JEDA.ID– WHO mengeluarkan pedoman terbaru masker. Salah satu poin penting rekomendasi WHO dalam pedoman terbaru masker kali ini adalah pemakaian masker di ruangan dengan ventilasi buruk.
Pada Juni lalu, WHO mendesak seluruh warga untuk tetap memakai masker kain, tidak hanya di luar ruangan tetapi di dalam ruangan yang berisiko tertular Covid-19. Kini, WHO menyebut anak 12 tahun ke atas harus selalu memakai masker di tempat dengan ventilasi buruk termasuk saat menerima tamu di rumah.
WHO menyarankan untuk tetap memakai masker di luar maupun dalam ruangan dengan ventilasi yang baik. Rekomendasi WHO juga mengharuskan setiap orang setidaknya menjaga jarak satu meter demi mencegah penularan Covid-19.
“Dalam semua skenario, masker yang melindungi dari penularan virus daripada infeksi perlu disertai dengan tindakan pencegahan lain seperti mencuci tangan,” kata WHO seperti dikutip dari detikcom, Kamis (3/12/2020).
WHO menyarankan agar setiap orang yang melakukan aktivitas fisik berat tidak memakai masker terlebih dulu dengan beberapa risiko terkait. Hal ini terutama ditujukan bagi pengidap asma.
WHO juga menyoroti aktivitas olahraga di gym, yang tetap perlu melakukan protokol Covid-19.
“Ventilasi yang memadai, jarak fisik dan desinfeksi permukaan dengan sentuhan tinggi di gym harus dipertahankan, atau penutupan sementara harus dipertimbangkan,” tambahnya.
“Petugas kesehatan dapat mengenakan masker respirator N95 jika tersedia saat merawat pasien Covid-19, tetapi satu-satunya perlindungan yang terbukti adalah ketika mereka melakukan prosedur yang menghasilkan aerosol yang membawa risiko lebih tinggi,” kata WHO.
Pedoman Covid-19 terkait penggunaan masker kembali diperbaharui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dari pembaharuan ini, satu poin penting yang direkomendasikan adalah menggunakan masker di ruangan yang memiliki ventilasi yang buruk.
1. Memakai masker dalam ruangan berventilasi buruk termasuk di rumah (saat menerima tamu)
2. Usia 12 tahun ke atas wajib memakai masker
3. Masker harus tetap digunakan saat ventilasi ruangan baik jika ada risiko tertular Corona, dengan tetap menjaga jarak 1 meter.
4. Tenaga medis tetap dapat menggunakan masker N95
5. Aktivitas fisik berat tak disarankan memakai masker khususnya pengidap asma.
Berdasarkan panduan terbaru Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), masker kain berbahan katun dengan jumlah benang yang tinggi menjadi pilihan terbaik untuk melindungi diri dari virus corona (Covid-19).
“Carilah tenunan ketat dari 100 persen katun,” sebut CDC dalam pedoman barunya.
Bagaimana memastikan masker tersebut efektif?
“Gunakan uji cahaya untuk memeriksa tenunan, jika Anda dapat dengan mudah melihat garis besar serat individu saat Anda mengangkat masker ke arah cahaya, kemungkinan itu tidak akan efektif,” sebut CDC.
Menurut CDC, beberapa lapisan kain dengan jumlah benang yang lebih tinggi terbukti efektif menangkal Covid-19 lebih tinggi dibandingkan masker satu lapisan kain dengan jumlah benang yang lebih rendah.
“Dalam beberapa kasus menyaring hampir 50 persen partikel halus yang kurang dari 1 mikron,” sebut CDC.
“Masker kain dalam beberapa penelitian yang dilakukan. setara dengan masker bedah sebagai penghalang untuk pengendalian sumber,” tegas CDC.
Beberapa masker yang tidak disarankan oleh CDC maupun ilmuwan lainnya salah satunya adalah masker yang memiliki exhaust. Sederet jenis masker ini tidak disarankan:
CDC menyebutkan bahwa penggunaan masker jenis ini memungkinkan udara di dalam masker yang mungkin saja terdapat virus di dalamnya, terhembus keluar melalui lubang katup.
“Masker dengan katup atau ventilasi pernapasan TIDAK boleh dipakai untuk membantu mencegah orang yang memakai masker menyebarkan Covid-19 ke orang lain,” tulis CDC di laman resminya.
Spesialis paru dari RS Persahabatan dr Erlang Samoedro, SpP, juga membenarkan bahwa penggunaan masker exhaust tidak efektif untuk pencegahan dan pengendalian virus Corona. Bahkan masker exhaust disebut bisa membahayakan orang lain.
“Kalau orang terkonfirmasi sakit Covid-19 kemudian pakai masker ini, sama saja nggak pakai masker. Dia terlindungi dari ancaman luar, tapi justru mengancam orang di luar,” kata Erlang kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh University of Duke, masker buff menawarkan perlindungan terhadap virus Corona sangat kecil. Dalam studi tersebut, terlihat bahwa dari 14 jenis masker, jenis masker buff atau yang sering digunakan oleh pengendara motor, tidak bisa menahan laju droplet ketika berbicara.
“Kami menghubungkan ini dengan…tekstil memecah partikel-partikel besar menjadi banyak partikel kecil,” kata Dr. Martin Fischer, ahli kimia, fisikawan dan penulis studi, dikutip dari CNBC International.
Masker buff juga disebut menghasilkan lebih banyak droplet dibandingkan jika tidak memakai masker sama sekali karena bahan yang digunakan dapat memecah droplet menjadi partikel yang lebih kecil.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…