JEDA.ID – Virus Corona atau Novel Coronavirus 2019-nCov mulai melompat dari China ke sejumlah negara di dunia. Virus ini telah menjadi wabah dengan menelah puluhan nyawa dan menjakit banyak orang termasuk dokter yang menangani pasien terjangkit.
Novel Coronavirus (2019-nCov) merupakan virus penyebab penyakit saluran pernapasan di mana virus ini masih satu keluarga dengan virus SARS dan MERS.
Sebelum 2019-nCov mewabah tahun ini SARS menjadi salah satu jenis penyakit pneumonia paling mematikan. Mengutip catatan WHO, SARS pertama kali ditemukan menyebar di Cina pada November 2002.
Penyakit tersebut kemudian menyebar dengan cepat ke seluruh dunia dan mewabah di 29 negara dalam beberapa bulan saja, lewat penyebaran dari para penderita berupa turis dan masyarakat Cina yang melakukan perjalanan ke luar negeri.
Meski begitu hingga kini, belum diketahui secara pasti apa penyebab utama virus ini bisa muncul. Sedangkan 2019-nCov bisa jadi lain soal.
Sejak awal kemunculannya, para ilmuwan telah meneliti lebih dalam mengenai Novel Coronavirus ini. Sejumlah peneliti menyebutkan bila virus corona baru ini serupa dengan SARS dan MERS. Sementara, SARS dan MERS berasal dari beberapa hewan hidup seperti kelelawar.
Para ahli kemudian mendalaminya lebih lanjut dan muncul analisis yang memungkinkan virus corona baru berasal dari ular, kelelawar atau bahkan tikus. Sedangkan, hewan-hewan tersebut bisa dengan mudah di dapatkan di Wuhan Seafood and Meat Market. Maka dari itu, ada kemungkinan kuat virus corona baru berasal dari tempat itu.
Diperkuat lagi dengan tersebarnya menu makanan yang dijual di pasar tersebut. Terlihat, banyak sekali makanan yang kebanyakan orang tidak harapkan justru ditawarkan di pasar ini. Menu itu mencantumkan lebih dari 112 jenis hewan yang dijual.
Tidak hanya itu, dalam menu itu juga menggambarkan dagingnya sebagai “Baru disembelih, dibekukan dan dikirim ke pintu Anda”. Penjual itu lantas disebut Wild Game Animal Husbandry for the Masses.
Dilansir dari Twitter muyixiao, daftar menu yang ditulis dengan Bahasa Mandarin ini menyajikan sejumlah hidangan tak biasa. Dikutip dari World of Buzz, daftar daging yang dijual di pasar basah Wuhan meliputi anjing, landak China, koala, anak serigala, buaya, tikus, ular, reptil hingga salamander raksasa.
Parahnya, pasar ini diketahui memiliki prosedur kebersihan yang kurang dari standar yang ditetapkan. Salah satunya yakni posisi hewan masih hidup dengan sudah mati sangat berdekatan. Bahkan, diletakkan bersampingan.
Wuhan Seafood and Meat Market juga dikenal sebagai salah satu pasar yang banyak dikunjungi oleh masyarakat sekitar. Tak heran, wabah virus corona Wuhan bisa dengan cepat menular dari satu ke yang lain. Terlebih, sebagian besar dari mereka gemar mengonsumsi daging dari hewan yang tak biasa.
Cara Pencegahan Agar Tak Terjangkit Virus Corona 2019-nCov
Hingga kini, para ilmuwan dunia masih belum bisa menemukan sumber utama penyebaran virus corona baru ini. Namun, sejumlah sumber peneliti menyebutkan kemungkinan besar ular kobra China menjadi sumber utama penyebaran virus corona Wuhan.
Virus corona Wuhan kini telah menyebar ke sejumlah negara. terbaru, Rusia dan Singapura telah dikonfirmasi mendapatkan kasus virus Corona pertama mereka. Selain dua negara itu, ada Vietnam, Thailand, Korea Selatan, Jepang hingga Amerika Serikat yang lebih dahulu menangani kasus virus corona ini.
Bukan kali ini saja hewan liar menjadi tertuduh penyebab munculnya virus. Dilansir The Atlantic, 4 Maret 2019, virus mematikan bernama Ebola diduga kuat berasal dari seekor kelelawar yang menggigit anak umur satu tahun di Guinea-Conakry, Afrika.
Ebola adalah penyakit akibat infeksi virus mematikan, yang bisa menyebabkan demam, diare, serta perdarahan di dalam tubuh penderitanya. Hanya 10% penderita Ebola yang selamat dari infeksi virus ini, tetapi penyakit ini jarang terjadi.
Gejala awal Ebola adalah demam, sakit kepala, menggigil, nyeri otot dan sendi, serta tubuh terasa lemah. Gejala awal ini muncul dalam 2-21 hari setelah kontak dengan penderita.
Penyakit ini sempat dicurigai sebagai salah satu penyebab wabah bubonik Black Death karena gejalanya yang mirip, namun beberapa ilmuwan membuktikan bahwa hal tersebut salah.
Menurut catatan Julia Filip berjudul Avoiding the Black Plague Today (2014) Bubonik Black Death atau Bubonik Plague meletup pada dekade 1330, di suatu tempat di Asia dan langsung menyebar ke seluruh benua, khususnya di Eropa.
Wabah ini menular akibat bakteri Yersinia Pestis, setelah menumpang armada tikus dan kutu yang langsung menyebar ke tubuh manusia secara cepat dan mematikan.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…