JEDA.ID – Kisah tragis Dina Oktavia, 21, dari Surabaya yang ditinggal suami karena kondisi anak yang dilahirkannya mengalami cacat viral di jejaring sosial. Bayi yang baru berusia lima bulan itu mengalami facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele.
Dina mengaku anaknya, Pandhu, mengalami kelainan lantaran dirinya sempat digigit tikus saat masih mengandung tiga bulan. “Kaki saya digigit dua kali selama seminggu. Sampai berdarah kaki saya,” kata Dina dilansir Detik, Selasa (3/12/2019).
Sadar dua kali digigit tikus, tutur Dina, ia kemudian memeriksakan diri ke dokter. Namun dokter mengetahui bahwa ia sedang hamil dan hanya diberi obat oles saja.
Bayinya lahir melalui operasi caesar waktu kandungan berusia 8 bulan. Saat lahir, semua tampak normal namun secara fisik, bayinya mengalami kelainan di bagian wajah.
Dengan kondisi seperti ini, otomatis Pandhu tidak bisa memakai dot untuk minum susu formula. Bahkan, untuk minum ASI pun, Pandhu tidak bisa. Sehingga, harus disuapi sedikit demi sedikit dengan memakai sendok.
Kondisi yang dialami bayi Pandhu memang cukup kompleks. Penjelasan soal facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele tidak banyak ditemukan di literatur medis. Sedangkan hidrosefalus adalah kondisi yang banyak ditemui di sejumlah bayi di dunia.
Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah penumpukan cairan di rongga otak, sehingga meningkatkan tekanan pada otak. Pada bayi dan anak-anak, hidrosefalus membuat ukuran kepala membesar. Sedangkan pada orang dewasa, kondisi ini bisa menimbulkan sakit kepala hebat.
Cairan otak diproduksi oleh otak secara terus menerus, dan diserap oleh pembuluh darah. Fungsinya sangat penting, antara lain melindungi otak dari cedera, menjaga tekanan pada otak, dan membuang limbah sisa metabolisme dari otak. Hidrosefalus terjadi ketika produksi dan penyerapan cairan otak tidak seimbang.
Hidrosefalus dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering dialami oleh bayi dan orang-orang yang berusia 60 tahun ke atas.
Hidrosefalus pada bayi ditandai dengan lingkar kepala yang cepat membesar. Selain itu, akan muncul benjolan yang terasa lunak di ubun-ubun kepala.
Beberapa jenis hidrosefalus, antara lain hidrosefalus kongenital dan hidrosefalus yang didapat (acquired hydrocephalus).
Hidrosefalus kongenital, yaitu kelainan bawaan yang terjadi akibat gangguan di dalam kandungan ibu saat hamil, seperti infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau penyebab lainnya.
Hidrosefalus yang didapat terjadi karena gangguan di dalam otak, seperti misalnya stroke, radang selaput otak, atau tumor otak. Kemudian, kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi cairan otak tersumbat, sehingga terjadi hidrosefalus.
Hidrosefalus adalah kondisi saat terjadinya penumpukan cairan berlebihan di dalam otak. Pada keadaan normal, terdapat cairan otak yang mengisi ruangan-ruangan (ventrikel) di dalam otak dalam jumlah tertentu.
Pada hidrosefalus, jumlah cairan otak tersebut berlebihan, sehingga menimbulkan penekanan sel-sel otak dan gangguan saraf. Beberapa jenis hidrosefalus, antara lain:
Hidrosefalus kongenital, yaitu kelainan bawaan yang terjadi akibat gangguan di dalam kandungan ibu saat hamil, seperti infeksi toksoplasma, kekurangan asam folat, atau penyebab lainnya.
Hidrosefalus yang didapat (acquired hydrocephalus), terjadi karena gangguan di dalam otak, seperti misalnya stroke, radang selaput otak, atau tumor otak. Kemudian, kondisi tersebut menyebabkan sirkulasi cairan otak tersumbat, sehingga terjadi hidrosefalus.
Ada beberapa beberapa kondisi yang memperbesar peluang seorang anak mengalami hidrosefalus pada bayi baru lahir. Salah satunya adalah adanya perkembangan yang tidak normal pada sistem saraf pusat, sehingga menghalangi aliran cairan serebrospinal.
Didorong pula oleh adanya perdarahan di ventrikel otak, sehingga memicu kemungkinan bayi lahir prematur. Selain itu, penyebab lain adalah saat hamil, ibu mengalami infeksi pada rahim, sehingga timbul peradangan di jaringan otak janin. Misalnya akibat infeksi rubella, toksoplasma, gondok atau bahkan cacar air.
Penyebab hidrosefalus kongenital umumnya adalah infeksi pada masa kehamilan, seperti cytomegalovirus (CMV), rubella, mumps, sifilis, atau toksoplasma.
Pada hidrosefalus yang terjadi setelah lahir (acquired hydrocephalus) umumnya disebabkan oleh penyakit di otak yang menimbulkan gangguan sirkulasi cairan otak, seperti stroke perdarahan, tumor otak, cedera otak yang parah, radang otak, atau radang selaput otak.
Hidrosefalus ditangani dengan cara operasi. Tujuannya adalah mengembalikan dan menjaga kadar cairan di dalam otak. Dr. Tjin Willy di laman Alodokter menyebut metode operasi yang biasanya diterapkan pada pasien hidrosefalus adalah:
Shunt adalah selang khusus yang dipasang di dalam kepala untuk mengalirkan cairan otak ke bagian lain di tubuh, agar mudah terserap ke dalam aliran darah. Bagian tubuh yang dipilih untuk mengalirkan cairan otak adalah rongga perut. Operasi ini juga disebut dengan nama VP shunt.
Beberapa penderita hidrosefalus bisa memerlukan shunt untuk seumur hidupnya. Oleh karena itu, pemeriksaan rutin perlu dilakukan, guna memastikan shunt tetap bekerja dengan baik.
ETV dilakukan dengan membuat lubang baru di dalam rongga otak, agar cairan di dalam otak bisa mengalir ke luar. Prosedur ini sering kali diterapkan pada hidrosefalus yang disebabkan oleh penyumbatan di dalam rongga otak.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…