JEDA.ID-Bagi kalian yang ingin ngehits di TikTok, wajib hukumnya nih menyimak prediksi tren konten TikTok 2021.Penasaran seperti apa tren konten TikTok 2021?
Tips gadget kali ini bakal membahas prediksi tren konten TikTok 2021.
TikTok baru saja mengumumkan daftar 100 kreator dan video teratas di Year in TikTok 2020. Menjelang berakhirnya tahun ini, platform video pendek ini sudah memiliki prediksi tentang tren video di tahun 2021.
Head of User and Content Operations TikTok Indonesia Angga Anugrah Putra mengatakan kategori konten teratas di tahun ini akan terus dikembangkan di tahun depan.
“Yang sudah ada sekarang top kontennya pasti kita maintain. Maintain-nya gimana? Kita bisa gali sub kategorinya lagi,” kata Angga di press briefing virtual Year in TikTok 2020, seperti dikutip dari detikcom, belum lama ini.
Angga mencontohkan kategori edukasi yang masuk dalam daftar lima kategori teratas di tahun 2020. Jika sebelumnya kategori ini hanya diisi konten tentang matematika dan hitung cepat, belakangan ini juga diramaikan dengan konten tentang fotografi dan ide bisnis.
Kategori konten yang sudah besar juga akan didukung dengan aktivitas dan kolaborasi, seperti challenge #SamaSamaBelajar. Selain mengembangkan kategori konten yang sudah besar, TikTok juga akan memantau tren-tren yang berkembang secara organik di platform-nya.
Sebagai platform teknologi TikTok juga sudah menyiapkan sederet fitur baru untuk diluncurkan di Indonesia. Angga belum mengungkap fitur-fitur apa saja yang dimaksud, tapi ia berharap fitur-fitur ini bisa mendorong kreativitas kreator di Indonesia.
Selain fitur untuk menambah kreativitas konten, TikTok juga akan merilis fitur untuk membuat pengguna merasa lebih aman dan nyaman di platform-nya.
“Ke depan fitur-fitur keamanan, kenyamanan dan juga community guidelines kami akan improve untuk lebih sempurna lagi, lebih membuat ini jadi tempat yang aman dan nyaman untuk semuanya beraktivitas,” kata Angga.
Bicara soal fitur, aplikasi besutan ByteDance ini mengatakan akan berinovasi untuk membantu kreator memonetisasi konten. Untuk saat ini sudah ada fitur tips untuk memberi ‘saweran’ yang bisa dimanfaatkan kreator saat livestream di TikTok
Rencana TikTok untuk memberikan opsi monetisasi lebih besar kepada kreator disambut positif oleh musikus dan pendiri Indomusikgroup Christian Bong. Menurut Christian saat ini fitur tips di livestreaming cukup rumit, terutama untuk musisi, jadi ia berharap fitur monetisasi baru TikTok di masa depan bisa memudahkan kreator.
“Monetisasi itu mungkin bonus ya kalau suatu saat nanti memang ada fitur tersebut dan memang kami pun dari musik bisa tenang untuk bisa legit,” kata Christian di kesempatan yang sama.
“Kalau misalnya saya livestream ya saya tahu lah yang boleh itu apa, uangnya juga sudah dibagi sama publisher, dan memang nggak njlimet. Karena kalau njlimet percuma juga kita dapat uang tapi ujung-ujungnya harus dibalikin ke pihak-pihak yang kita pun belum teredukasi bahwa harus bayar, izin,” imbuhnya.
TikTok dinobatkan sebagai aplikasi non-game terlaris di seluruh dunia per November 2020. Bahkan, bila dilihat dari pendapatan, TikTok lebih mendulang cuan ketimbang YouTube.
Dalam laporan terbaru Sensor Tower menyebutkan bahwa TikTok pada bulan November kemarin, para penggunanya diperkirakan mengeluarkan lebih dari USD 123 juta atau setara Rp 1,7 triliun. Kalau dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, ada kenaikan 3,7 kali lipat.
Pundi-pundi yang didapat TikTok ini hasil akumulasi dari para pengguna yang smartphone berbasis Android dan iOS. Bila di App Store, TikTok jadi rajanya, tapi di Play Store, aplikasi video pendek ini justru paling buncit peringkatnya.
Sensor Tower mengungkapkan 85% pendapatan TikTok ini bersumber dari pengguna mereka yang berada di Douyin, China, kemudiaan diikuti 8% pengguna yang berasal dari Amerika Serikat dan 2% dari Turki.
Sementara itu, YouTube yang dikenal sebagai platform video yang sudah lebih ‘berumur’ dari TikTok ada di urutan kedua secara keseluruhan sebagai aplikasi non-game terlaris per November 2020. Estimasi pendapatan yang dikantongi YouTube ini mencapai USD 88 juta atau Rp 1,2 triliun.
Sensor Tower mengatakan YouTube mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun sebesar 59%. Keuntungan anak perusahaan Google ini datang dari pengguna mereka dari Amerika Serikat sebanyak 53%, lalu 11% dari Jepang.
Lalu, untuk aplikasi terlaris non-game di peringkat ketiga dan seterusnya per November 2020, ditempati Tinder, Disney+, Tencent Video, iQIYI, Piccoma, Google One, Netflix, dan Bigo Live.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…