JEDA.ID—Belum sepenuhnya pulih dari Covid-19, Tiongkok kini dihadapkan dengan kasus baru, yakni hantavirus. Mengutip Global Times, seorang laki-laki asal provinsi Yunnan dilaporkan meninggal dunia setelah didiagnosis positif hantavirus pada Selasa (24/3/2020).
Sang pria tersebut meninggal dalam perjalanan kembali ke Provinsi Shandong, menurut Global Times. “Dia dites positif untuk Hantavirus. 32 orang lainnya dalam bus diuji,” demikian kicauan dari Global Times.
Cuitan itu muncul di tengah pandemi yang disebabkan oleh Virus Corona baru. Kini, cuitan tersebut telah dibagikan lebih dari 15.000 kali. Setelah itu, 32 orang yang berada satu bus dengannya dicek kesehatannya.
Hantavirus pulmonary syndrome (HPS) atau yang lebih dikenal sebagai hantavirus sebenarnya bukanlah hal yang baru. Penyakit ini pernah mewabah di tahun 1993 di Amerika Serikat. Berikut fakta-fakta seputar hantavirus seperti dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (25/3/2020).
Mengutip Centers for Disease Control and Prevention (CDC), hantavirus termasuk penyakit zoonosis, yakni ditularkan dari hewan ke manusia. Hewan utama yang menjadi media penyebarannya adalah tikus.
Penularan pada manusia biasa terjadi jika kita melakukan kontak dengan urine, saliva, dan kotoran hewan tersebut. Bisa juga melalui daging tikus jika kita tidak sengaja memakannya.
Penularan lain juga mungkin terjadi melalui gigitan, tapi tingkat terjangkitnya cukup kecil. Jenis tikus yang dapat membawa virus juga tak sembarangan. Jenis tikus yang menularkan virus ini bisa menyebar hanya lewat perantara udara.
Menurut jurnal Iowa State University, gejala hantavirus baru akan dimulai dua hingga empat minggu setelah pasien terinfeksi. Gejalanya pun mirip seperti flu. Pasien akan mengalami demam hingga 38 derajat celsius, menggigil, sakit kepala, batuk dan nyeri sendi. Sebagian juga melaporkan bahwa mereka mengalami mual, muntah, hingga diare.
Mungkin gejala di atas terdengar sepele. Namun perlu diketahui bahwa hantavirus bisa menyebabkan komplikasi yang serius. Tingkat kematiannya pun bisa melejit sangat tinggi jika tidak ditangani dengan tepat.
Orang yang terdiagnosis penyakit hantavirus jenis HPS harus segera mendapatkan penanganan medis. Sebab jika mereka tidak ditangani dengan tepat, kondisi akan memburuk secara drastis.
Gejala batuk dan sesak napas yang dialami pasien akan menimbulkan pecahnya pembuluh darah di sekitar paru-paru. Ini kemudian membuat organ tersebut terus terisi cairan. Ketika itu terjadi, jantung akan sulit memompa darah.
Kombinasi semua kondisi tersebut akan menimbulkan syok, kegagalan paru-paru atau jantung, dan kematian. Penyakit ini bahkan bisa membuat seseorang meninggal hanya dalam hitungan jam.
Dunia segera Lewati Masa Kritis akibat Covid-19, Ini Penjelasan Para Ahli
Tidak hanya merusak pernapasan, virus tersebut juga bisa menyerang ginjal. Kondisi tersebut dinamakan haemorrhagic fever with renal syndrome (HFRS). Gejala yang ditimbulkan sama, yang berbeda adalah komplikasinya.
Jika HPS menyebabkan kegagalan paru-paru, pasien HFRS bisa mengalami gagal ginjal. Ini terjadi karena pecahnya pembuluh darah membuat ginjal tidak mampu bekerja dengan seharusnya.
Seakan komplikasinya tidak cukup buruk, tingkat kematian yang disebabkan oleh infeksi hantavirus pun cukup tinggi, yakni 30 persen. Ini kurang lebih sepuluh kali lipat jika dibandingkan dengan COVID-19 yang kini sedang mewabah.
Kabar baiknya, hantavirus tidak bisa menular dari manusia ke manusia. Sumber penularan hanya satu, yaitu kontak dengan tikus. Jadi, penyakit ini tidak akan merebak dengan cepat terutama di tempat dengan sanitasi yang baik.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), kasus-kasus hantavirus jarang terjadi, dan mereka menyebar sebagai akibat dari kontak yang dekat dengan urine hewan, kotoran atau air liur.
Mencairkan JHT BPJS Ketenagakerjaan Saat Pandemi Corona, Begini Caranya
Kasus-kasus di Amerika Serikat (AS) biasanya terkonsentrasi di negara bagian barat dan barat daya.
Dari 1993 hingga 2017, hanya ada 728 kasus hantavirus yang dikonfirmasi di Amerika Serikat, dan sebagian besar tidak fatal, menurut data CDC.
Meskipun negara-negara di seluruh dunia dalam siaga tinggi karena ketidakpastian seputar penyebaran Corona Covid-19, tidak ada indikasi bahwa hantavirus merupakan ancaman kesehatan masyarakat global. “Hantavirus yang menyebabkan penyakit manusia di Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain,” kata CDC di situs webnya.
Walaupun kemungkinannya untuk mewabah cukup kecil, tidak ada salahnya untuk tetap waspada dengan virus ini. Cara pencegahan yang paling tepat adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan tinggal kita. Jangan melakukan kontak apa pun dengan tikus, begitu pula dengan kotoran dan urinenya.
Anda mungkin sudah mendengar ini ribuan kali, tapi memang kita harus selalu cuci tanganmu setelah memegang benda-benda yang kotor. Apalagi yang memiliki kemungkinan terkontaminasi oleh kotoran tikus. Dengan begitu, risiko penularan pun dapat diminimalkan.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…