Categories: Stories

Serentetan Bencana Dahsyat yang Pernah Menerjang Jepang

Share

JEDA.ID— Negara Jepang merupakan salah satu negara yang sering dilanda bencana alam. Namun Jepang senantiasa cepat bangkit dan berbenah dari becana itu. Baru saja Jepang juga dilanda bencana alam berupa terjangan Topan Hagibis.

Puluhan ribu tentara dan pekerja pertolongan dikerahkan pada Minggu (13/10/2019) untuk menyelamatkan para warga yang terkena dampak dan mengatasi banjir akibat salah satu topan terburuk yang melanda negara itu dalam sejarah terkini.

Sebanyak 23 orang dilaporkan meninggal dalam musibah tersebut dan topan itu sempat melumpuhkan Tokyo.
Media publik NHK juga melaporkan sedikitnya 16 orang hilang. Topan Hagibis juga menyebabkan banjir di wilayah-wilayah darat yang rendah di bagian tengah dan timur Jepang dan memutus aliran listrik ke hampir setengah juta rumah.

Pembatasan pendaratan pesawat di Bandar Udara Narita, Tokyo, dan Haneda sudah dicabut tetapi lebih 800 penerbangan dibatalkan pada hari itu. NHK melaporkan sebagian layanan kereta cepat Shinkansen juga dibatalkan ke kawasan-kawasan yang paling parah terkena dampak topan.

Perdana Menteri Shinzo Abe mengadakan sidang darurat dan menugaskan menteri yang menangani tata kelola bencana ke kawasan-kawasan yang terkena dampak. “Sebagai akibat dari pemadaman, pemutusan air dan penangguhan layanan transportasi, kami bermaksud bertindak dengan melakukan berbagai upaya untuk pemulihan kami meminta masyarakat agar tetap waspada dari tanah longsor dan bahaya-bahaya lain,” katanya seperti dilansir Antara, Senin (14/10/2019).

Sebanyak 27.000 anggota pasukan Bela Diri Jepang dan juga petugas pemadam kebakaran, personel polisi dan penjaga pantai dikerahkan untuk menolong orang-orang yang terdampak di Prefektur Nagano, di bagian tengah Jepang, dan tempat lain, kata pemerintah.

Ini bukan sekali bencana dahsyat menerjang Jepang. Berikut serentetan bencana-bencana yang pernah menerjang Jepang seperti dilansir dari berbagai sumber.

1. Gempa bumi Osaka

Setidaknya lima orang tewas setelah sebuah gempa bumi kuat mengguncang Jepang barat, Senin (18/6/2018). Selain itu, lebih dari 400 lainnya terluka. Dikutip dari NHK, dua korban, termasuk seorang gadis kecil berusia sembilan tahun yang berada di luar ruangan, tertimpa tembok bangunan. Pemerintah pun menggelar inspeksi untuk merobohkan gedung-gedung berusia tua agar kejadian seperti ini tak terulang lagi.

Badan Meteorologi Jepang mengatakan getaran berkekuatan 6,1 Skala Richter itu melanda sebalah utara Osaka, kota terbesar kedua di negara itu, pada saat jam sibuk sekitar pukul 8 pagi waktu setempat. Layanan kereta dihentikan setelah dilaporkan beberapa stasiun mengalami kerusakan. Gempa itu menghancurkan tembok-tembok dan memicu kebocoran dan kebakaran bangunan.

2. Banjir dan longsor pada Juli 2018

Wilayah Jepang bagian barat menjadi lokasi longsor dan banjir bandang yang disebabkan oleh hujan deras pada Juli lalu. Sebanyak 221 nyawa melayang. Ketinggian air mencapai dua meter bahkan hampir menyentuh atap rumah.
Setelah banjir reda, pemerintah mencatat ada lebih dari 1.500 orang tinggal di tempat-tempat pengungsian karena rumah mereka hancur atau akses menuju tempat tinggal rusak berat. Di antara kawasan lain, Hiroshima dan Kurashiki disebut sebagai yang paling parah terkena dampaknya.

3. Gelombang panas

Sebanyak setidaknya 116 orang meninggal selama gelombang panas berlangsung pada Agustus 2019.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Jepang, temperatur saat itu sudah mencapai 41,1 derajat celcius dan menjadi yang paling tinggi selama beberapa tahun terakhir di Jepang.

Parahnya, periode ini juga masih menjadi saat petugas pemulihan bencana untuk banjir bertugas. Alhasil, mereka harus bekerja di bawah suhu panas luar biasa. Musim panas di Jepang terkenal panas dan lembab, dan ratusan orang meninggal setiap tahun akibat sengatan panas, terutama orangtua.

