JEDA.ID-Perayaan Imlek sudah di depan mata. Perayaan Imlek merupakan hal yang sangat penting dan ditunggu-tunggu setiap tahun bagi masyarakat etnis Tionghoa ataupun keturunan China.
Perayaan Imlek biasanya sangat meriah dan juga banyak dirayakan oleh berbagai masyarakat keturunan Tionghoa yang ada di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Pada penanggalan kalender khusus Tionghoa, Tahun Baru Imlek dirayakan setiap tanggal 1 di tahun yang baru. Sedangkan akhir perayaan Imlek tersebut ada di pertengahan bulan pada saat bulan purnama atau tanggal 15. Perayaannya sering disebut Cap Go Meh.
Tahun baru ini juga merupakan salah satu budaya yang sakral yang banyak dilakukan oleh masyarakat keturunan Tionghoa. Misalnya saja di Indonesia. Ada masyarakat yang masih keturunan Tionghoa yang ikut merayakan tahun Baru Imlek dan menjadikan tanggal tersebut sebagai hari libur. Perayaan Imlek jelas memperkaya khazanah budaya Indonesia.
Permulaan tepatnya tanggal perayaan Imlek ini belum diketahui dengan jelas, diperkirakan awalnya adalah sebelum Dinasti Qin. Perkiraan atau kemungkinan lain perayaan Imlek ini dimulai pada tanggal 1 pada Dinasti Xia, bulan ke-12 di Dinasti Shang, sedangkan pada masa Dinasti Zhou perayaan imlek ini dimulai di bulan ke-11.
Baca Juga: Pandemi Corona RI Diprediksi Berakhir September 2021, Ini Penjelasannya
Selain sejarah, ada juga mitologi Tahun Baru Imlek yang perlu diketahui. Mitologi ini berkaitan dengan mitos Imlek. Setiap Tahun Baru Imlek dirayakan ketika mereka berhasil melawan seekor hewan mitos yang bernama Nian atau yang artinya tahun. Dalam bahasa China, hewan bernama Nian ini selalu muncul di awal tahun baru China dan memangsa hewan-hewan ternak milik penduduk bahkan anak-anak para penduduk China.
Akhirnya masyarakat memiliki ide untuk menaruh sejumlah makanan dan sajian di depan pintu rumah mereka setiap tanggal 1 di awal tahun. Menurut orang-orang China, hal tersebut akan mampu menyelamatkan mereka dari mangsa hewan Nian. Sebab hewan tersebut hanya akan memakan makanan yang disediakan oleh warga dan tidak akan memangsa warga atau penduduk China tersebut. Mitos Imlek ini masih terus beredar dan bahkan dipegang teguh secara turun-temurun.
Namun suatu hari, tradisi Imlek berubah karena pada suatu saat seorang penduduk tidak sengaja melihat hewan ini berlari ketika bertemu seorang anak yang menggunakan kostum berwarna merah. Sejak itulah warga tahu kekurangan hewan ini adalah takut akan segala hal atau benda yang berwarna merah.
Alasan inilah yang menjadikan tradisi Imlek dengan memasang Lentera berwarna merah di setiap rumah. Setiap awal tahun baru tiba bukan hanya Lentera, namun juga tirai dan pintu dipasangkan dengan warna merah untuk membantu menakut-nakuti Nian tersebut.
Baca Juga: D-dimer Pasien Covid-19, Apa Maksudnya? Cek Faktanya
Adat-adat pengusiran ini akhirnya berkembang menjadi sebuah perayaan tahun baru China atau Imlek termasuk pada Imlek 2019. Terlepas dari benar atau tidaknya mengenai legenda pengusiran ini. Imlek tetaplah penting bagi masyarakat China, khususnya bagi para petani China yang merayakan berakhirnya musim dingin dan bergantinya pada musim semi di awal tahun tersebut.
Setelah berbicara mengenai sejarah dan juga mitos Imlek, selanjutnya akan dibahas makna Tahun Baru China. Perayaan tradisi Imlek ini dimulai sejak tanggal 30 bulan ke-12 pada penanggalan China.
Kemudian diakhiri dengan perayaan Cap Go Meh pada tanggal 15. Perayaan Imlek ini meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian dan yang terakhir dilakukan adalah perayaan Cap Go Meh.
Tujuan dilakukannya sembahyang tersebut, sebagai rasa terima kasih atau rasa syukur untuk menyambut Tahun Baru.
