JEDA.ID – Belangkas atau bernama ilmiah limulidae merupakan hewan unik menyerupai helm dengan ekor yang panjang. Orang Inggris biasa menyebut belangkas dengan horseshoe crab atau kepiting tapal kuda karena bentuknya mirip tapal kuda.
Binatang yang masuk jenis artropoda atau hewan beruas ini sudah ada sebelum munculnya dinosaurus atau sekitar 200 juta tahun yang lalu.
Belangkas termasuk hewan nokturnal yang beraktivitas pada malam hari, khususnya saat bulan pernama. Hewan purba ini biasa memakan cacing laut, kerang, dan ikan kecil.
Untuk mencari mangsanya, belangkas akan mengandalkan rambut-rambut kecil di sekitar mulutnya untuk mengais-ngais dasar laut. Menariknya hewan yang kerap dianggap mengerikan ini justru dapat menyelamatkan nyawa manusia. Berikut ini beberapa fakta menarik tentang horseshoe crab seperti dilansir dari berbagai sumber:
Dari Semut hingga Kucing, Ini Deretan Hewan yang Mampu Prediksi Bencana Alam
Melansir Wikipedia, Rabu (24/6/2020) satwa yang memiliki tempurung keras ini hidup di perairan dangkal, yakni kawasan payau dan hutan mangrove. Tempat-tempat yang menjadi habitat asli belangkas adalah pesisir Asia Pasifik termasuk Indonesia, Asia Selatan, dan Amerika Utara bagian Tenggara.
Walaupun disebut kepiting tapal kuda, namun belangkas bukanlah jenis kepiting. Mereka juga tidak memiliki antena layaknya kepiting. Belangkas termasuk chelicerata yaitu sebuah subfilum yang mencangkup arachinda. Jadi walaupun hidup di laut, belangkas masih berkerabat dengan hewan arachinda yakni laba-laba, kalajengking dan tungau.
Belangkas sering disebut fosil hidup karena telah ada di bumi sekitar 200 juta tahun yang lalu sebelum munculnya dinosaurus. Satu-satunya wakil dari kelompok Xiphosurida yang masih bertahan hidup di bumi. Cetakan fosil hewan ini tidak mengalami perubahan bentuk sejak masa Devon atau sekitar 250 hingga 400 juta tahun yang lalu. Dibandingkan dengan bentuknya yang sekarang, meskipun jenisnya tidak sama.
Belangkas betina biasa menanam telur-telurnya di dalam lubang pasir pantai. Sedangkan yang jantan akan mengeluarkan spermanya untuk membuahi telur-telur tersebut. Sekali bertelur, induk belangkas bisa mengeluarkan 120 ribu butir telur, namun biasanya hanya sedikit saja yang akan bertahan hidup hingga dewasa.
Daging dan telur belangkas bisa dikonsumsi. Masyarakat Melayu di Kota Tinggi, Johor, Malaysia biasa menyajikan belangkas dengan menu asam pedas atau sambal tumis. Selain itu belangkas juga bisa disantap walaupun hanya dengan memanggang atau membakarnya saja.
Namun, perlu diperhatikan, belangkas termasuk hewan yang dapat menghasilkan racun memabukkan. Hanya bagian tertentu saja yang boleh dimakan dan hanya seseorang yang sudah terbiasa atau ahli saja yang dapat menyajikannya.
Masyarakat jawa menyebut belangkas jantan dengan mimi sedangkan betinanya dengan nama mintuno. Menariknya filosofi jawa mengibaratkan mimi dan mintuno merupakan sepasang hewan sejoli yang terkenal setia sehidup-semati. Ini karena belangkas termasuk binatang monogemik, sehingga sering dijadikan sebagai lambang cinta sejati atau kesetiaan karena hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya.
Uniknya, konon apabila mimi dan mintuno tidak dimasak bersamaan maka ia akan mengeluarkan racun, sedangkan kalau dimasak secara bersamaan maka hewan ini dapat dikonsumsi normal.
Melansir salah satu sumber, berdasarkan SK Menteri Kehutanan No.12/Kpts-II/1987 dan Peraturan Pemerintah RI No.7/1999, belangkas merupakan salah satu sumber daya genetik yang dilindungi. Satwa ini mempunyai risiko kepunahan yang tinggi akibat adanya degradasi habitat, reklamasi, pencemaran, perburuan komersial, hilangnya habitat dan sumber makanan, perubahan kondisi air, serta peningkatan predasi.
Penyebab dan Cara Menghentikan Kecanduan Makan Mi Instan
Berbeda dengan makhluk hidup lainnya yang berdarah merah, kepiting tapal kuda memiliki darah berwarna biru karena mengandung senyawa hemosianin, yaitu zat tembaga dalam protein. Ini karena hemosianin akan memancarkan warna biru kehijauan kalau terkena udara sehingga darah belangkas terlihat berwarna biru.
Darah belangkas yang berwarna biru tersebut bermanfaat untuk industri obat-obatan. Pada 1956 ditemukan bahwa darah belangkas mengandung sel khusus amebosit yang bisa mendeteksi adanya bakteri. Artinya kalau terpapar bakteri, amebosit ini akan mengeluarkan semacam lendir yang mengisoliasi bakteri tersebut supaya tidak menyebar.
Jadi darah belangkas bisa digunakan untuk mengetes steril atau tidaknya suatu komponen obat atau vaksin. Sejak 1970, FDA alias Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mewajibkan segala macam obat dan vaksin yang diberikan melalui suntikan untuk terlebih dahulu dites menggunakan darah belangkas.
Melansir Detik.com, usai diambil, belangkas akan dikembalikan ke habitat asli. Kini penangkapan hewan tersebut semakin berukurang karena peneliti berhasil mengembangkan senyawa sintesis dari darah belangkas.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…