4. Topan Jebi padaSeptember 2018

Topan Jebi yang melanda Jepang sejak Selasa (4/9/2018) pukul 10.00 pagi waktu setempat, memakan korban sebanyak 11 orang meninggal. Adapun korban luka-luka, menurut laporan dari berbagai media lokal, sebanyak lebih dari 164 orang.

Selain memakan korban jiwa, Topan Jebi juga telah menghancurkan puluhan kendaraan, memutus arus listrik di beberapa provinsi yang terdampak dan menghentikan ratusan jadwal penerbangan. Topan Jebi yang disebut sebagai topan terparah dalam 25 tahun terakhir memporak-porandakan bangunan, kendaraan, bahkan membanjiri Bandara Internasional Kansai hingga membuat ribuan penumpang terjebak di dalam terminal.

5. Gempa Hokkaido 6,7 SR

Gempa dahsyat berkekuatan 6,7 Skala Richter (SR) mengguncang kawasan Hokkaido, Jepang, pada Kamis pukul 03.00 dini hari (6/9/2018).  Korban tewas akibat gempa bumi kuat dan tanah longsor di Hokkaido, Jepang bagian utara tercatat 44 orang meninggal. Puluhan ribu polisi dan tentara dikerahkan ke area terdampak gempa dan longsor untuk membantu warga setempat.

Kebanyakan korban tewas berasal dari kota kecil Atsuma, yang dilanda kerusakan setelah dilanda longsor yang dipicu gempa. Lebih dari 2.700 warga terpaksa tinggal di kamp-kamp pengungsian. Sekitar 40.000 polisi, petugas pemadam, tentara dan petugas keselamatan maritim dikerahkan untuk membantu para korban selamat. Dari bencana ini ada tujuh orang yang sudah dikonfirmasi sebagai korban meninggal. Sementara itu, ada setidaknya 140 warga yang terluka.

6. Gempa dan Tsunami 2011

Pada 11 Maret 2011, sekitar pukul 14.46 waktu setempat, gempa berkekuatan dahsyat 9 skala Richter mengguncang kawasan Tohoku di lepas pantai Samudera Pasifik, tepatnya wilayah timur Sendai, Honshu, Jepang. Pusat Peringatan Tsunami langsung mengeluarkan peringatan waspada tsunami di Jepang dan sekitarnya. Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami untuk pantai Pasifik Jepang dan sedikitnya 20 negara, termasuk seluruh pantai Pasifik Amerika dari Alaska ke Cile.

Sekitar satu jam kemudian, tsunami setinggi 33 kaki atau sekitar 10 meter kemudian menghantam kawasan pesisir Prefektur Miyagi dan sekitarnya.  Seperti dimuat Liputan6.com dari CNN, Rabu (11/3/2015), gelombang raksasa menghancurkan perumahan di sekitar, menghanyutkan rumah, dan juga menyebabkan gedung runtuh serta sejumlah jalan layang.

Tak hanya itu, keesokan harinya. gempa berkekuatan 6,2 SR kemudian mengguncang Prekfetur Nagano dan Niigata. Lindu juga menggoyang kawasan pesisir barat Pulau Honshu dengan kekuatan 6,3 SR. Badan Penyiaran Jepang (Tokyo Broadcasting System/TBS) dan Kepolisian Nasional Jepang (Japanese National Police Agency) melaporkan total korban tewas sebanyak 15.269 orang, 5.363 luka dan 8.526 hilang di enam prefektur Negeri Sakura.

Selain itu, dikonfirmasikan bahwa dua kereta penumpang dengan jumlah penumpang yang tidak diketahui menghilang di daerah pantai selama bencana tsunami. Sebuah kapal yang mengangkut 100 orang terbawa oleh tsunami. Keadaan kapal saat ini belum diketahui.

7. Gempa Nankaido, 1946

Di akhir Perang Dunia II, sebuah gempa terjadi di Nankaido, Jepang pada 20 Desember 1946. Gempa terjadi akibat gesekan antar lempeng di Nankai Trough. Sejak abad ke-7, gempa selalu terjadi di wilayah tersebut setiap 100 hingga 200 tahun sekali. Gempa terjadi dari wilayah Honshu hingga Kyushu. Sebanyak 1.362 orang meninggal akibat bencana tersebut.

8. Gempa Aomori, 1968

Gempa Aomori mengguncang Honshu, dekat wilayah Misawa. Gempa berkekuatan 8,2 SR dan diikuti oleh tsunami ini menewaskan 52 orang.

