JEDA.ID–Mi instan menjadi salah satu makanan yang kerap dikonsumsi penduduk dunia. Di Indonesia, popularitas mi instan tidak perlu diragukan lagi karena pada 2018 lalu konsumsinya menembus 12,54 miliar bungkus. Bagaimana pembuatan mi instan hingga banyak orang menyukai makanan cepat saji ini.
World Instant Noodles Association (WINA) dalam laman resmi mereka, instantnoodles.org, sebagaimana dikutip Selasa (13/8/2019), memaparkan 13 tahap pembuatan mi instan sebelum dipasarkan kepada masyarakat.
Pada tahap ini ada proses pengadukan dan menguleni bahan baku mi instan. Mesin pencampur mengaduk tepung gandum dan air pencampuran.
Biasanya 0,3-0,4 kg air pencampur pada suhu 20-30˚C diremas ke dalam tepung selama 15-20 menit. Proses ini menghasilkan jaringan textiform adonan yang menghasilkan elastisitas mi instan.
Dalam mesin peracikan, adonan dimasukkan melalui dua rol yang berputar yang menggabungkan dua sabuk mi menjadi satu sabuk tunggal. Proses ini membantu mendistribusikan bahan secara merata. Kadang adonan dibiarkan selama periode waktu tertentu hingga matang.
Pembuatan mi instan berlanjut dalam rol bergulir. Diproses ini, sabuk mi setebal 10 milimeter ditekan dengan rol penekan dan diratakan dengan ketebalan sekitar 1 milimeter.
Mi dilewatkan melalui lebih dari empat pasang rol dan menjadi lebih tipis secara bertahap. Proses ini memperkuat jaringan textiform dan memberikan elastisitas pada mi.
Mi instan yang dipasarkan sebagian besar bentuknya bergelombang. Proses pembentukan gelombang dalam mi instan dilakukan dalam proses ini. Adanya gelombang ini juga ada tujuannya.
Pembuatan mi instan dalam proses ini bermula dari mi dimasukkan ke dalam slitter, di mana bilah pisau menggunting sabuk mi menjadi mi tipis. Sebagian besar mi instan bergelombang.
Ditekan ke atas dan ke bawah dengan lembut dan mi yang dipotong oleh slitter menjadi bergelombang. Bentuk bergelombang memberi ruang di antara mi yang mencegah mi saling menempel.
Proses panjang pembuatan mi instan di tahapan pengukusan. Rata-rata mi instan dikukus selama 1-5 menit pada suhu 100˚C untuk melakukan pregelatinisasi tepung mi.
Setelah melalui proses pengukusan sekitar 5 menit, mi yang sudah dikukus itu dicelupkan ke dalam bumbu.
Berapa panjang mi instan yang biasa dikonsumsi? Dalam proses pembuatannya, mi instan dipotong sepanjang 40-70 sentimeter. Setelah melalui proses pemotongan itu, mi dimasukkan ke dalam cetakan logam berbentuk bulat atau persegi.
Pada tahap inilah, bentuk mi instan siap edar sudah diketahui. Maka itu, tidak jarang kita menemukan ada mi instan yang bentuknya bulat atau berbentuk persegi.
Meski bentuk mi instan sudah terlihat jelas, pembuatan berlanjut ke proses flash fryer. Biasanya kadar air mi instan bisa dikurangi dengan baik dengan digoreng atau dikeringkan.
Untuk mi yang digoreng prosesnya adalah mi dalam cetakan logam melalui minyak goreng 140-160˚C selama satu atau dua menit. Ini menjadikan kadar air 30-40% dalam adonan berkurang menjadi 3-6%. Ini pula yang menjadikan pregelatinisasi dipercepat.
Untuk mi yang tidak digoreng caranya adalah mi dalam cetakan logam ditempatkan di udara-kering dan kenai dengan udara panas sekitar 80˚C selama lebih dari 30 menit.
Setelah proses dehidrasi selesai, pembuatan mi instan berlanjut diproses pendinginan. Mi yang berada pada suhu 100˚C didinginkan dengan udara. Proses pendinginan ini diikuti oleh serangkaian pemeriksaan cermat untuk berat, bentuk, warna, kekeringan, kondisi penggorengan, suhu pendinginan, dll.
Berapa berat mi instan yang dijual di pasaran? Untuk porsi standar biasanya 85 gram. Namun, ada pula produsen yang menjual dengan berat yang lebih besar. Ada pula untuk prosi jumbo, beratnya di atas 100 gram.
Berat mi instan dihitung secara cermat dalam proses pembuatan. Mi secara otomatis dihilangkan dari jalur produksi jika ada bahan logam terdeteksi atau beratnya di luar kisaran yang ditentukan sebelumnya.
Tahap akhir pembuatan mi instan sudah hampir sampai. Mi yang sudah jadi dikemas ke dalam kantong film atau ke dalam wadah gelas bersama dengan bumbu dan tambahan lainnya yang kemudian ditutup dengan tutup aluminium foil, dll.
Pemeriksaan berat mi instan dilakukan untuk kali kedua setelah ditambah bumbu dan bahan lainnya dan dibungkus. Produk secara otomatis dihilangkan dari jalur perakitan jika beratnya di luar kisaran yang ditentukan sebelumnya.
Produk yang sudah jadi secara otomatis dimasukkan dalam kardus yang siap diedarkan. Tercatat selama 2018 lalu, ada 103,63 miliar bungkus mi instan yang beredar di seluruh dunia.
Itulah proses pembuatan mi instan di perusahaan-perusahaan yang ikut bergabung dalam WINA.
Organisasi itu menyebut produsen mi instan berupaya memastikan keamanan pangan dari hasil produksi mi instan dengan berbagi informasi tentang keamanan pangan dan mengadakan Konferensi Keamanan Pangan.
Perusahaan anggota WINA juga bekerja terus-menerus untuk meningkatkan kualitas produk mereka untuk menjamin keamanan pangan.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…