Categories: Stories

Operasi Plastik, Kalau Punya Duit Anda Mau Melakukannya?

Share

JEDA.ID—Operasi plastik esetika bukan tabu dan bukan hal baru. Tindakan ini belakangan mendapatkan imbangan gerakan memandang positif tubuh, menerima diri apa adanya. Sayangnya, industri operasi plastik estetika menjadi bagian dari budaya yang sudah menciptakan standar kecantikan tersendiri.

Pada Mulanya

Ilustrasi alat bedah operasi plastik (freepik)

Selama ini banyak orang mengira operasi plastik estetika atau bedah kosmetik adalah fenomena modern. Namun, bedah kosmetik memiliki sejarah yang panjang, lebih rumit dari yang orang bayangkan.

Seperti dilansir The Independent, asalnya bedah kosmetik adalah bagian dari tindakan mengoreksi kelainan sifilis, ide rasial tentang kesehatan dan keinginan membuat wajah menjadi simetris secara instan.

Dalam buku Beauty Bias: Discrimination and Social Power (penerbit Praeger, July  2007), sosiolog Amerika Serikat (AS) Bonnie Berry menyebut 50% warga AS “tidak bahagia” dengan penampilan mereka. Berry menghubungkan prevalensi itu dengan image media massa.

Namun, dorongan orang-orang untuk terbaring menderita di bawah prosedur operasi demi membetulkan tata letak wajah dan memperindah tubuh, muncul jauh sebelum terciptanya image tentang kecantikan yang muncul di media massa. Termasuk di dalamnya penggunaan prosedur anastesi dan prinsip penyembuhan antiseptik pascabedah kecantikan.

Prosedur bedah dimulai sekitar abad 16 di Inggris dan Eropa. Margaret Peeling, sejarawan kesehatan Universitas Oxford menyebut fenomena penyembuhan wajah dilakukan para ahli bedah tukang cukur alias barber surgeon pada era Dinasti Tudor Inggris.

Barber surgeon adalah praktisi medis yang banyak mundul pada Abad Pertengahan Eropa. Tak seperti dokter pada umumnya saat itu yang melakukan prosedur bedah, kebanyakan dari barber surgeon menangani luka-luka akibat perang. Mereka biasanya belajar melalui magang dengan teman yang lebih berpengalaman.

Banyak dari barber surgeon tidak belajar secara formal dan seringnya mereka buta huruf. Namun peran mereka sangat krusial di tengah budaya di mana orang menganggap wajah yang rusak atau tak elok dipandang merefleksikan pribadi yang serupa.

Terbanyak di dunia

Ilustrasi operasi plastik estetika (Reuters)

Di era kekinian, menurut American Society of Plastic Surgeons (ASPS), menyebutkan sebanyak 20%  dari seluruh bedah kosmetik di dunia dilakukan di AS.

AS menjadi negara teratas di dunia dengan jumlah terbanyak prosedur operasi plastik per tahun. Tentu hal itu tak mengherankan mengingat AS adalah tempat lahirnya Hollywod dengan populasi lebih dari 325 juta orang.

Sekitar 1,8 juta prosedur bedah kosmetik dilakukan di AS sepanjang 2018, jumlah ini naik dari data pada 2017 yaitu 1,7 juta. Prosedur paling populer adalah operasi payudara, liposuction (sedot lemak) dan rhinoplasty (operasi hidung) serta facelift (pengencangan wajah). Di luar dugaan, facelift yang belakangan mendapat banyak tentangan, justru tetap laris manis.

Dokter Charles Galanis, pemegang sertifikat dokter bedah plastik dengan sertifikat ganda di Beverly Hills menyebut kecantikan ideal tidak sama di tiap tempat dipengaruhi letak geografis, budaya setempat dan generasi.

“Tiap budaya berbeda memiliki mengidealkan tipe tubuh yang berbeda dan tendensi memprioritaskan bentuk tubuh, misalnya bedah rahang agar lancip [marak] di Asia Tenggara, prosedur pengencangan tubuh di Amerika Selatan, dan juga operasi payudara di Amerika Utara,” katanya.

Urutan negara kedua terbanyak adalah Brazil 1,46 juta prosedur sepanjang 2017. “Di Brasil, banyak yang percaya budaya digerakkan oleh penampilan. [Dan] karena [di Brasil] beriklim tropis, [dengan] pantai tak berujung serta budaya Samba dan Karnaval, warga Brasil selalu berusaha untuk memiliki tubuh yang indah,” ujar dokter bedah plastik Dirk Kremer.

Ibu Kota Operasi Plastik Dunia

Orang-orang melintas di dekat iklan operasi plastik estetika yang tertempel Halte Tur Bus di Distrik Gangnam, Kota Seoul, Korea Selatan. (Reuters)

Korea Selatan dijuluki sebagai Ibu Kota Operasi Plastik Dunia. Tentu saja yang dimaksud adalah bedah kosmetik.

Pusat bedah kosmetik di Korea Selatan ada di Distrik Gangnam. Distrik ketiga terpadat di Seoul, Ibu Kota Korea Selatan. Di distrik ini ada sekitar 500 klinik kecantikan yang melayani operasi plastik estetika. Gangnam juga menciptakan budaya kecantikan tersendiri di Negeri Ginseng itu.

Korea Selatan juga menjadi negara dengan tingkat operasi plastik estetika per kapita tertinggi di dunia. Bedah kosmetik di negara ini sudah menjadi budaya. Di Kota Seoul, tiap sudut keramaian banyak ditemui iklan-iklan klinik bedah kosmetik. Peminat operasi bedah kosmetik tak hanya perempuan, tetapi juga lelaki.

