JEDA.ID-Beberapa waktu lalu viral orang makan mi instan dengan nasi. Melihat tayangan ini, tidak sedikit di antara kita tertawa karena makan mi instan dengan nasi terasa begitu lekat dengan keseharian kita bukan?
Tapi dilihat dari sisi kesehatan, sebenarnya bagaiamana sih dampak makan mi instan dengan nasi ini? Tips kesehatan kali ini membahas kebiasaan makan mi instan dengan nasi sekaligus batas aman makan mi cepat saji ini. Mi instan menjadi salah satu pilihan makanan dengan harga yang terjangkau, mengenyangkan, dan pastinya enak. Tak jarang sebagian orang menambahkan nasi saat mengkonsumsinya.
Namun, banyak yang khawatir jika mengkonsumsi keduanya secara bersamaan bisa menyebabkan kegemukan hingga diabetes. Menurut Ketua Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) Wilayah Jabodetabek, Mardi Santoso, mengkonsumsi mi instan dengan nasi secara bersamaan itu boleh-boleh saja. Tetapi, perlu adanya proses pembakaran yang seimbang.
“Mi ini kan kira-kira sama kayak konsumsi nasi 1 setengah gelas. Jadi kalau sudah makan nasi pakai mi ya aktivitas gerak atau pembakaran harus seimbang. Kalau dibarengi olahraga dan aktivitas banyak, ya nggak apa makan mi instan dan nasi,” jelasnya seperti dikutip dari detikcom, Rabu (25/11/2020).
Senada dengan Mardi, Rudi Kurniawan dari Sobat Diabet mengatakan memang makan mi instan dengan nasi bukanlah kombinasi yang ideal, karena keduanya memiliki karbohidrat yang tinggi.
Namun, kombinasi kedua makanan ini masih boleh saja dikonsumsi asal pembakaran kalori yang keluar juga harus seimbang dengan apa yang dikonsumsi.
“Karbohidrat memang perlu. Kalau aktivitas kita ekstra, kebutuhan kalorinya kan juga lebih banyak. Jadi emang harus seimbang apa yang masuk dengan keluar,” kata dr Rudi.
Makan mi instan sesekali tak masalah, tapi jika berlebihan tentu akan memicu ragam penyakit. Walaupun mi instan yang beredar di pasaran sudah terjamin keamanannya oleh BPOM, tapi ada kandungan di dalam mi instan yang membuatnya tak sehat apabila dikonsumsi berlebihan.
Seperti yang sudah sering disinggung, mi instan memiliki kadar karbohidrat yang cukup tinggi sehingga jika dikonsumsi berlebihan akan membuat kadar gula darah naik dengan cepat. Makan mi instan rutin juga dikaitkan dengan risiko obesitas.
Dikutip dari laman Healthline, orang yang hanya makan mi instan akan kekurangan banyak nutrisi penting, termasuk protein, serat, vitamin A, vitamin C, vitamin B12, kalsium, magnesium, dan kalium.
“Mi sendiri sebenarnya ada di makanan pokok karena mengandung karbohidrat, tapi kalau hanya dikonsumsi mi saja artinya tidak sehat karena nutrisinya tidak lengkap,” kata ahli gizi Endang L. Achadi, saat dihubungi detikcom beberapa waktu lalu.
Selain itu kandungan garam pada bumbu seperti monosodium glutamat (MSG) yang tinggi dapat memicu hipertensi, kegemukan, dan diabetes.
Beberapa penelitian telah menemukan bahwa terlalu banyak makan mi instan dikaitkan dengan kualitas gizi yang buruk secara keseluruhan.
Makan mi instan berlebihan juga dapat meningkatkan risiko mengembangkan sindrom metabolik, suatu kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, dan stroke.
Lalu berapa batas aman konsumsi mi cepat saji ini? Ahli kanker dari Siloam Hospitals MRCCC Semanggi Denny Handoyo Kirana, mengatakan kandungan mi instan yang beredar di pasaran sebenarnya cukup aman karena ada izin edar BPOM. Hanya saja, ia menyarankan sebaiknya tidak makan mi instan lebih dari dua kali dalam sepekan.
“Jadi kalau dimakan dalam jumlah yang cukup sesekali misalnya dalam sepekan satu atau dua, masih oke, tapi ya jangan pagi, siang, sore, makan mi instan,” jelasnya.
Sebelum makan mi instan, ada baiknya konsumen mencermati ingredients atau kandungannya. Tiap merek mi instan memiliki kandungan natrium, MSG, angka kecukupan gizi yang berbeda.
Jadi misalnya dalam satu hari sudah makan dua bungkus mi instan dengan kadar natrium 50 persen, maka dalam sehari itu tak boleh lagi konsumsi garam. Intinya adalah konsumsi cermat dengan melihat keseimbangan komposisi.
“Kalau misalnya tulisannya di belakang kadar garamnya adalah 10 persen, artinya dari makanan lain dia masih boleh makan senilai 90 persen sisanya, jadi dilihat keseimbangan komposisinya,” bebernya.
Pendapat lain diungkapkan Nany Leksokumoro, dari Omni Hospital. “Tidak usah mi instan, makanan yang baik tapi kita makannya secara tidak tepat misal berlebihan, ya jadinya tidak baik,” katanya.
Orang awam mengira konsumsi mi instan harusnya dibatasi misal dua minggu sekali atau satu bulan sekali. Namun menurut Nany, sebenarnya ini tidak harus dibatasi dengan ukuran tertentu, karena ini tergantung pada siapa yang makan dan bagaimana mengolahnya.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…