JEDA.ID – Generasi muda Nahdlatul Ulama (NU) patut berbangga dengan kemunculan sejumlah Kyai baru yang mulai jadi idola baru publik. Kiai-kiai muda NU ini dengan mudah diterima di kalangan milenial yang kebanyakan tidak bisa lepas dari media sosial dan Internet.
Sosok Gus Miftah menjadi salah satunya. Menjadi semakin terkenal setelah videonya viral, Gus Miftah menjangkau lebih banyak audiens. Dakwahnya yang logis dan moderat menjadi populer di kalangan milenial.
Tokoh lain yang cukup populer di media sosial adalah Nadirsyah Hosen. Dari Twittternya, Hosen menyebarkan pemikiran-pemikirannya tentang Islam. Dia juga dikenal produktif menulis sejumlah buku dari mulai Mari Bicara Iman (2011), Islam Yes Khilafah No (2018), hingga Saring Sebelum Sharing (2018).
Ada pula Husein Ja’far Al Hadar. Dakwah santainya berhasil diserap lantaran dianggap relevan dan disampaikan dengan bahasa yang ringan. Ditambah kolaborasinya dengan duo Majelis Lucu (MLI) Coki Pardede-Tretan Muslim, cakupan dakwahnya menjadi semakin luas dan berkembang.
Selain tokoh-tokoh itu, NU juga punya sosok mumpuni seperti Kiai Bahaudin Nursalim alias Gus Baha. Meski tidak pernah membuat akun Youtube, dakwahnya cukup banyak ditemui di Youtube. Banyak netizen lewat kesadarannya masing-masing membagikan rekaman ceramah Gus Baha, bahkan rekaman yang hanya ada suaranya saja.
Dirakum dari berbagai sumber, berikut Kiai muda NU yang beberapa tahun terakhir populer di kalangan milenial;
Pernah menjabat sebagai asisten pribadi Gus Dur, Kiai asal Sleman, Yogyakarta ini memiliki nama asli Ahmad Muwaffiq. Mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) ini dikenal sebagai Kiai dengan pemahaman sejarah yang sangat mendalam.
Sempat mendapat julukan “Kayi Kampung” Gus Muwafiq dengan mudah diterima publik lantaran gaya bahasanya yang membumi.
Apalagi, penjabarannya soal persoalan-persoalan kekinian dianggap relevan dengan zaman. Gus Muwafiq juga membalut ceramahnya dengan gaya humoris.
Menjadi lebih istimewa, lantaran dia membawa banyak referensi tak lazim dalam ceramahnya. Jika umumnya kiai memaparkan referensi berupa kitab atau kisah riwayat, Gus Muwafiq justru kerap membawakan referensi berupa serial-serial televisi.
Tak jarang, serial televisi yang ia garap sebagai referensi merupakan serial anak-anak seperti Samurai-X, Naruto, bahkan sampai Upin-Ipin.
Gus Baha adalah alumni Pondok Pesantren Al-Anwar Karangmangu, Sarang, Rembang di bawah asuhan KH. Maimoen Zubair. Gus Baha memiliki nama lengkap Ahmad Bahauddin Nursalim.
Pemahaman Gus Baha tentang ragam keilmuan di dalam Islam dan ilmu-ilmu al-Quran telah diakui oleh banyak ulama besar seperti Ustaz Adi Hidayat hingga penulis kitab Tafsir Al-Misbah, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab.
Ustaz Adi Hidayat dalam salah satu ceramahnya menyebut Gus Baha sebagai Manusia Al-Qur’an. Hal ini lantaran kemampuannya menjelaskan Al-Qur’an untuk banyak perkara dengan fasih.
Tanpa terekam media, Gus Baha datang ke satu pesantren ke pesantren lain. Dia memberikan paparan tentang tafsir dan hadis.
Misalnya di Pesantren Sidogiri, ia mengisi Pengaruh Israiliyat Terhadap Penafsiran Alquran. Lain waktu ia menyampaikan paparan dalam seminar tafsir dan hadis di Pesantren Fathul Ulum, Kwagean, Kediri. Di Ma’had Ali Pesantren Maslakul Huda ia mengkaji Kontekstualisasi Ayat-Ayat Perang dalam sebuah kuliah umum.
Dalam pengajiannya ia menegaskan sebagai bukan penceramah atau mubalig. Ia mengaji. Sambil membaca kitab Jalalain misalnya, ia membacakan juga sejumlah rujukan yang relevan dengan tema yang dibahas.
