JEDA.ID – Bentuk atau pola sidik jari manusia sudah dibawa sejak mereka lahir. Bersifat permanen dan berbeda-beda setiap orangnya. Bahkan setiap jari memiliki pola sidik jari yang berbeda. Selain berfungsi sebagai identitas, sidik jari ternyata juga memiliki makna yang bisa menunjukkan kepribadian seseorang.
Setiap jari memiliki pola sidik jari yang berbeda. Biasanya, yang paling sering digunakan adalah sidik jari pada telunjuk dan ibu jari dari tangan kanan maupun kiri. Dari keempat jari itu lalu dilihat lagi tipe mana yang paling dominan.
Nah dari sini akhirnya bisa dinyatakan kira-kira orang tersebut masuk golongan yang mana. Karena pola sidik jari yang berbeda inilah seseorang juga memiliki karakter yang berbeda-beda pula, berikut ulasannya seperti dilansir dari beberapa sumber:
Punya Sensasi Tersendiri, Ini 6 Tips Aman Bersepeda di Malam Hari
Pemilik pola sidik jari Loop termasuk orang yang memiliki kepribadian sanguinis. Seperti dilansir Liputan 6 dari Boldsky, Sabtu (20/6/2020) mereka dengan karakter ini cenderung bersifat terbuka dan mudah beradaptasi.
Memiliki kepribadian yang hangat dan mudah bergaul. Sidik jari dengan pola Loop biasanya dimiliki oleh orang Eropa dan sekitarnya. Namun sisi negatif dari seseorang yang bersidik jari Loop adalah kurang inisiatif. Mereka juga paling benci terikat aturan yang dirasa kurang sesuai dengan karakternya.
Seseorang dengan pola sidik jari manusia ini termasuk orang yang bersifat plagmatis atau berbanding terbalik dengan pemiliki sidik jari Loop. Mereka sedikit pemalu, namun terkenal sebagai pribadi yang cepat dan gesit dalam berpikir.
Orang dengan sidik jari pola Swirl, dianugerahi dengan kemampuan menganalisa situasi sekeliling secara cermat. Namun kebanyakan dari mereka memiliki kontrol emosi yang buruk. Agak ego sentris dan kaku pada orang di sekelilingnya.
Manusia yang memiliki pola sidik jari Curve termasuk orang yang koleris. Tipe kepribadian ini memiliki ciri seperti seorang pemimpin. Hal ini lantaran orang koleris memiliki karakter yang kuat dan tegas. Mereka juga selalu bersemangat dan memiliki kepercayaan diri yang tinggi.
Baik percaya diri dari segi postur tubuh, perilaku, sampai cara berbicaranya. Selain itu, pemilik sidik jari Curve juga orang yang tidak mudah menyerah dan teguh pada pendirian.
Sisi negatif pemiliki sidik jari Curve adalah kadang mereka keras kepala, kurang mampu menerima pendapat orang lain, dan juga susah beradaptasi di lingkungan baru.
Melansir dari salah satu sumber, jumlah pemilik pola sidik jari arch hanya ada 15 persen di dunia. Saking langkanya, setidaknya hanya ada empat dari 300 orang. Sedangkan karakter mereka cenderung mengutamakan refleks atau instingnya.
Mereka tipe yang spontan dan tidak suka ribet. Biasanya, orang bertipe arch ini tidak cocok bekerja di tempat yang terlalu santai. Sisi negatifnya, mereka tidak pernah mau menerima kesalahan yang dilakukan diri sendiri di masa lalu. Bagi mereka kesalahan itu merupakan aib dan hal memalukan yang harus ditutupi.
Walaupun bersifat permanen, namun ternyata ada seseorang yang bisa kehilangan bahkan tidak memiliki sidik jari hlo, lalu mengapa kondisi ini dapat terjadi?
Sidik jari memiliki dua fungsi utama, yakni sebagai penambah gaya gesek dan objek identifikasi seseorang. Dengan adanya sidik jari, seseorang bisa memegang benda lebih erat. Itu sebabnya seseorang yang kehilangan sidik jarinya rentan kalau memegang benda yang licin seperti gelas kaca. Gelas bisa jatuh kalau tidak ada tangan lain yang menyangganya.
Kedua, sidik jari juga bisa digunakan untuk mengetahui identitas seseorang. Hal ini karena setiap orang memiliki sidik jari yang unik, tidak identik sama dengan orang lain. Jadi terhindar dari pemalsuan data.
Fakta-Fakta di Balik Virus Corona Disebut Melemah
Para ilmuwan percaya bahwa manusia yang diketahui tidak memiliki sidik jari disebabkan adanya cacat genetik yang langka. Melansir dari Detik.com, sidik jari merupakan perwujudan dari bahasa rahim yang terbentuk sejak janin berusia 6 bulan. Saat usia tersebut janin sudah punya ciri khas di ujung jarinya.
Seseorang yang didiagnosa dengan kondisi tidak memiliki sidik jari sama sekali dikenal dengan nama adermatoglyphia. Kondisi ini lebih populer dengan sebutan ‘Immigration delay disease’, karena nantinya orang tersebut akan mengalami masalah saat harus melewati bandara.
Menurut dr. Gustaaf Kusno, ada dua penyebab hilangnya sidik jari, yakni faktor genetik dan nongenetik. Jika penyebabnya bukanlah kelainan genetik, sidik jari cenderung bisa kembali lagi. Misalnya, kasus yang dialami kerabat Kusno yang kehilangan sidik jari secara tiba-tiba (idiosyncracy) akibat cairan soft lens.
Kusno menjelaskan bahwa dampak seseorang yang tidak memiliki atau kehilangan sidik jarinya akan menimbulkan masalah seperti kelainan kuku yang bergerigi (ridged nails), penebalan pada telapak tangan dan telapak kaki, hingga tidak berfungsinya kelenjar keringat.
Akibatnya, penderita rentan terhadap sengatan panas (heat stroke). Jangankan aktivitas berat dan olahraga, aktivitas ringan pun bisa menyebabkan penambahan panas yang bisa mengancam keselamatan penderita.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…