JEDA.ID-Pasangan suami istri (pasutri) yang baru menikah tentu mendambakan segera dikaruniai momongan. Semua pasutri tentu mendambakan proses kehamilan berlangsung lancar dan anak yang dilahirkan sehat.
Untuk mencapai tujuan ini, tentu sebaiknya pasutri melakukan persiapan kehamilan. Persiapan kehamilan ini harus dilakukan sebelum menikah. Loh kok bisa? Tips kesehatan kali ini membahas persiapan kehamilan bagi pasutri.
Kehamilan tak melulu soal kesuburan organ intim, makanan dan kebiasaan hidup ikut mempengaruhi sehat tidaknya sang buah hati saat lahir. Spesialis obstetri ginekologi Suskhan Djusad, membagikan beberapa hal yang perlu diperhatikan saat persiapan kehamilan seperti dikutip dari detikcom, Rabu (30/9/2020).
“Kesehatan calon ibu merupakan pondasi penting dalam membentuk generasi unggul di masa depan. Untuk itu diperlukan skrining pranikah yang terdiri dari penilaian faktor risiko, pemeriksaan status gizi, dan pemeriksaan darah,” ungkap Suskhan, dikutip dari HaiBunda Rabu (30/9/2020).
Yuk Mengurangi Limbah Makanan Dengan Cara Ini
Melalui skrining pranikah, nantinya riwayat kesehatan sang ibu bisa diketahui. Hal ini menjadi antisipasi jika sang ibu bisa saja berisiko kesulitan saat proses persalinan.
Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan pranikah, calon ibu dan ayah disebut dr Suskhan harus memperbaiki kebiasaan gaya hidup. Misalnya saja, tidak merokok karena hal ini sangat mempengaruhi kesuburan pasangan.
“Selain itu, dalam merencanakan kehamilan, komunikasikan tentang jarak kehamilan dan jumlah anak yang ingin dilahirkan. Hal ini dilakukan guna memahami kesiapan fisik dan mental masing-masing pasangan. Pandangan medis sebenarnya menyarankan rentang jarak kehamilan aman adalah antara 18-24 bulan untuk mengurangi risiko komplikasi kehamilan dan masalah kesehatan lainnya,” lanjutnya.
Suskhan menegaskan ketika sudah mempersiapkan kehamilan, calon ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kecukupan gizi makro dan mikro sangatlah mempengaruhi kehamilan, persalinan, hingga menyusui.
Tarif Tes Swab RI Rp797.000, Ini Perbandingan dengan Negara Lain
Menurut data Kementerian Kesehatan RI, masalah ibu hamil yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah 17,3 persen dan anemia dengan total 50 persen. KEK dan anemia pada ibu hamil dapat berpotensi meningkatkan risiko abortus, persalinan, prematur, dan perdarahan pasca salin. Bagi janin sendiri dapat menyebabkan risiko hipertensi, diabetes mellitus, kegemukan, dan tingkat kecerdasan anak yang rendah.
“Saat hamil, calon ibu harus tetap menjaga baik-baik asupan gizi seimbang. Penuhi kebutuhan protein dengan daging sapi, ayam, dan ikan laut dalam, seperti salmon,” pesan dr Suskhan.
Tambahkan juga konsumsi sayuran hijau dan buah-buahan yang kaya akan serat untuk menjadi pencahar bagi ibu hamil yang sembelit. Seperti pepaya, semangka, buah naga, pisang ambon.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…