JEDA.ID–”Beli sekarang dengan harga standar daripada saat jadi ibu kota nggak kebeli”. Kalimat itu tertulis dalam unggahan iklan tanah kaveling di salah satu situs jual-beli barang. Dengan mendompleng isu calon ibu kota negara banyak pelaku properti yang berupaya meneguk untung dari rencana itu.
Judul tanah kaveling yang ditawarkan pun cukup menarik perhatian, ”Tanah Kavling di Calon Ibu Kota Negara”. Tanah kaveling yang diberi nama Harmoni Residence itu berada di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah.
Iklan itu diunggah 1 Agustus lalu. Dituliskan harga tanah Rp122.500 dan luas 400 meter persegi. Namun tidak dijelaskan harga tanah itu untuk per meter atau keseluruhan.
”Berlokasi di satu-satunya jalan utama penghubung antara Palangka raya [ibu kota Kalimantan Tengah] dan juga ibu kota Katingan [calon kuat ibu kota negara]. Tanah kaveling ini sendiri berlokasi di Kabupaten Katingan,” sebagaimana tertulis dalam iklan yang dimuat di OLX sebagaimana dilihat, Senin (12/8/8/2019).
Di situs jual-beli tanah dan rumah lainnya juga ada yang menggoreng dengan istilah yang sama. Perumahan di Palangka Raya menjual rumah seharga Rp142 juta untuk tanah seluas 200 meter persegi dengan luas bangunan 36 meter persegi.
”Semakin ditunda juga semakin mahal gak semakin murah harganya. Semakin susah kebeli rumahnya, apalagi jadi ibu kota indonesia,” tulis pemasang iklan Anugerah Rizqi Residence yang berada di Palangka Raya di laman 99.co.
Lokasi pasti calon ibu kota negara masih menjadi misteri. Presiden Jokowi memastikan ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan. Namun, lokasi pastinya belum diumumkan kepada publik.
”Provinsinya di mana, ini yang harus didetailkan lagi,” kata Jokowi saat memberikan pengantar pada rapat terbatas mengenai pemindahan ibu kota, di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (6/8/2019), sebagaimana dikutip dari laman Setkab.
Dua provinsi yang disebut menjadi kandidat kuat calon ibu kota negara adalah Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah yang sempat dikunjungi Jokowi. Di Kalimantan Timur, Presiden mengunjungi daerah Kutai Kartanegara tepatnya di Bukit Soeharto.
Di Kalimantan Tengah, Jokowi mengunjungi “kawasan segitiga” yang bertempat di antara Kota Palangka Raya, Kabupaten Katingan, dan Kabupaten Gunung Mas. Wilayah di antara tiga kota dan kabupaten tersebut sebelumnya disiapkan oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai calon ibu kota baru.
Ketika pemerintah belum mengumumkan secara resmi lokasi calon ibu kota negara, tanah di Kalimantan mulai digoreng. Iklan yang menggunakan embel-embel ”calon ibu kota negara” bertebaran. Tak hanya itu, harga tanah di beberapa lokasi pun mulai melambung.
”Masyarakat sekarang banyak berbondong-bondong ada yang menjual tanahnya karena harganya sedang naik empat kali lipat,” kata Binartha, salah satu masyarakat di Kecamatan Manuhing, Kabupaten Gunung Mas, sebagaimana dikutip dari Antara.
Binartha menjelaskan kenaikan harga tanah di dekat lokasi pemukiman terjadi karena masyarakat banyak yang termakan isu pemindahan ibu kota. Berdasarkan informasi yang dihimpun, di Gunung Mas, satu kavling tanah biasanya dipatok ukuran 20 x 30 meter dengan harga Rp10 juta jika jauh dari pemukiman. Sedangkan harga tanah yang dekat dengan pemukiman biasanya dihargai Rp25 juta.
Dengan munculnya informasi akan dijadikan ibu kota, tanah melonjak menjadi Rp40 juta per kavling dan Rp100 juta per kavling bila dekat dengan pemukiman atau naik empat kali lipat.
Camat Manuhing Sugiarto juga mengimbau agar masyarakat tidak perlu ambil langkah spekulatif dengan aksi jual beli tanah. ”Lokasinya saja belum dipastikan titiknya, kok sudah pada jual beli, nanti kalau salah kan rugi besar, tidak usah beli-beli tanah dulu,” kata Sugiarto.
Pengamat properti Ali Trangandha mengatakan sebaiknya masyarakat menunggu pengumuman resmi dari pemerintah mengenai calon ibu kota negara. Hal ini dilakukan demi menghindari spekulasi-spekulasi yang semakin banyak di wilayah Kalimantan yang disebut sebagai calon ibu kota negara.
Menurut Ali, di pergerakan harga tanah di Kalimantan memang sedang sangat baik. Bahkan sebelum ada isu perpindahan ibu kota ini. Misalnya di Balikpapan yang pertumbuhannya sangat baik karena hasil non migasnya yang mulai membaik.
Dia mengungkapkan pemerintah seharusnya sudah mempersiapkan stok lahan untuk kebutuhan di wilayah calon ibu kota baru. ”Sebetulnya, sebelum ada calon ibu kota baru itu, pemerintah dan BUMN sudah membeli tanah untuk stok landbank. Kalau tidak ya harganya akan mengikuti mekanisme pasar, bisa saja jadi terlalu tinggi harganya,” kata Ali sebagaimana dikutip dari Detikcom.
Dia menyatakan pembagian lahan sebagai fasilitas negara juga harus dipercepat sebelum harga tanah semakin naik. Selain itu, juga pemerintah harus mampu untuk menyediakan lahan untuk masyarakat kelas bawah dan memastikan agar harga tanah tidak terus bergerak.
“Jadi pemerintah juga harus membagi mana wilayah yang harganya tidak boleh bergerak. Jadi istilahnya di-freeze untuk masyarakat kelas bawah ya 10-20% sudah cukup lah itu harus dijamin,” imbuh dia.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…