Jumlah prosedur operasi plastik di Korea Selatan mencapai satu juta prosedur per tahun. Menjadi negara ketiga tertinggi di dunia dalam jumlah prosedur operasi plastik estetika.

Distrik Gangnam bahkan mengembangkan wisata operasi plastik estetika dan kini menjadi tulang punggung pendapatan daerah bahkan nasional. Separuh dari seluruh prosedur operasi plastik estetika di Korea Selatan memang datang dari para turis luar negeri. Tak mengherankan sebab biaya operasi plastik memang sangat tinggi.

Berapa biayanya?

Ilustrasi foto menghamburkan uang. Banyak yang tak mempedulikan besarnya biaya operasi plastik estetika demi kecantikan instan. (Reuters)

Operasi mata Rp18 juta-Rp50 juta. Standar kisaran harga itu bisa didapatkan di Korea Selatan (negara yang menjadi magnet prosedur operasi plastik di Asia, termasuk Indonesia. Harga itu seperti dilansir Detik, naik turun tergantung jenis prosedur. Ada operasi untuk membuat lipatan ganda kelopak mata (double eyelid) dan ada untuk membuang kantung mata.

Youngmin Direktur Young In Beauty, agen operasi plastik di Korea Selatan menyebut untuk prosedur operasi hidung alias rhinoplasty berkisar Rp50 juta. “Hidung lebih rumit karena bisa kombinasi [prosedurnya]. Misalnya [operasi batang hidung dan biasanya] dengan cuping [hidung], itu sudah dua bagian yang ditangani harganya pasti akan berbeda,” ungkap Youngmin.

Prosedur lain yang menjadi favorit adalah facelift atau penarikan wajah agar lebih kencang. Harganya fantastis, berkisar Rp125 juta. “Facelift harganya memang mahal tapi hasilnya lebih ‘permanen’. Maksudnya wajah tetap akan mengendur namun prosesnya akan lebih lama, bisa bertahan sampai 15 hingga 20 tahun,” jelas Youngmin.

Operasi plastik yang lebih mahal dari facelift adalah liposuction atau sedot lemak. Tentu mahal karena dilakukan seluruh tubuh. Harganya mencapai 20 juta won atau sekitar Rp250 juta. Harga ini setara dengan operasi rahang yang juga menjadi favorit untuk memperbaiki rahang.

Harga ini biasanya sudah termasuk biaya pemulihan dan obat-obatan pascaoperasi. Namun tentu tak termasuk tiket pesawat dan akomodasi selama di Korea Selatan.

Menyakitkan dan Penuh Risiko

Ilustrasi foto double eyelid atau operasi plastik estetika kelopak mata. (Reuters)

Operasi plastik esetetika demi menjadi cantik selain mahal juga menyakitkan. Bahkan risiko komplikasi harus ditanggung si pelaku operasi. Namun harga yang tinggi serta risiko yang harus dibayar tak menyurutkan niat banyak orang untuk menjalani prosedur bedah kosmetik ini.

Risiko paling umum yang bisa terjadi pertama adalah hematoma atau kantong darah yang membesar, memar dan menyakitkan. Komplikasi ini paling umum terjadi pada prosedur facelift.

Risiko lain adalah kerusakan saraf. Seperti dilansir Liputan6, mati rasa dan kesemutan umum dialami operasi plastik dan ini tanda-tanda kerusakan saraf. Kebanyakan wanita mengalami perubahan dalam sensitivitas setelah operasi pembesaran payudara dan 15% kehilangan sensasi puting secara permanen.

Infeksi dan jaringan parut juga mengincar Anda setelah melakukan bedah kosmetik. Ada risiko lain yang sangat berbahaya dan menyaktikan yaitu kerusakan organ. Ini terjadi pada prosedur liposuction karena bisa memicu traumatis bagi organ internal.

Ketika di meja operasi, Anda juga bisa mengalami komplikasi akibat anastesi atau bius. Anestesi umum, ketika obat yang digunakan membuat Anda tidak sadar, kadang-kadang dapat menyebabkan komplikasi. Ini termasuk infeksi paru-paru, stroke, serangan jantung, dan kematian.

Satu lagi risiko yang kerap muncul pada prosedur operasi plastik estetika adalah seroma, yaitu suatu kondisi yang terjadi ketika serum dari darah di bawah permukaan kulit, terjadi pembengkakan dan menimbulkan rasa sakit. Ini terlihat seperti lepuhan besar. Hal ini dapat terjadi setelah operasi apapun, dan merupakan komplikasi yang paling umum dari tummy tuck.

Maya Herawati

penulis di Jeda.id.

Recent Posts

Daftar Lokasi Pembantaian yang Libatkan PKI di Solo, Adakah yang Tahu?

JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…

30 September 2021

5 Wisata Dekat atau Sekitar Sirkuit Mandalika Lombok, Ada Pantai Eksotis Hlo!

JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…

30 September 2021

Pengin Dapat Uang Rp1 Miliar Saat Pensiun? Ini Hlo Caranya!

JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…

29 September 2021

Disoroti Pembalap Dunia, Ini Spesifikasi Sirkuit Mandalika di Lombok

JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…

29 September 2021

Setia Temani Tukul Arwana, Ini Potret Kece Ega Prayudi Berseragam Polisi di Instagram

JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…

28 September 2021

Pengin Cepat Mendapatkan Pekerjaan yang Diinginkan? Baca Doa dan Zikir Ini

JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…

28 September 2021