9. Gempa Pulau Kuril, 2006

Gempa ini terjadi di kedalaman 30 kilometer di pesisir bagian utara Jepang. Kekuatannya mencapai 8,4 SR dan menyebabkan tsunami. Tsunami menyapu pulau padat penduduk dengan sekitar 19 ribu orang tinggal di sana. Tak ada satu pun korban jiwa akibat tsunami tersebut.

10. Gempa Sanriku, 1933

Gempa Sanriku berkekuatan 8,4 SR. Pusat gempa berada di kedalaman 290 kilometer di laut lepas. Guncangan memicu tsunami dengan ombak setinggi 28,7 meter di Ryori Bay, Honshu. Sementara di Hawaii, ombak dilbaporkan setinggi 3 meter. Kota-kota di Sanriku hancur akibat bencana tersebut. Sekitar 3.000 rumah terbawa arus. Bencana ini merenggut 3.000 jiwa.

Mitigasi Bencana

Bencana alam memang terkadang sulit diprediksi. Untuk meminimalisisasi kerusakan akibat gempa, Jepang sudah mengambil langkah untuk mempersiapkan diri sebelum gempa terjadi. Berikut langkah-langkah yang diambil seperti dilansir dari berbagai sumber.

1. Rumah tahan gempa

Di Jepang, semua bangunan yang akan dibangun harus mengkuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Bangunan yang dibuat harus memenuhi dua syarat yaitu bangunan dijamin tidak akan runtuh karena gempa bumi dalam 100 tahun kedepan dan dijamin tidak akan rusak dalam 10 tahun pembangunan. Selain itu, semua bahan yang digunakan untuk konstruksi harus mengikuti aturan ketat dari pihak yang berwenang.

2. Sistem peringatan gempa

Semua handphone di Jepang memiliki sistem peringatan gempa/tsunami yang dipasang. Sistem ini akan memberi peringatan sekitar 5 hingga 10 detik sebelum bencana terjadi, peringatan juga akan memberi tambahan waktu untuk melarikan diri ke tempat aman atau berlindung dibawah meja. Sedangkan di pesisir lebih mungkin menimbulkan tsunami, Jepang membangun sistem peringatan sekitar 5-10 menit sebelum tsunami datang.

3. Sistem pencegahan bencana terpadu

Untuk mengurangi dampak kerusakan akibat bencana alam, pemerintah Jepang memberikan panduan luas tentang cara bertahan hidup saat terjadi gempa atau tsunami. Jepang telah membangun sistem darurat ketika bencana besar terjadi posko pengungsian. Lalu, setiap warga disana menyiapkan ransel darurat untuk menyimpan hal-hal penting seperti senter, obat-obatan, makanan, selimut dan lainnya untuk bertahan hidup selama tiga hari hingga 1 pekan.

4. Meningkatkan pengetahuan hadapi bencana

Pemerintah Jepang juga fokus meningkatkan pengetahuan warganya akan gempa dan tsunami. Pelatihan simulasi bencana secara teratur diadakan. Simulasi bencana sudah mulai diajarkan sejak TK dan siswa-siswi sekolah serta anak muda lainnya. Warga Jepang diajarkan agar tidak panik saat terjadi bencana, melarikan diri dengan teratur dan tidak terburu-buru.

5. Mematikan aliran gas

Ibu rumah tangga di Jepang mempunyai peranan penting dalam pencegahan bencana. Karena gempa bumi kemungkinan akan mempengaruhi saluran pipa gas yang dapat memicu ledakan dan kebakaran, setiap kali gempa terjadi ibu rumah tangga dilatih untuk segera bergegas ke dapur untuk mematikan gas (dan listrik jika perlu).

Recent Posts

Daftar Lokasi Pembantaian yang Libatkan PKI di Solo, Adakah yang Tahu?

JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…

30 September 2021

5 Wisata Dekat atau Sekitar Sirkuit Mandalika Lombok, Ada Pantai Eksotis Hlo!

JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…

30 September 2021

Pengin Dapat Uang Rp1 Miliar Saat Pensiun? Ini Hlo Caranya!

JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…

29 September 2021

Disoroti Pembalap Dunia, Ini Spesifikasi Sirkuit Mandalika di Lombok

JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…

29 September 2021

Setia Temani Tukul Arwana, Ini Potret Kece Ega Prayudi Berseragam Polisi di Instagram

JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…

28 September 2021

Pengin Cepat Mendapatkan Pekerjaan yang Diinginkan? Baca Doa dan Zikir Ini

JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…

28 September 2021