JEDA.ID – Masih ingatkah Anda pada gorila Koko, hewan cerdas yang pernah hidup hingga 46 tahun dan meninggal pada 2018 lalu?
Koko terkenal memiliki kemampuan berbahasa isyarat yang diajarkan oleh pelatihnya sejak Koko berusia satu tahun.
Karena kecerdasaanya inilah ia dinobatkan sebagai duta untuk semua gorila, serta ikon komunikasi antar spesies dan empati.
Selain gorila, ternyata ada beberapa hewan yang diakui oleh ilmuan sebagai hewan pintar di dunia. Walaupun tidak mempelajari bahasa isyarat seperti Koko, mereka menggunakan Bahasa isyarat lain yang dapat diartikan oleh para peneliti.
Ilmu yang mempelajari tentang komunikasi hewan atau zoosemiotik telah berkembang secara cepat dewasa ini. Zoosemiotik mempelajari komunikasi di antara spesies hewan sejenis tidak hanya dilakukan melalui suara, tapi juga bisa lewat visual seperti gerak isyarat, ekspresi wajah, tatapan mata dan penciuman.
Bahkan spesies tertentu yang hidup di air dapat melakukan komunikasi melalui sinyal dan getaran frekuensi tertentu. Nah berikut beberapa hewan yang dinyatakan cerdas karena Bahasa isyaratnya, seperti melansir dari beberapa sumber:
Jangan Ditiru, Ini Sederet Aksi Prank Berujung Penjara Hingga Kematian
Melansir dari Detik.com, Rabu (13/5/2020) gajah merupakan hewan yang memiliki otak terbesar dari seluruh hewan di daratan. Selain itu, bagian otaknya juga memiliki jumlah neuron sama dengan manusia.
Kemampuan belajar hewan ini sangat baik, bahkan mereka dapat mengenali diri sendiri saat dihadapkan dengan cermin. Di alam liar, gajah mampu menunjukkan rasa empati, iba, hingga keinginan untuk membantu.
Gajah juga diklaim sebagai satu-satunya mamalia darat bertubuh besar yang berkomunikasi menggunakan sinyal seismik dengan menghentakan kakinya ke tanah sehingga dapat menghasilkan getaran yang merembet di permukaan tanah.
Melansir dari salah satu sumber, sebuah video yang dipublikasikan The New York Times menunjukkan seekor burung gagak mencoba mengambil makanan dari dalam tabung yang berisi air.
Untuk mengambil makanan dari tabung yang dalam tersebut, gagak itu menjatuhkan batu ke dalamnya sehingga volume air naik dan ia bisa dengan mudah mengambil makanan dari dalam tabung. Bahkan ketika diharuskan untuk memilih antara menggunakan benda yang berat atau benda yang ringan untuk mengambil makanannya, gagak bisa memilih di antara keduanya.
Menyadur dari Discovery News, sama seperti gajah, lumba-lumba hidung botol juga memiliki kesadaran sosial yang sangat baik di alam liar.
Sebagai mamalia yang hidup di laut, lumba-lumba mengembangkan cara komunikasinya dengan penerimaan rangsangan yang canggih, melalui sistem sonar. Sistem ini juga menghindarkan lumba-lumba dari benturan benda-benda yang ada di depannya.
Menurut Stephanie King, dari unit penelitian mamalia laut University of St. Andrew, Skotlandia, lumba-lumba mampu berkomunikasi kepada teman-temannya saat mereka merasa kesepian. Mereka mampu mengidentifikan dirinya dengan sebutan tertentu untuk menginformasikan jenis kelamin, usia, status kawin dan kesehatan mereka. Lumba-lumba juga mampu menirukan bunyi seperti peluit saat mereka ingin bergabung dengan kawanannya.
Viral Tas dan Sepatu Berjamur di Mal, Ini Tips Merawat Koleksi Kulit Agar Awet
Jenis-jenis burung paruh bengkok ternyata tidak hanya mampu menirukan suara manusia, tetapi juga dapat mengembangkan sistem komunikasinya.
Jonathan Balcombe, seorang ilmuwan riset senior dari Physicians Committee for Responsible Medicine, mengatakan bahwa burung nuri yang diajari dalam penelitiannya ternyata tidak hanya menirukan suaranya, tetapi juga mampu memahami arti dari kata-kata tersebut.
Bahkan burung yang terlatih mampu mengkomunikasikan jenis makanan favorit, atau rasa dari makanan yang mereka makan. Jenis nuri bayan dengan nama latin Eclectus roratus merupakan salah satu jenis burung paruh bengkok yang paling akurat dalam meniru nada bahasa dan suara manusia.
Paus bungkuk mengeluarkan suara atau memiliki vokalisasi berbeda ketika mereka akan makan, mencari jodoh atau kegiatan lainnya. Selain itu melakukan bahasa tubuh juga penting bagi mereka.
Luke Rendell, pengajar di University of St Andrews, Skotlandia, mempelajari perilaku paus bungkuk yang ada di lepas pantai New England, Amerika Serikat.
Dari hasil studinya, diketahui bahwa komunikasi dan transmisi kultural atau peyampaian pesan sangat penting di dalam populasi paus bungkuk. Paus bungkuk tidak hanya belajar bernyanyi, tetapi mereka juga mempelajari teknik-teknik yang memungkinkan mereka mampu mencegah pengaruh perubahan dalam rantai ekologi makanan.
Meskipun bernama anjing, tetapi anjing padang rumput atau prairie dog, Cynomys sp. yang hidup di Amerika Utara bukanlah jenis anjing yang umumnya dikenal, tetapi meraka merupakan jenis hewan pengerat, rodentia.
Kimberley Pollard, seorang peneliti di UCLA, dan rekannya Daniel Blumstein yang mempelajari anjing padang rumput dan spesies hewan pengerat lainnya, menyimpulkan bahwa setiap individu anjing padang rumput memiliki suara unik yang berbeda satu sama lain, layaknya manusia.
Suara yang dihasilkan tersebut digunakan oleh anjing padang rumput untuk saling berkomunikasi diantara sesamanya baik untuk memanggil atau memperingatkan yang lain jika ada bahaya yang mengancam. Selain lewat suara, hewan tersebut juga menunjukkan komunikasi lewat sentuhan, pelukan, ciuman serta belaian.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…