JEDA.ID – Penyebaran Virus Corona 2019-nCov (novel coronavirus) di China telah membawa dampak di banyak sektor Industri. Sejumlah pabrik berskala raksasa hingga gerai-gerai penjualan terpaksa meliburkan diri.
Raksasa otomotif Jerman, BMW menjadi yang paling awal mengantisipasi. BMW telah meliburkan pabriknya beberapa pekan terakhir dan akan memperpanjang masa libur pada 3 Februari 2020.
Menurut blog BMW, perpanjangan libur tersebut berdampak pada tiga pabrik BMW Group. Apakah liburan akan diperpanjang lebih lanjut, tergantung pada perkembangan selama beberapa hari ke depan.
Total sekitar 18.000 orang dipekerjakan di tiga pabrik BMW di sekitar Shenyang, China. Hal ini menunjukkan bahwa BMW Group mengambil langkah besar untuk mencegah virus corona.
Selain BMW, Volkswagen juga telah memutuskan untuk memperpanjang libur pabrik di China selama satu minggu. Virus corona menjadi faktor yang tidak hanya memengaruhi ekonomi China. Tapi seluruh dunia juga akan merasakan dampaknya ketika kegiatan produksi di pabrik tidak sesuai rencana.
Banyak pabrik di provinsi Hubei, termasuk pabrik yang dijalankan oleh AB InBev dan General Motors, yang untuk sementara waktu menangguhkan produksi karena virus corona.
GM bersama pabrikan afiliasinya memproduksi 3,09 juta unit kendaraan sepanjang 2019 di pabrik Wuhan. Sementara merek lokal di bawah naungan GM seperti Wuling dan Baojun mampu menyumbang sekitar 52 persen dari penjualan mobil selama 2019.
Jajaran model yang diproduksi antara lain Kendaraan Bermotor Listrik atau KBL, Sport Utility Vehicle atau SUV, serta sedan. Sejak resmi beroperasi pada 2015, pabrik GM juga mencetak beberapa komponen seperti bodi mobil, pengecatan, hingga perakitan secara umum.
Menurut rencana, GM akan terus melakukan pengembangan fasilitas pabrik dan menargetkan kapasitas produksi sebesar dua kali lipat dari tahap awal yang hanya 240.000-an unit.
Sementara dikutip dari CNN, Wuhan yang berada di Provinsi Hubei termasuk kawasan industri otomotif. Selain General Motors (GM), di antaranya ada Honda dan Renault. Pabrikan Honda tengah menghentikan produksinya berkenaan Coronavirus sebelum Hari Raya Imlek (25/1/2020), tepatnya Kamis (23/1/2020).
Tak mau ketinggalan, perusahaan teknologi Apple juga turut meliburkan karyawannya. Apple mengatakan menutup semua toko resmi dan kantor perusahaan di China sampai 9 Februari.
Hal ini dilakukan karena kekhawatiran atas penyebaran virus corona dan jumlah kematian yang terus meningkat, lebih dari dua kali lipat menjadi lebih dari 250 dari seminggu yang lalu.
“Karena sangat berhati-hati dan berdasarkan saran terbaru dari para ahli kesehatan terkemuka. Kami menutup semua kantor perusahaan, toko, dan layanan pusat panggilan kami di daratan China hingga 9 Februari,” kata Apple dalam sebuah pernyataan, dilansir Reuters, Sabtu (18/1/2020).
Apple berharap dapat membuka kembali toko “sesegera mungkin”. Awal pekan ini, Apple menutup tiga toko di Chin karena kekhawatiran tentang penyebaran virus corona.
Langkah Apple mengikuti sejumlah retail asing di China, termasuk Starbucks dan McDonald’s yang untuk sementara waktu menutup etalase tokonya. Sementara itu, banyak perusahaan lain, meminta karyawan mereka di China untuk bekerja dari rumah. Selain itu, mereka menghentikan perjalanan bisnis yang tidak penting pada pekan pertama Februari.
Dalam pertemuan bersama investor belum lama ini, CEO Apple Tim Cook mengatakan Apple sedang mengerjakan rencana mitigasi untuk menangani kemungkinan kerugian produksi dari pemasoknya di Wuhan.