Tidak lupa doa dan harapan yang mereka yakini pada perayaan Imlek adalah mengalir rezeki yang berlimpah, menjamu para leluhur, dan adanya silaturahmi yang terjalin baik antar tetangga ataupun keluarga. Imlek dimanfaatkan masyarakat China untuk berkumpul bersama keluarga besar dalam jangka waktu 1 tahun sekali.
Baca Juga: 3 Versi Sejarah Hari Valentine, Mana yang Cerita Sebenarnya?
Dikutip dari detikcom, belum lama ini, jika berbicara soal Imlek tentu saja ada beberapa ciri khas yang wajib ada ketika perayaan Imlek ini tiba di antaranya adalah:
Imlek kurang lengkap rasanya tanpa angpao atau amplop yang berisikan uang. Angpao ini memang merupakan salah satu tradisi, di mana orang dewasa yang sudah menikah wajib memberikan uang sebagai tanda kemakmuran dan membagi kebahagiaan kepada anak-anak. Angpao juga bisa diberikan kepada mereka yang belum menikah. Amplop atau angpao ini harus dibungkus dengan amplop berwarna merah dan diberikan ketika perayaan tahun baru tiba.
Selanjutnya hal yang tidak boleh dihilangkan ketika perayaan Imlek tiba adalah ketersediaan buah jeruk. Meskipun umum, buah yang satu ini menjadi makanan khas Imlek. Biasanya buah jeruk ini dihidangkan bersama dengan tangkai dan daunnya.
Bagi masyarakat China, jeruk melambangkan rezeki yang melimpah sebab jeruk itu berwarna kuning keemasan. Warna emas melambangkan kemakmuran, kekayaan, serta kesejahteraan yang akan selalu tumbuh. Jeruk yang biasanya dihidangkan ketika Imlek, rasanya manis dan banyak dikonsumsi setelah acara makan besar keluarga.
Sebagian masyarakat dengan etnis Tionghoa atau keturunan China mengonsumsi ikan bandeng secara bersama ketika Imlek tiba. Ikan tersebut dipercaya dapat mendatangkan hoki.
Hidangan lainnya yakni babi. Olahan daging babi menjadi salah satu makanan khas Imlek dan disantap oleh keluarga besar. Hidangan babi dipercaya dapat membawa keberuntungan karena diibaratkan seperti kantong yang dapat menampung banyak rezeki. Seperti yang diketahui, Babi merupakan hewan yang sangat malas, sehingga diharapkan ketika mengkonsumsi makanan babi saat Imlek maka masyarakat China dan keturunannya tidak akan menjadi pemalas.
Baca Juga: Siapa Pemilik Satelit Terbanyak di Luar Angkasa?
Nah bagi beberapa masyarakat etnis Tionghoa Muslim, daging babi ini umumnya diganti menjadi daging sapi atau daging ayam.
Ciri khas selanjutnya yang tidak boleh dilewatkan ketika Imlek tiba adalah kue keranjang. Tak lengkap rasanya perayaan Imlek tanpa kue coklat yang satu ini.
Kue keranjang atau biasa disebut sebagai Nian Gao, berarti kue tahunan karena hanya dibuat setahun sekali yaitu menjelang Imlek. Bahan dasarnya sederhana yakni tepung ketan dan gula merah. Kue keranjang umumnya berbentuk bulat dan agak tebal. Dari filosofinya, kue keranjang ini sebenarnya merupakan bentuk harapan keluarga agar dapat terus bersatu dan melewati berbagai masalah yang terjadi pada tahun tersebut.
Barongsai merupakan tarian tradisional China. Pemainnya menggunakan sarung yang menyerupai singa dengan warna dominan merah dan kuning. Atraksi Barongsai adalah salah satu budaya yang wajib dilakukan ketika Imlek tiba.
Baca Juga: 8 Arti Mimpi Buang Air Besar, Bisa Jadi Pertanda Baik dan Buruk
Barongsai selalu ada saat perayaan Imlek sebagai kepercayaan bahwa barongsai bisa mengusir nasib buruk.
Itulah deretan pembahasan mengenai Imlek, mulai dari sejarah, mitos, hingga beberapa hal yang tidak boleh dilewatkan saat merayakan Tahun Baru Imlek 2019. Tradisi Imlek akan lebih semarak dengan adanya persiapan yang matang serta perayaan bersama keluarga.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…