JEDA.ID-Parosmia menjadi dialami pada penderita long Covid-19. Apakah parosmia itu?
Simak ulasan tentang parosmia di tips kesehatan kali ini ya. Sebagaimana diketahui, virus corona menyerang sistem pernapasan yaitu hidung dan tenggorokan. Gejala yang paling umum adalah batuk kering terus menerus, hilangnya indera perasa dan penciuman, serta suhu tubuh yang tinggi.
Dilansir dari Express UK, Senin (28/12/2020), bukti anekdot dan berbasis penelitian anyar muncul dari gejala baru virus corona yang mungkin terkait dengan hilangnya kemampuan perasa dan penciuman pada penderita.
Orang-orang yang menderita virus dalam jangka panjang melaporkan bahwa mereka dapat terus-menerus mencium bau yang mengerikan seperti belerang, ikan, roti bakar, atau bau manis yang tidak enak. Ini disebut parosmia, yakni ketika indera seseorang terdistorsi.
Healthline.com mendeskripsikan gejala parosmia ketika seseorang mengalami kehilangan intensitas aroma, yang berarti mereka tidak dapat mendeteksi seluruh aroma yang ada di sekitar. Terkadang, parosmia menyebabkan hal-hal yang ditemui oleh pasien setiap hari tampak seperti memiliki bau yang kuat dan tidak menyenangkan.
Nirmal Kumar, ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) sekaligus profesor di Edge Hill University Medical School, termasuk di antara orang pertama yang mengidentifikasi gejala ini pada penderita virus corona.
Dia mengatakan telah melihat dua pasien dengan parosmia. Salah satunya mengatakan bahwa mereka bisa mencium bau ikan menggantikan bau lain dan yang lainnya mengatakan mencium bau terbakar saat tidak ada asap di sekitarnya.
“Keduanya adalah petugas kesehatan dan kami pikir ada peningkatan insiden pada orang muda dan juga pada petugas kesehatan karena paparan virus di rumah sakit. Bagi sebagian orang, itu benar-benar membuat mereka kesal,” katanya seperti dikutip dari Bisnis.com, Senin (28/12/2020).
Beberapa gejala bahwa membuat pasien tidak dapat melakukan tugas-tugas yang relatif sederhana. Selain itu, Covid-19 juga telah menyebabkan banyak komplikasi yang dilaporkan termasuk kehilangan indera pendengaran, rambut rontok berlebihan, dan lain sebagainya.
Selain gejala umum yang biasanya ditemukan pada banyak pasien, Covid-19 juga memiliki beberapa gejala yang tidak umum. Dilansir dari Times of India, Rabu (23/12) berikut ini adalah beberapa gejala tidak biasa yang dapat memengaruhi kesehatan pasca diagnosis Covid-19 seperti dikutip dari Bisnis.com.
Nyeri otot atau myalgia menjadi salah satu faktor umum dari penggandaan virus yang cepat di dalam tubuh, yang dapat menyebabkan nyeri oto dan kedinginan pada persendian dan otot.
Nyeri punggung, nyeri sendi, dan peradangan bisa sangat umum selama hari-hari puncak infeksi dan menyebabkan ketidaknyamanan. Gejala ini dapat dialami di banyak area sensitif dan kaya pembuluh darah.
Saraf, tendon, sendi, dan ligamen juga bisa mengalami nyeri. Sakit punggung dan sakit kepala yang menyiksa juga bisa dialami jika demam tak kunjung turun dan dapat menyebabkan peradangan akut.
Serangan Covid-19 dapat membuat orang merasa cepat lelah dan kehilangan nafsu makan. Untuk pasien yang menderita gejala parah, penurunan berat badan adalah efek samping umum dari penyakit tersebut.
Dengan mengidap virus corona baru, tubuh kehilangan stamina dan massa ototnya, asupan makanan berkurang drastis dan dalam kebanyakan kasus kelamahan fisik ekstrem juga bisa dialami.
Penurunan berat badan yang tidak biasa juga merupakan gejala peradangan cepat atau infeksi kronis. Masalah gastronomi juga bisa memengaruhi usus sehingga penting untuk mengikuti pola makan sehat selama masa pemulihan.
Penggumpalan darah dan hipertensi bisa menjadi dua tanda seorang terinfeksi Covid-19 parah yang seringkali luput dari perhatian. Ini adalah salah satu alasan kenapa pasien dengan gejala ringan juga perlu diperiksa.
SARS-COV-2 dapat memasuki aliran darah dan membekukan arteri serta lapisan dada dan jantung, yang dapat mengganggu aliran darah beroksigen melalui bagian-bagian penting di dalam tubuh.
Dokter juga melihat banyak pasien muda datang ke rumah sakit dengan komplikasi pembekuan darah, menunjukkan bagaimana Covid-19 dapat menimbulkan masalah serius jika diabaikan.
Pembekuan darah dapat menyebabkan komplikasi lain yang berbahaya, misalnya trombosis vena dalam di kaki dan masalah tungkai, yang dapat menyebabkan masalah besar dalam jangka panjang.
Gejala aneh ini bisa lebih umum dialami oleh mereka yang berusia lebih tua, dan rentan mengalami masalah peradangan kronis. Di sisi lain, banyak juga yang mengeluhkan anggota tubuh mati rasa dan kulit berkedut.
Hipoksia telah muncul sebagai salah satu gejala yang tidak biasa, tapi merupakan tanda paling fatal dari keparahan Covid-19 yang dapat menyerang siapapun.
Sementara tingkat oksigen di bawah 90 dikatakan berbahaya, beberapa orang tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan pada tingkat saturasi oksigen yang rendah dan kemudian menderita komplikasi mematikan.
Menurut dokter, cegukan adalah gejala terbaru dan mungkin gejala paling tidak biasa dari penyakit Covid-19 yang harus diperhatikan oleh perawat dan pasien.
Berbagai studi kasus menunjukkan bahwa cegukan yang terus-menerus mungkin merupakan manifestasi Covid-19 yang langka dan tidak biasa. Dalam beberapa kasus, cegukan ini bisa berlangsung lebih dari 48 jam.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…