JEDA ID–Internet telah mempermudah kehidupan kita sehari-hari, termasuk kegiatan berbelanja. Setiap orang yang memiliki gadget yang dilengkapi koneksi Internet sudah bisa belanja secara online tanpa perlu datang ke lokasi. Termasuk pula beli gadget secara online.
Belanja online memang sangat digemari oleh masyarakat saat ini karena perkembangan teknologi membantu proses yang lama menjadi singkat dan mudah.
Meskipun berbelanja secara online lebih populer, bukan berarti berbelanja secara konvensional atau offline sudah dilupakan. Pada April 2019 lalu, Jakpat melakukan survei dengan tujuan mencari tahu produk yang sering dibeli masyarakat secara online maupun konvensional.
Sebagaimana dikutip dari laman blog.jakpat.net, Rabu (24/7/2019), survei tersebut melibatkan 1.000 responden yang berasal dari berbagai golongan ekonomi, 538 orang dari ekonomi menengah, 88 dari ekonomi ke bawah, dan 374 dari ekonomi atas.
Dari hasil survei tersebut, alasan masyarakat yang masih memilih berbelanja secara offline adalah agar mereka bisa memastikan keaslian produk dari penjual. Sedangkan para pembeli yang memilih belanja online mengaku mendapat lebih banyak promo dan potongan harga.
Produk yang paling diminati oleh pembeli online adalah aksesori laptop atau komputer. Sebanyak 59,5% responden memilih pembelian produk tersebut secara online.
Sedangkan komputer menjadi tipe produk yang paling banyak dibeli secara langsung atau offline. Sebanyak 62,4% responden memilih berbelanja laptop secara langsung. Tidak semua orang yakin ketika beli gadget secara online.
Ketika membeli produk gadget yang mahal, masyarakat lebih memilih melakukan pembelian secara offline. Sedangkan untuk produk yang lebih murah seperti aksesori smartphone, mereka memilih pembelian secara online.
Namun, tidak semua responden yang membeli gadget mahal secara offline. Beberapa orang memilih beli gadget online. Ada 32% responden mengatakan beberapa produk yang mereka inginkan hanya tersedia secara online.
Kebanyakan produk yang hanya bisa didapatkan secara online adalah laptop dan kamera. Produk-produk tersebut hanya bisa didapat melalui impor.
Data dari Kementerian Perindustrian menunjukkan 90% produk elektronik yang ada di marketplace Indonesia merupakan barang impor. Hanya 10% saja yang dibuat dan dikirim langsung dari dalam negeri.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita juga membenarkan perdagangan yang menjual 90% produk impor. Namun, Enggar mengatakan pihaknya belum memiliki data yang lengkap terkait perbandingan besaran produk dalam dan impor yang dijual via online.
“Market size-nya belum ketahuan. Produk dalam negeri saat ini ada berapa juga belum ada datanya. Kita bahkan tidak tahu transaksi melalui sosial media seperti Instagram ada berapa sehingga kita belum bisa menentukan batasan produk impor, karena akan ada konsekuensi di perdagangan kita dengan negara lain,” jelas Enggar usai Rapat Kerja Kementerian Perdagangan.
Di sisi lain, persoalan barang impor ini tengah menjadi perhatian pemerintah karena membuat rupiah semakin melemah. Untuk itu, pemerintah akan melakukan seleksi ketat terhadap komoditas impor yang masuk ke Indonesia.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…