JEDA.ID–Jumlah guru di Indonesia dinilai belum mencukupi kebutuhan pendidikan di Indonesia. Dengan kondisi kekurangan jumlah guru, Indonesia harus bersiap menghadai puncak guru pensiun yang akan terjadi pada 2022.
Setidaknya, Indonesia masih kekurangan sekitar 707.000 guru di seluruh Tanah Air. Jumlah itu sudah mencakup guru SD sampai SMA. Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Supriano berharap jumlah kebutuhan guru tersebut bisa terpenuhi selama lima tahun.
”Minimal kita setiap tahun merekrut 100.000 guru,” kata Supriano di Jakarta, beberapa waktu lalu, sebagaimana dikutip dari laman GTK Kemendikbud, Sabtu (23/11/2019).
Komposisi perekrutan guru tiap tahunnya yaitu 30% atau sekitar 30.000 guru melalui jalur CPNS dan sisanya 70.000 guru melalui jalur pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Dalam penerimaan CPNS 2019, formasi terbesar adalam guru yaitu 63.324 formasi baru disusul tenaga kesehatan 31.756 formasi, dan teknis fungsional 23.660 formasi.
Perekrutan guru saat ini berkejaran dengan waktu karena merekrut guru tidak hanya untuk mengisi kekurangan jumlah guru. Namun, juga harus memikirkan penambahan akses pendidikan seperti pembangunan sekolah sampai guru pensiun.
Persoalan kekurangan guru ini akan kian pelik karena pada 2019-2023 ada lebih dari 300.000 guru yang akan pensiun. Bila ditotal dengan jumlah kekurangan guru, setidaknya butuh sekitar 1 juta guru hingga 2023 mendatang.
Kebijakan merekrut sekitar 100.000 guru setiap tahunnya artinya baru menambal sekitar 50% dari kebutuhan jumlah guru.
GTK Kemendikbud memaparkan puncak guru pensiun akan terjadi pada 2022 mendatang. Mereka sudah memprediksi selama periode 2019-2023 ada sebanyak 394.288 guru yang akan purnatugas dengan perincian:
– 2019: 51.149 guru
– 2020: 67.447 guru
– 2021: 85.457 guru
– 2022: 98.349 guru
– 2023: 91.886 guru
Jumlah guru yang mengakhiri tugas pada 2019-2023 itu bukan angka kecil karena sekitar 10% dari jumlah guru di Indonesia yang mencapai 3,87 juta guru. Tingginya jumlah guru yang purnatugas selama periode 2019-2023 ini tidak lepas dari tingginya jumlah guru yang usianya di atas 50 tahun.
Dari seluruh guru di Indonesia, 27%-nya berusia di atas 50 tahun dengan perincian 25% berusia 50-59 tahun dan 2% usianya 60-65 tahun. Tingginya guru yang habis masa tugasnya sempat memunculkan wacana usia pensiun guru berubah menjadi 65 tahun.
Sebelumnya, usia pensiun adalah 60 tahun. Mantan Mendikbud yang kini menjadi Menko PMK Muhadjir Effendy memastikan usia pensiun guru tidak berubah yaitu tetap 60 tahun.
”Masa pensiun guru PNS tetap di usia 60 tahun, tidak diperpanjang 5 tahun. Tetapi bagi guru yang memasuki masa pensiun akan diminta untuk tetap mengabdi sampai ada guru PNS penggantinya,” ujar Muhadjir saat masih menjabat sebagai Mendikbud pada Agustus 2018 lalu.
Ajakan untuk tetap mengabdi tersebut ditujukan bagi guru yang masih bersedia dan sanggup. Gaji mereka diambilkan dari dana BOS. Dengan kondisi ini tingginya jumlah guru pensiun menjadi tantangan tersendiri agar tidak terjadi kekurangan guru.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…