JEDA.ID–Isu tisu magic kembali mencuat setelah Ridwan Solihin alias Emen membunuh OS, 28, pekerja seks komersial (PSK) di Karawang, Jawa Barat. Emen mengaku meminum vitamin dan menggunakan tisu magic sebelum kencan yang berujung pembunuhan itu.
Sebagaimana dikutip dari Detikcom, keduanya berkencan di hotel pada Minggu (6/10/2019) sekitar pukul 23.00 WIB. ”Karena terlalu lama [hubungan badan], korban protes. Korban mengeluarkan kata-kata yang membuat pelaku sakit hati. Pelaku tak terima,” ujar Kasatreskrim Polres Karawang AKP Bimantoro Kurniawan, Selasa (15/10/2019).
Sebelum kejadian ini, tisu magic sempat menjadi sorotan saat Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya menyita berbagai barang dari calon jemaah haji (calhaj). Barang sitaan dari calhaj tersebut meliputi rokok, aneka jamu, obat kuat, dan tisu magic.
Selama ini tisu magic diklaim sebagai salah satu cara memperbaiki vitalitas pria terutama dalam kasus ejakulasi dini. Namun, anggapan itu sbenarnya tidak sepenuhnya benar.
Pakar andrologi dan seksologi Wimpie Pangkahila mengatakan tisu magic sebenarnya bukan sarana memperbaiki vitalitas pria. Penggunaan tisu magic pada area sensitif menimbulkan sensasi kebas yang diharapkan bisa memperbaiki performa seksual.
”Harapannya adalah tidak cepat mengalami ejakulasi karena kulit sekitar area sensitif telah kebas atau mati rasa. Pada beberapa orang mungkin ada efeknya, tapi tidak mengatasi persoalan yang sebenarnya. Jika memang mengalami ejakulasi dini pergilah berobat yang benar supaya masalah segera teratasi,” kata Wimpie sebagaimana dikutip dari Detikcom.
Saat ini banyak tisu magic yang beredar di pasaran. Sebagian besar mengandung sederet bahan-bahan aktif, seperti alkohol, Benzalkonium Chloride, Triclosan, Cocamidopropyl Betain, PEG-78, Glyceryl Cocoate, dan parfum. Selain itu, Magic Tissue juga mengandung ekstrak lidah buaya.
Salah satu kandungan yang menjadi perhatian adalah alkohol. The Material Data Safety Sheet dilansir dari Live Strong menobatkan alkohol di peringkat teratas sebagai salah satu agen pengiritasi kulit yang bisa menyebabkan kulit kering, mengelupas, dan gangguan pada proses regenerasi kulit sehat.
Kandungan Benzocaine dalam tisu magic punya fungsi menunda ejakulasi dini datang. Benzocaine adalah bius lokal yang memblokir sensasi rangsangan yang diterima kulit. Artinya kulit menjadi baal alias mati rasa untuk sementara.
Ada pula kandungan gliserin. Kadar gliserin tinggi dapat meningkatkan koloni jamur candida yang bisa meningkatkan risiko infeksi jamur pada alat kelamin.
Wimpie menyebut bagi beberapa pria, tisu magic mungkin menjadi salah satu cara pria mengatasi masalah seksual yang dialami. Namun, efeknya tidak akan lama sebelum masalah ejakulasi dini kembali dirasakan pria.
Dia berharap pria yang mengalami ejakulasi dini segera berkonsultasi pada dokter, bukan menggunakan barang yang manfaatnya tidak teruji. ”Semakin cepat berkonsultasi dan mendapatkan terapi dari dokter, ejakulasi dini makin cepat teratasi,” sebut dia.
Masalah ejakulasi dini ini menjadi keluhan yang kerap muncul. Penelitian dari Drug Discovery Today Journal tahun 2016 yang menyebutkan sekitar 20-30 persen pria di dunia mengalami ejakulasi dini. Inilah yang menjadi awal mengapa tisu magic banyak ddicari di pasaran.
Beragam studi juga melaporkan 1 dari 3 pria di dunia ini pernah terlalu cepat ejakulasi setidaknya sekali seumur hidup. National Health Service Inggris menyatakan penyebab ejakulasi dini meliputi gangguan prostat, tiroid (kelenjar tiroid yang terlalu aktif atau kurang aktif), menggunakan narkoba, depresi, tertekan.
Selain itu, masalah hubungan dengan pasangan dan kecemasan tentang kinerja seksual juga menjadi penyebab ejakulasi dini. Berbagai obat untuk mengatasi ejakulasi dini juga beredar di pasaran.
Terakhir, pada awal 2019 para ahli medis tengah menguji coba pil untuk mengatasi ejakulasi dini di Tulane University School of Medicine, Amerika Serikat.
Mereka mengujicobakan cligosiban yang dapat digunakan untuk mengobati ejakulasi dini di masa depan. Penelitian itu melacak efek cligosiban pada 200 pria.
Peneliti Sarah Jarvis menjelaskan para peserta pria seluruhnya berjuang melawan ejakulasi dini. Kemudian responden akan dimonitor untuk melihat bagaimana obat itu efektif bekerja.
Sebagaimana dikutip dari Liputan6.com, obat ini menghentikan ikatan oksitosin (hormon cinta) dengan sel-sel dalam tubuh. Berkat fungsi pil yang menghentikan hormon oksitosin, ejakulasi dini bisa ditunda.
Oksitosin memainkan peran besar dalam hubungan dan kehidupan seks. Hormon diproduksi oleh bagian otak yang bertanggung jawab atas sebagian besar perilaku. Hormon ini meningkat saat berhubungan seks, yang membantu seseorang mencapai orgasme.
Namun, mereka menyebut penelitian pil ejakulasi dini masih dalam tahap awal. Para ahli medis mengambil langkah-langkah positif untuk menyembuhkan masalah kesehatan umum.
Peneliti membagi peserta dalam dua kelompok. Kelompok pertama, diberi cligosiban, sementara yang lain diberi plasebo. Peserta yang menggunakan cligosiban terlihat stamina seksual meningkat 3,8 kali lipat. Hasil tersebut dua kali lipat dari kelompok plasebo.
Bila melihat tingginya keluhan tentang masalah ejakulasi dini, isu tisu magic atau obat kuat sampai pil akan terus muncul di masa-masa yang akan datang.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…