JEDA.ID-Ada empat pebisnis baru masuk dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia versi Forbes. Kehadiran empat pebisnis baru itu juga berarti mendepak empat orang lainnya dari daftar tahun lalu.
Kehadiran empat debutan baru ini menjadi semacam angin segar di tengah lesunya perekonomian akibat pandemi virus Corona (Covid-19). Mereka membuktikan bahwa bisnis masih bisa menguntungkan dan mendatangkan kekayaan bagi pemiliknya.
Keempat pebisnis yang sukses masuk dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia berasal dari lini bisnis yang berbeda mulai dari sektor pertanian dan perikanan, produsen cat, bankir, dan juga pebisnis di sektor telekomunikasi. Siapa sajakah mereka?
Berikut 4 pemain baru dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia 2020 seperti dikutip dari detikcom, Jumat (11/12/2020):
Handojo adalah Executive Chairman dari Japfa, perusahaan multinasional yang fokus pada bisnis ternak, pakan ternak, hingga pengolahannya. Perusahaan itu berdiri di Indonesia (PT Japfa Comfeed), Singapura, Vietnam, Myanmar, India, dan China. Merek ternama dari Japfa ialah makanan olahan So Good, serta susu dan produk olahan susu Greenfields.
Berdasarkan data Forbes, Handojo memiliki kekayaan sebesar US$ 735 miliar atau setara Rp 10,37 triliun (kurs Rp 14.110). Ia menduduki urutan ke-38 dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia 2020. Handojo mendepak Kusnan dan Rusdi Kirana bersaudara yang menduduki urutan ke-38 pada tahun 2019. Kedua kakak beradik pendiri Lion Air Group itu tak berhasil masuk dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes tahun ini
Kakak-beradik Wiyono dan Hermanto Tanoko memulai debut di daftar 50 orang terkaya Indonesia 2020, dengan menduduki urutan ke-39. Keduanya adalah anak pendiri PT Avia Avian atau Avian Brands Soetikno Tanoko, produsen cat ternama Indonesia seperti Avian, Avitex, No Drops, dan sebagainya.
Berdasarkan catatan Forbes, kekayaan Wiyono dan Hermanto mencapai US$ 700 juta atau sekitar Rp 9,86 triliun.
Jerry adalah bankir sukses Indonesia yang kini berusia 55 tahun. Ia berhasil memulai debut di daftar 50 orang terkaya Indonesia dengan kekayaan sebesar US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,45 triliun. Ia menduduki urutan ke-44, menggeser pendiri Bosowa Group Aksa Mahmud, yang kini harus terdepak dalam daftar tersebut.
Jerry adalah Komisaris Utama PT Bank Artos Indonesia Tbk (Bank Artos). Pada Mei 2020 lalu, ia mengakuisisi saham Bank Artos, kemudian mengganti namanya dengan Bank Jago.
Komisaris PT Elang Mahkota Teknologi (Tbk) atau Emtek Susanto Suwarto memulai debutnya dalam daftar 50 orang terkaya Indonesia tahun 2020 dengan kekayaan sebesar US$ 475 juta atau sekitar Rp 6,69 triliun. Ia menduduki urutan ke-50 dalam daftar tersebut.
Kekayaannya bertambah karena kinerja Emtek yang justru membaik di tengah pandemi. Saham Emtek melonjak hampir 70% sejak awal tahun karena perusahaan kembali mencetak keuntungan, setelah tahun lalu berada pada posisi merah.
Pada tiga kuartal pertama berturut-turut di tahun 2020 ini, Emtek membukukan keuntungan hingga Rp 477 miliar. Salah satu penyebabnya ialah kinerja platform streaming Vidioyang terus menanjak di tengah pandemi.
Emtek juga meraup pundi-pundi keuntungan setelah SCTV, lini bisnis dari anak usahanya PT Surya Citra Media Tbk memperoleh hak siar eksklusifdi Indonesia untuk pertandingan sepak bola Liga 1 dan Liga Champions UEFA.
Kemudian, pada bulan November, anak usaha Emtek yakni Bukalapak sukses mendapat suntikan dana dari Microsoft sebesar US$ 100 juta atau sekitar Rp1,41 triliun.
Selain keempat pebisnis baru tersebut, hal yang unik lainnya adalah pemilik Mayora Group Jogi Hendra Atmadja sukses mengembangkan bisnis snack. Ia pun menjadi orang terkaya RI ke-7 versi Forbes.
Dikabarkan CNBC Indonesia pada Kamis (10/12/2020) pengusaha dan pemilik kelompok usaha Mayora Group Jogi Hendra Atmadja menjadi orang terkaya nomor tujuh di Indonesia berdasarkan perhitungan terbaru Majalah Forbes. Posisi tersebut menggeser posisi Dato Sri Tahir, pemilik Mayapada Group yang juga terkenal sebagai filantropis.
Nilai kekayaan Jogi Hendra, menurut hitungan Forbes, mencapai US$ 4,3 miliar atau setara Rp60,47 triliun (kurs Rp 14.060/US$). Harta kekayaan itu diperoleh dari usaha makanan minuman seperti merek Kopiko, Roma, Danisadan sejumlah merek lainnya, yang diproduksi oleh PT Mayora Indah Tbk(MYOR).
Mayora awalnya merupakan pembuat biskuit rumahan pada 1948 dan secara resmi berdiri menjadi kelompok usaha Mayora pada 1977.
Produk-produk camilan dan mie premium Mayora sudah merambah di hampir 90 negara. Kelompok usaha ini mempekerjakan setidaknya 30.000 karyawan.
Sementara itu, Dato Sri Tahir tahun ini oleh Forbes tercatat sebagai orang kaya nomor 10. Nilai kekayaan Tahir tercatat senilai US$ 3,3 miliar atau setara Rp 46,41 triliun.
Forbes kembali merilis daftar nama Crazy Rich Indonesia tahun ini. Ada beberapa perubahan ranking maupun nilai aset kekayaan yang dimiliki oleh para sultan Tanah Air. Beberapa wajah baru muncul ke dalam jajaran 50 orang paling tajir di Indonesia.
Di posisi pertama masih tetap diduduki oleh duo Hartono bersaudara dari Grup Djarum yang mengusai 54,94% saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA). Total kekayaan dua bersaudara asal Kudus ini mencapai US$ 38,8 miliar atau setara dengan Rp 546,3 triliun. Asumsi kurs Rp 14.080/US$.
Di posisi kedua juga masih tetap diduduki oleh keluarga pendiri Sinar Mas Group Eka Tjipta Widjaja. Kekayaan keluarga Sinar Mas Group disebut Forbes bertambah US$ 2,3 miliar atau Rp 32,4 triliun.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…