JEDA.ID-Bagi Anda yang ingin mengurangi konsumsi daging tapi emoh sepenuhnya berpisah dengan aneka protein hewani, tak ada salahnya mencoba diet flexitarian. Diet flexitarian tidak harus berhenti mengonsumsi daging, hanya saja porsi makannya harus dikurangi.
Tips kesehatan kali ini membahas diet flexitarian. Diet flexitarian merupakan pengaturan pola makan yang lebih mengutamakan konsumsi pangan dari nabati, terutama sayuran dan buah-buahan. Selain itu, pelaku flexitarian boleh mengonsumsi berbagai olahan seperti, olahan kacang-kacangan (tahu dan tempe), olahan susu (yoghurt dan keju), serta gandum dan biji-bijian utuh.
Mengonsumsi lebih banyak sayur dan buah dapat meningkatkan volume lambung dan memberikan rasa kenyang lebih lama. Hal ini menyebabkan rasa lapar menurun dan berdampak pada penurunan berat badan.
Hal ini dilakukan agar menurunkan jumlah kalori lebih cepat, misalnya dari makan daging rutin selama seminggu dikurangi jadi 2 kali dalam sepekan.
“Sebenarnya kalau flexitarian diet itu bukan berarti ngga boleh makan daging sama sekali. Boleh, asalkan porsinya dibatasi,” ucap Astri Puji Lestari, Content Creator sekaligus pegiat Flexitarian Diet dalam Webinar Flexitarian: Sustaining the Healthy Habits with Real Food, seperti dikutip dari detikcom, Kamis (3/12/2020).
Ahli gizi Rita Ramayulis mengatakan sebanyak 93,6 persen masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh. Di sini, metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang tergolong cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
“Dengan konsisten mengonsumsi buah dan sayur sebagai porsi utama setiap harinya, masyarakat dapat merasakan berbagai manfaat baik dari metode ini,” ujar Rita.
Selain itu, pengaturan pola makan seperti ini juga memiliki manfaat selain menurunkan berat badan. Selain itu, metode pengaturan pola makan ini juga memiliki manfaat selain menurunkan berat badan. Berikut di antaranya:
Mengonsumsi susu dan yoghurt dalam flexitarian diet membantu menurunkan risiko hiperkolesterolnemia. Selain itu, serat dalam metode diet ini mampu memutus siklus kembalinya kolesterol dari usus halus ke hati.
Metode diet ini mengandung serat tinggi untuk memproduksi gut microbiota yang berfungsi untuk menangkal serangan penyakit dari luar tubuh. Gut microbiota juga meningkatkan kemampuan hati untuk metabolisme zat gizi di dalam pencernaan.
Asupan flexitarian diet terutama gandum, mengandung serat dan mikronutrien untuk mendukung proses metabolisme dalam tubuh. Hasil metabolisme yang baik akan melepas glukosa sehingga energi dapat bertahan dari pagi hingga siang hari.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…