Era digital membuat gampang sebagian pekerjaan kita. Tapi di sisi lain juga membuat orang tua kerepotan, khususnya saat anak mulai kecanduan gadget. Orang tua harus segera mengambil langkah untuk cegah anak kecanduan gadget.
Orang tua tentu tidak nyaman ketika buah hati terlalu lama bermain gadget karena berpotensi mengganggu tumbuh kembang dan kesehatan mereka. Selain itu, aktivitas sosial anak biasanya juga bermasalah ketika kelewat asyik bermain gadget.
Pakar kesehatan digital, Kristy Goodwin, mengemukakan ada dua hal yang wajib diperhatikan orang tua terkait kebijakan digital di rumah. Pertama, lama interaksi anak-anak dengan teknologi. Kedua, persoalan keamanan anak-anak dan remaja saat mereka online di rumah.
Tanpa kontrol ketat dari orang tua, anak-anak punya risiko mengakses konten tidak pantas seperti kekerasan, teror, dan konten dewasa. Ada juga ancaman predator online di dunia maya. Padahal orang tua sedang bekerja di kantor.
Ada beberapa langkah yang bisa diterapkan orang tua bagi buah hati agar tidak kecanduan gadget, seperti disarikan dari Sbs.com.au dan Realsimple.com.
1. Jangan Asal Melarang
Rancang kebijakan mengakses teknologi. Buat aturan yang jelas soal apa, kapan, di mana, dengan siapa saja, dan berapa lama anak boleh berinteraksi dengan gadget. Kebijakan tersebut sebaiknya disusun bersama anak-anak dan gampang dijalankan.
2. Kualitas Bukan Kuantitas
Orang tua wajib mengarahkan konten dan platform yang tepat bagi buah hati. Bukan semata batasan waktu berapa lama bermain gadget bagi si kecil. Apakah yang diakses hanya sebatas hiburan atau ada nilai edukasinya? Apakah kontennya pasif atau interaktif? Apakah sudah pas dengan usia anak? Mendampingi anak di era digital juga menuntut pemutakhiran pengetahuan para orang tua.
3. Nyalakan Peranti Lunak untuk Filter
Sekarang sudah banyak bertebaran peranti lunak berupa filter untuk memastikan buah hati tidak bisa mengakses atau mengunduh konten tidak pantas lewat gadget yang biasa digunakan untuk bermain. Selain bisa mengontrol jenis konten, orang tua juga bisa memanfaatkan fitur yang memaksa gawai tidak bisa digunakan setelah batas waktu penggunaan berakhir.
4. Buat Batasan Jelas
Selain batasan waktu, orang tua juga perlu memberikan batasan lebih konkret kepada anak. Misalkan si kecil wajib berhenti bermain telepon pintar setelah merampungkan dua level dalam sehari. Bisa juga anak wajib berhenti menyetel Youtube setelah dua tayangan favoritnya berakhir.
Langkah ini bisa mengantisipasi anak memasuki tahap belum puas bermain atau menonton Youtube ketika mereka terus-menerus diberi kebebasan akses online. Sebelum batasan berakhir, sampaikan kepada anak waktu mereka berinteraksi dengan layar digital segera berakhir.
Pengingat ini sekaligus mempersiapkan anak berpisah dari sesuatu yang mereka tekuni dan juga mengantisipasi anak dari tantrum teknologi.
Tantrum adalah ledakan emosi, biasanya dikaitkan dengan anak-anak yang bersikap keras kepala terhadap suatu hal. Buah hati yang kecanduan gadget biasanya sulit dipisahkan dengan barang itu. Anak akan menangis tersedu-sedu bahkan sampai tantrum ketika gadgetnya diambil.
5. Berikan Contoh
Anak adalah peniru ulung. Saat orang tua membatasi akses gawai anak, artinya orang dewasa juga perlu memberikan contoh serupa. Aturan batasan yang sudah disepakati bersama idealnya juga berlaku untuk orang tua. Dengan disiplin digital sejenis, anak niscaya juga lebih terkendali.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…