JEDA.ID – Film Tarzan seolah menjadi film wajib bagi anak-anak. Film ini mengisahkan seorang anak yang diasuh dan dibesarkan oleh para hewan. Ternyata di dunia nyata ada juga kisah-kisah serupa hlo.
Kejadian ini nyatanya benar-benar dialami beberapa orang. Namun, kisah-kisah nyata tersebut tidak seseru petualangan dalam filmnya, atau berakhir happy ending karena Tarzan berhasil bertemu kembali dengan keluarganya yang kaya.
Hampir semua kisah nyata ini merupakan cerita memilukan tentang anak-anak yang diculik atau bahkan ditelantarkan oleh keluarganya sendiri.
Di kehidupan nyata banyak sekali kasus aneh dengan anak-anak yang diasuh dan dibesarkan oleh binatang sebagai orang tuanya. Karena menjalani kehidupan tanpa bantuan manusia, beberapa dari mereka memiliki insting atau bersikap layaknya hewan yang mengasuhnya. Nah berikut beberapa kisah manusia diasuh oleh hewan seperti dilansir dari berbagai sumber.
Jangan Sampai Tertipu, Ini Cara Kenali Akun Online Shop Palsu
Pria bernama Marcos Rodríguez Pantoja ini terpaksa dijual oleh orangtuanya sendiri ke pengembala kambing karena kesulitan ekonomi. Namun tak lama kemudian, orang tua angkatnya tersebut meninggal, Marcos yang baru berusia tujuh tahun itu tinggal sendirian dengan serigala di Sierra Morena selama sebelas tahun. Melansir dari Okezone, Kamis (28/5/2020) pria Spanyol ini mengklaim bahwa dirinya bisa bartahan hidup selama itu setelah diadopsi dan diberi makan oleh para serigala.
Kemudian pada usia 19 tahun, Marcos ditemukan oleh pasukan Guardia Civil, dan dibawa dengan paksa ke desa kecil Fuencaliente, Kepulauan Canary, Spanyol. Tempat di mana ia akhirnya menjalani kehidupan normal sebagai manusia yang sesungguhnya. Kisahnya juga telah dimuat dalam sebuah film documenter. Kini Marcos giat memberikan ceramah untuk anak-anak di sekolah tentang serigala.
Gadis cilik berusia delapan tahun bernama Oxana Malaya ini ditemukan hidup dengan anjing di Kennel, Ukraina pada tahun 1991. Kisah sedihnya itu bermula saat ia masih balita, orangtuanya yang merupakan pecandu alkohol, menelantarkan dirinya di luar rumah. Tentunya kondisi ini membuat Oxana kedinginan dan kelaparan.
Akhirnya ia pun merangkak ke kandang peternakan mencari kehangatan, meringkuk dengan para anjing. Sejak tinggal bersama dengan anjing selama enam tahun, ia terus berjalan dengan cara merangkak. Lalu kerap mengeluarkan lidah, memamerkan giginya dan menyalak. Ini karena ia jarang berinteraksi dengan manusia. Selain itu ia hanya tahu kata-kata seperti ya dan tidak saja. Saat ini Oxana tinggal di sebuah klinik di Odessa, bekerja dengan rumah sakit hewan ternak.
Pada 2007, seorang wanita Kamboja muncul dalam keadaan kotor, telanjang, dan ketakutan dari hutan lebat provinsi Ratanakiri di wilayah terpencil di timur laut Kamboja. Polisi setempat mengatakan bahwa wanita itu merupakan setengah manusia dan setengah binatang. Wanita yang kemudian dikenal secara internasional sebagai Jungle Girl itu juga tidak bisa berbicara layaknya manusia pada umumnya.
Kemudian pada 2016 seorang pria Vietnam mengklaim bahwa wanita itu merupakan putrinya yang menghilang pada 19 tahun lalu. Menurut sang ayah, putrinya yang bernama Rochom P’ngieng itu mengalami ganguan mental dan dinyatakan hilang ketika menjaga kerbau di tepi hutan. Setelah memaparkan bukti yang ada, pria itu lalu membawa anaknya pulang ke kampungnya di Vietnam.
Babak Baru Penelitian Asal-Usul Virus Corona, Disebut Bukan dari Wuhan tapi AS
Melansir dari Liputan6, pada tahun 1960, Jean-Claude Auger, seorang antropolog dari negara Basque sedang menjelajah Spanyol Sahara (Rio de Oro). Saat itu dirinya dikejutkan oleh sosok anak laki-laki di tengah-tengah kawanan rusa. Anak itu berlari begitu cepat, sehingga baru bisa ditangkap dengan bantuan sebuah jip militer. Meski bertubuh kurus, bocah itu sangat fit dan kuat dengan otot seperti baja.
Selain berlari cepat, anak itu juga mampu merangkak serta mengejangkan otot, kulit kepala, hidung, dan telinganya seperti kawanan rusa. Auger pun berasumsi bahwa anak lelaki itu ditinggalkan atau hilang sekitar usia tujuh atau delapan bulan, saat dirinya mulai belajar untuk berdiri.
Seorang wanita kelahiran 1950 di Colombia bernama Marina Chapman mengaku telah menghabiskan sebagian besar masa kecilnya di hutan bersama dengan koloni monyet capuchin. Marina menyatakan bahwa ketika berumur empat tahun, ia diculik dari desanya dan dilepas ke hutan dengan alasan yang tak ia dimengerti.
Perempuan itu lalu menghabiskan beberapa tahun berikutnya bersama dengan monyet capuchin sampai pemburu datang menyelamatkannya, saat itu ia tak bisa berbahasa manusia. Marina juga bercerita bahwa ia dijual ke rumah bordil di Cucuta, hidup di jalanan dan juga diperbudak oleh keluarga mafia. Dia akhirnya pindah ke Inggris, menikah dan memiliki anak.
Setelah mendengar kisah ibunya, putri Marina kemudian meyakinkannya untuk menuliskan kisah hidupnya tersebut. Akhirnya pada 2013, ia menerbitkan sebuah autobiografi dengan judul The Girl With No Name.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…