Awalnya ia menolak untuk muncul di Youtube, tapi membolehkan para santrinya untuk merekam. Para santri ini lalu berhimpun dalam aplikasi telegram untuk saling berbagi rekaman pengajian Gus Baha. Ada juga yang menggunakan media dan aplikasi lain.
Baru belakangan Gus Baha berkenan pengajian atau ceramahnya tayang di Youtube. Itulah sebabnya dalam tampilan di Youtube, pengajiannya kebanyakan masih berupa audio.
Kiai muda NU yang memiliki nama lengkap Miftah Maulana Habiburahman ini adalah Pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta. Dia dikenal sebagai ulama muda yang gencar berdakwah bagi kaum marjinal.
Akhir-akhir ini, nama Gus Miftah menjadi topik hangat netizen Indonesia. Hal itu tidak lepas dari peran beliau menuntun Deddy Corbuzier mengucap kalimat syahadat.
Perjalanan dakwah Gus Miftah, kyai asal Ponorogo kelahiran Lampung ini dimulai saat usianya masih 21 tahun. Pada sekitar tahun 2000-an, Gus Miftah yang sering salat tahajud di sebuah musala sekitar Sarkem, sebuah area lokalisasi di Yogyakarta, kemudian berniatan berdakwah. Saat itu ia ditemani Gunardi atau Gun Jack sosok yang menjadi penguasa pada saat itu.
Bermula dari kegiatan tersebut, kajian agama mulai rutin digelar oleh Gus Miftah. Meski awalnya banyak tantangan, tapi saat ini sejumlah pekerja dunia malam sudah menerima kehadirannya. Tidak jarang, ketika pengajian sejumlah jemaah meneteskan air mata dan mulai merubah perilakunya secara perlahan.
Berbeda dengan dulu saat mendapat penolakan ketika hendak memberi kajian, kini banyak pekerja malam yang merasa butuh untuk mendapat pengajian. Tidak jarang beberapa banyak pekerja malam kemudian berhijrah menjadi lebih baik. Sejak lima tahun terakhir langkahnya pun didukung oleh Maulana Habib Luthfi bin Yahya asal Pekalongan.
Nama kiai muda yang satu ini belakangan cukup populer. Rekaman video perdebatannya dengan para pemuka Wahabi di Indonesia tersebar melalui Youtube. Idrus Ramli juga menjadi terkenal lantaran video perdebatannya dengan Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siradj.
Idrus Ramli sempat menjawab Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur. Gaya ceramah yang argumentatif memancing perhatian banyak orang.
Kiai kelahiran Rambipuji, Jember, 1 Juli 1975 ini selalu menyampaikan dasar dan dalil kuat berdasarkan perkataan ulama salaf. Cara bicaranya yang tegas dan mantap saat debat membuat publik kagum.
Idrus Ramli mulai masuk pesantren Sidogiri tahun 1986 setamat SD. Ia mondok di Sidogiri hingga 2004. Tahun 1994, dia menjadi guru tugas di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Darut Tauhid, Injelan, Panggung, Sampang, Madura.
Kiprahnya dalam forum ilmiah bahtsul masail telah dimulai sejak 1996 ketika di pesantren Sidogiri.
Di luar pesantren, Idrus Ramli aktif menulis buku-buku seputar Aswaja dan amaliah NU. Buku karyanya yang laris antara lain Pintar Berdebat dengan Wahabi hingga Mazhab Asy’ari Benarkah Ahlussunah Waljamaah.
Ahmad Anwar Zahid alias KH. Anwar Zahid lahir di Bojonegoro, 11 Maret 1974. Anwar Zahid adalah pengasuh Yayasan Pondok Pesantren Sabilun Najah yang beliau dirikan sendiri.
Anwar Zahid semula begitu populer lewat ceramah dari satu majelis ke majelis lain, dari satu panggung ke panggung lain. Belakangan ceramahnya juga beredar di Youtube diunggah oleh banyak akun.
Ceramah Anwar Zahid lebih banyak diterima di kalangan awam lantaran gaya berceramahnya yang humoris. Suggestion pertama ketika mengetik Anwar Zahid di laman pencarian adalah tentang ceramahnya yang lucu.
Ceramah Anwar Zahid memang penuh dengan humor dan menyenangkan. Meski demikian, beliau tidak mengesampingkan kualitas dari isi ceramahnya. Gaya bicaranya yang lugu membuat publik tertarik lantaran mereka juga menggunakan bahasa yang sama.
Anwar Zahid juga banyak menggunakan perumpamaan-perumpamaan yang logis dan menggelitik.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…