JEDA.ID-Masih ada beberapa fakta airbag yang jarang diketahui. Salah satu fakta airbag adalah airbag tidak selalu mengembang saat terjadi kecelakaan lalu lintas.
Hal ini seperti terjadi dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalan Gatot Subroto, Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel), tepatnya di depan gedung Balai Kartini. Mobil Innova berwarna hitam menabrak pembatas jalan layang Kuningan. Video detik-detik setelah kecelakaan ini diunggah di akun Instagram TMC Polda Metro Jaya pada Minggu (3/1/2021).
Mobil menabrak pembatas jalan, hingga mengakibatkan tiang pembatas tembus sampai ke dalam. Salah satu hal yang jadi sorotan dalam peristiwa itu adalah sistem airbag yang tampak tidak mengembang.
Salah seorang warganet mempertanyakan mengenai sistem airbag yang tidak bekerja di kedua jok depan. Padahal dampak kecelakaan cukup fatal, hingga membuat dasbor hancur lebur dan batang besi mengarah langsung ke jok penumpang depan.
“Kenapa air bag gak nongol yak?” tanya deddi_listiyanto.
Kenapa tidak mengembang? Simak terus ulasannya di tips otomotif kali ini. Tidak mengembangnya airbag pada saat kecelakaan, bukan berarti airbag tersebut gagal bekerja atau mengalami cacat produk. Seperti dilansir dari laman Toyota Astra Motor, ada 5 faktor mengapa airbag tidak mengembang saat terjadi kecelakaan, salah satunya karena benturan tidak terjadi di titik sensor.
“Berbicara soal titik sensor pada airbag, umumnya terletak dekat lampu utama mobil kanan dan kiri. Itu pun bila jumlah airbag mobil hanya dua, yakni bagian pengemudi dan penumpang saja,” tulis penjelasan Toyota
“Bila jumlah airbag ada 4 atau lebih seperti di samping mobil, titik sensor umumnya diletakkan pada pilar mobil. Sehingga bila terjadi tabrakan samping, airbag tetap bisa mengembang untuk meminimalkan cedera penumpang. Itu pun harus dipastikan jarak pembacaan sensor adalah 15 derajat garis lurus ke depan.”
“Bila lebih besar dari 15 derajat, maka ada kemungkinan airbag tidak mengembang. Sebagai contoh bila mobil menabrak tiang listrik pada bagian tengah [grill], maka bisa saja airbag tidak mengembang,” jelasnya.
Airbag merupakan salah satu fitur keselamatan utama pada mobil. Airbag adalah kantung udara yang akan mengembang otomatis ketika mobil terkena benturan, sehingga bisa meminimalkan cedera berat untuk pengemudi dan penumpang.
Dilansir dari laman Toyota Astra Motor, ada 5 fakta yang bisa ditemukan pada fitur airbag mobil. Mulai dari kepanjangan SRS, proses kimia pada sistem airbag, hingga titik sensor dan cara kerja airbag. Berikut penjelasannya seperti dikutip dari detikcom, Senin (4/1/2021):
Rata-rata fitur airbag yang disematkan pada mobil bertuliskan singkatan, yakni SRS. Tulisan SRS airbag biasa ditemukan di dasbor mobil dan pada setir pengemudi. Apa kepanjangan SRS?
SRS ternyata singkatan dari Supplementary Restraint System yang artinya fitur ini hanya sistem pendukung. Jadi bisa dikatakan airbag ini bukan fitur utama untuk menyelamatkan penumpang saat terjadi kecelakaan. Masih ada sabuk pengaman yang lebih utama dalam fitur keselamatan yang sudah menjadi standar sejak lama.
Cara kerja airbag sendiri sangat cepat dari proses benturan hingga mengembang dan meminimalkan cedera pengemudi dan penumpang. Dalam proses tersebut ternyata ada unsur kimia yang belum banyak orang ketahui.
Berawal dari ignitier yang membakar senyawa Natrium Azida (NaN3) hingga kemudian bereaksi dengan Kalium Nitrat (KNO3). Hingga akhirnya menjadi nitrogen panas yang berfungsi mengembangkan kantung udara.
Pada mobil modern, proses kimia yang dijelaskan pada nomor 2 juga memiliki hubungan dengan komponen ECU (Engine Control Unit) yang mengirimkan perintah. ECU pada airbag baru akan memerintahkan proses kerja jika ada gaya dalam jumlah besar pada titik sensor. Bila ECU tidak menerima gaya dalam jumlah besar pada titik sensor yang tersebar di bodi mobil, maka airbag bisa tidak mengembang.
Berbicara soal titik sensor airbag mobil, umumnya terletak dekat lampu utama mobil kanan dan kiri. Itu jika jumlah airbag mobil hanya dua yakni bagian pengemudi dan penumpang saja.
Tapi jika jumlah airbag -nya ada 4 atau lebih, seperti di samping mobil, titik sensor umumnya juga diletakkan pada pilar mobil. Sehingga andai terjadi tabrakan samping, airbag tetap bisa mengembang.
Bagaimana sensor ini bekerja? Syaratnya jarak pembacaan sensor minimal 15 derajat garis lurus ke depan. Bila lebih besar dari 15 derajat, maka ada kemungkinan airbag tidak mengembang. Sebagai contoh bila mobil menabrak tiang listrik pada bagian tengah (grill), maka bisa saja airbag tidak mengembang.
Selain sensor yang menerima gaya dalam jumlah besar untuk memastikan airbag mengembang, kecepatan mobil juga berpengaruh. Mengingat perlu gaya tekanan yang besar, maka sensor airbag pada mobil umumnya bekerja bila kecepatan minimal 50 km/jam. Sehingga bila mobil menabrak dengan kecepatan rendah atau di bawah 50 km/jam, ada kemungkinan airbag tidak mengembang.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…