terapi itu. Cucu Mak Erot ini mengisahkan bagaimana Mak Erot mendapat kemampuan mengubah ukuran alat vital pria setelah mendapat ilham. Dia didatangi orang-orang berpakaian serba putih dan menyuruhnya “membangkitkan yang sudah mati”.
“Ilmu ini akan membangkitkan yang sudah mati, dan meninggikan yang pendek,” kata H. Syaefulloh.
Setelah melakukan tirakat, Mak Erot seperti mendapat keahlian untuk mengobati disfungsi ereksi yakni memperpanjang penis, mengatasi lemah syahwat dan ejakulasi dini.
Di kamar praktek Mak Erot ada tiga penis kayu dengan ukuran yang bervariasi mulai dari 18-25 cm. Nantinya, pelanggan akan disuruh untuk memilih bentuk yang diinginkan.
Dalam wawancara dengan Detik.com, H. Syaefulloh, mengakui 70 persen pasien laki-laki datang kepadanya untuk memperbesar alat vital. Ukuran yang dikehendaki bisa ditentukan sendiri oleh pasien dengan memilih replika yang disediakan.
“Ukuran 17 dan 18 cm paling banyak diminati. Kalau besarnya ya 3,5 sampai 4,5 cm. Ada juga yang minta sampai 20 cm atau lebih, tapi pasti kami minta bikin surat perjanjian bahwa kalau terjadi apa-apa bukan tanggung jawab Pak Haji,” kata Syaefulloh yang akrab dipanggil Pak Haji, saat ditemui di Jl Kebon Sirih, Jakarta Pusat, seperti ditulis Rabu (23/5/2012).
Syaifulloh menceritakan sekitar 40 hari sebelum Mak Erot meninggal seluruh keluarga bermimpi Mak Erot dibawa pergi oleh sekelompok orang berbaju serba putih.
Tak seorang pun yang bisa menghalangi ahli pengobatan kejantanan itu pergi bersama kelompok tersebut. Mimpi itu menjadi kenyataan. Mak Erot meninggal di pendoponya.
“Emak sempat dirawat di RS Pelabuhan Ratu selama seminggu. Tapi, tujuh hari kemudian mengembuskan nafas terakhir,” katanya lirih.
Menurut Syaifulloh, sebelum meninggal dunia neneknya sempat meminta seluruh keluarga besarnya berkumpul dan berwasiat agar anak cucunya meneruskan pengobatan terapinya.
“Emak juga berpesan agar setiap rezeki yang diperoleh sebagian disumbangkan ke masjid dan pondok pesantren,” katanya.
Maka sesuai wasiatnya, pengobatan kejantanan harus berjalan. Para pewarisnya akan meneruskan terapi pengobatan ala Mak Erot. Meski Mak Erot telah wafat, kualitas pengobatan dijamin tetap ampuh karena seluruh keturunan Mak Erot sudah mewarisi sistem pengobatan yang dipunyai Mak Erot.
“Emak sudah meninggal dunia. Tetapi, pengobatan tradisionalnya tetap kami jalankan karena kami sudah menerima warisan ilmu pengobatan tersebut dari Mak Erot. Kualitas pengobatan tetap terjamin,” ujarnya.
Sepeninggal terapis legendaris tersebut keluarga tidak mempermasalahkan soal lisensi bagi yang berhak memegang nama Mak Erot. Sebab, mereka berprinsip seluruh ilmu pengobatan alternatif tersebut merupakan milik keluarga besar Hajah Erot binti Muntasya dan Haji Bo’i bin Asban.
Dia mengatakan bahwa ilmu pengobatan alternatif khusus pria telah diwariskan kepadanya. “Tidak sembarang orang yang bisa menerima ilmu dan kemampuan yang dimiliki Mak Erot,” katanya.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…