JEDA.ID – Nama Bernard Arnault meroket usai disebut-sebut bakal menggeser Jeff Bezos dan Bill Gates di daftar orang terkaya di dunia. Pendiri merek fashion Louis Vuitton ini sekarang menjadi orang terkaya di Eropa.
Peluang Bernard Arnault untuk menjadi yang terkaya di dunia terbuka usai Louis Vuitton mengakuisisi perusahaan perhiasan mewah Tiffany & Co. pada tahun 2020. Dilansir Fox Bussiness, Kamis (28/11/2019), akuisisi dikabarkan untuk memperkuat merek milik Louis Vuitton Moët Hennessy (LVMH).
Pengumuman akuisisi LVMH mengerek saham Tiffany & Co. yang sempat mengalami penurunan penjualan di Amerika Serikat sekitar 4 persen. Saham Tiffany & Co. melonjak sebesar 19 persen dari US$98,55 atau Rp138 juta menjadi US$129,72 atau Rp182 juta dalam tiga hari berturut-turut.
Sementara itu, LVMH melaporkan peningkatan 15 persen dalam pendapatan di seluruh dunia, pada paruh pertama 2019 dibandingkan dengan 2018. Nilainya mencapai 25,1 miliar euro, atau lebih dari US$27,65 miliar setara Rp389 triliun, dalam enam bulan pertama tahun ini.
Kini, Arnault pun bergabung dalam klub miliarder dunia, di atas US$100 miliar bersama Jeff Bezos dan Bill Gates.
Louis Vuitton (LV) yang merupakan bagian dari LVMH merupakan salah satu brand fashion ternama dengan harga yang cukup tinggi. LV pernah menjadi brand fashion paling bernilai pada 2017 versi situs Interband.
Sementara dalam kategori umum alias Best Global Brands, ia menempati urutan ke-19. Posisinya berhasil menyaingi merek populer lain semisal Gucci dan Hermes.
LV menjadi brand ternama melewati perjalanan yang panjang dengan strategi bisnis yang jitu. LV berhasil menggaet pelanggan dengan menggabungkan tradisi dan inovasi.
Saat pertama kali berdiri, pelanggan dapat melakukan personalisasi pesanan serta memesan desain khusus. Kebijakan ini masih berlaku hingga saat ini.
Louis Vuitton melebarkan sayapnya gak cuma pada produksi koper atau peti, namun juga barang-barang fashion seperti pakaian, sepatu, parfum, jam tangan, hingga buku.
Untuk menjaga kualitas, produksi LV memadukan teknik manual dengan teknologi. Produk dikerjakan oleh tangan-tangan ahli sehingga kualitas terjaga, sementara teknologi dipakai buat memastikan kesamaan kualitas antar produk.
Louis Vuitton menghindari produksi massal seperti brand-brand kelas menengah ke bawah. Semakin eksklusif produk semakin mahal harganya.
LV sering mengeluarkan seri produk dalam jumlah yang terbatas. Strategi ini bikin pelanggan takut kehabisan sehingga gak berpikir panjang buat segera membeli.
Di sisi lain, barang yang diproduksi secara terbatas juga bisa menjadi daya tarik buat pembeli. Mungkin hitung-hitung investasi.
Pembeli tidak bisa dapat produk brand ini di sembarang tempat. Maklum, LV emang gak memasarkan produknya di sembarang toko, termasuk department store.
Dengan strategi ini, pelanggan harus menuju langsung ke toko resminya. Strategi ini bikin Louis Vuitton menjadi produk yang mewah sekaligus eksklusif.
Sepanjang sejarah berdiri, LV tak pernah mengadakan sale atau diskon harga. Strategi ini bikin mereka dipandang sebagai merek yang mewah. Kebijakan ini beda dengan kompetitor sekelas seperti Hermes dan Chanel.
Strategi Louis Vuitton ini bikin produk-produknya jadi barang mewah yang bisa bertahan hingga ratusan tahun.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…