Dampak virus yang populer dengan nama 2019-nCov ini juga dirasakan oleh perusahaan otomotif Tesla yang diminta untuk menutup pabrik baru Tesla di Shanghai. Padahal pabrik Tesla Sanghai baru memproduksi mobil pertamanya di akhir 2019.
Menurut penuturan Zach Kirkhorn, kepala keuangan Tesla, penutupan pabrik raksasa itu berakibat pada tertundanya produksi Model 3 dan berdampak pada keuntungan perusahaan di kuartal pertama 2020.
5 Wabah yang Lebih Mengerikan dari Virus Corona 2019-nCov
Serangan virus corona selama sebulan telah meluluhlantakkan China, merenggut ratusan nyawa dan melumpuhkan ribuan orang. Tetapi virus tersebut di Asia juga telah menginfeksi pasar saham dan aset-aset lainnya. Kondisi ini meredam sentimen bullish untuk saat ini dan memicu ketidakpastian yang tinggi.
Kecemasan yang meningkat di sekitar coronavirus datang ketika jumlah orang yang terinfeksi melebihi 10.000 di seluruh dunia. Apalagi otoritas dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit melaporkan karantina pertama di AS dalam 50 tahun.
Coronavirus dapat menekan permintaan minyak mentah karena China adalah salah satu importir terbesar komoditas, menempatkan harga minyak di ambang pasar beruang. Masuk ke pasar beruang ditentukan oleh penurunan harga setidaknya 20% dari tertinggi baru-baru ini.
Kurs mata uang dunia bergerak tak menentu pada perdagangan Jumat (1/2/2020) waktu setempat di tengah kekhawatiran dampak ekonomi dari wabah virus korona atau coronavirus.
Dolar Australia jatuh ke level terendah empat bulan pada hari Jumat. Sementara yuan China berjuang untuk menemukan pijakan di tengah kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari virus corona di dalam dan di luar China.
Sementara, yen Jepang dan franc Swiss cenderung reli dan sedikit berubah pada hari Jumat tetapi pergerakan pasangan mata uang lainnya menunjukkan kehati-hatian tetap tinggi.
Yuan China menyerah kenaikan sebelumnya dan terakhir turun terhadap dolar AS. Dolar Australia dan Selandia Baru, keduanya sensitif terhadap sentimen di China, jatuh ke posisi terendah
Dolar Selandia Baru NZD turun 0,5% dan menyentuh level terendah dua bulan di USD0,6454. Dolar Australia AUD turun 0,5% menjadi USD0,6683, level terendah empat bulan.
Keduanya telah turun lebih dari 1,5% minggu ini dan Aussie telah turun lebih dari 4% bulan ini, meninggalkannya siap untuk bulan terburuk sejak Mei 2016.
Virus Corona: Penyebab dan Perbedaannya dengan SARS
Euro tergelincir sedikit setelah estimasi pertama menunjukkan bahwa ekonomi zona euro tumbuh kurang dari yang diharapkan pada kuartal terakhir 2019, sementara inflasi inti melambat pada Januari.
“Kami melihat dukungan di sekitar level USD1,1000 dalam EUR/USD. Langkah-langkah untuk membantu mengendalikan virus tampaknya membantu meredakan ketakutan akan eskalasi global yang besar yang dapat membantu secara perlahan mengangkat selera risiko, ”kata analis MUFG dalam catatan seperti dilansir Reuters, Jakarta, Sabtu (1/2/2020).
Di sektor teknologi, dilansir GSM Arena, Minggu (2/2/2020), Virus Corona yang mewabah di Negeri Tirai Bambu mengganggu rantai suplai Samsung Galaxy S20.
Oleh karena itu, konsumen pun diperkirakan akan kesulitan mendapatkan pelindung layar dan casing Samsung Galaxy S20 seandainya ponsel flagship ini sudah meluncur.
Sejumlah manufaktur bahkan sudah menyampaikan pemberitahuan pengiriman produk akan tertunda karena penyebaran Virus Corona dan perpanjangan libur Tahun Baru Imlek.
Seperti yang sudah diketahui, pemerintah China secara resmi telah memperpanjang waktu liburan sebagai cara untuk mengatasi penyebaran Virus Corona, sehingga banyak pabrik menangguhkan operasional.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…