Categories: Stories

Jaringan GSM 2G, Riwayatmu Kini…

Share

JEDA.ID – Jaringan GSM 2G sebentar lagi tinggal nama. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menghimbau kepada operator seluler secara perlahan mengalihkan jaringan 2G dan 3G ke 4G untuk daerah terluar, terdepan dan tertinggal atau 3T.

Hal ini disampaikan Menkominfo Johnny Plate dalam acara penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama Fresh Graduate Academy dan Vocational School Graduate Academy, Digital Talent Scholarship Tahun 2020 di Jakarta, dilansir Antara, Selasa (17/12/2019).

Jaringan 5G, Meretas Mimpi Internet Supercepat

Mantan Menkominfo Rudiantara menyatakan lambat laun jaringan 2G akan dihapus. “Pada akhirnya, jaringan 2G akan terhapus karena perkembangan zaman” ujarnya, dilansir Suara.com, 17 Oktober 2017

Migrasi ke jaringan 4G juga bertujuan untuk bersiap ke peralihan jaringan 5G di masa mendatang. Plate melihat perpindahan ke jaringan 4G sebagai usaha untuk mendorong kecepatan data transmisi di daerah terpencil.

Plate pada Oktober lalu menyatakan sebelum beralih ke 5G, Indonesia perlu menyelesaikan wilayah-wilayah yang baru terjangkau jaringan 2G dan 3G.

Operator Seluler

XL Axiata, salah satu operator seluler terbesar di Nusantara, yakin bahwa layanan seluler generasi kedua (2G) perlahan-lahan akan ditinggalkan oleh pengguna yang mulai beralih ke jaringan 3G dan bahkan 4G.

Keyakinan ini diutarakan oleh Chief Service Management Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya di Seminyak, Bali, Senin (8/5/2017), ketika berbicara soal perubahan perilaku dan visi XL yang ingin menjadi “digital focus company”.

“Sekarang pelanggan kami lebih banyak yang mengonsumsi data. Sebanyak 65 persen pelanggan kami saat ini ada di data,” kata Yessie.

Berdasarkan data yang dikumpulkan XL, dari jumlah pengguna data itu, mayoritas adalah mereka yang menikmati layanan streaming video via YouTube, lalu media sosial, dan web.

5 Negara dengan Koneksi Internet Tercepat

Yessi mengatakan untuk mewujudkan visi menjadi “digital focus company” dan mengikuti tren pelanggan yang semakin haus data, XL berencana membangun 17.000 pemancar 4G di Tanah Air, sekitar dua kali lipat dari jumlah pemancar pada 2016 lalu.

Yessie menjelaskan bahwa pengguna 2G saat ini berkisar di angka 10 persen. Mereka biasanya adalah kelompok usia lanjut, yang enggan untuk mengadopsi teknologi telepon seluler pintar baru.

“Kami tidak akan kejam seperti Singapura,” ujar Yessie, mengacu pada keputusan pemerintah Singapura yang pada 1 April kemarin secara resmi mematikan jaringan 2G.

“Kami tidak akan mematikan jaringan 2G. Kami yakin para pengguna akan secara natural pindah ke data, sehingga jaringan 2G perlahan-lahan akan ditinggalkan juga,” imbuh dia.

Yessie juga menambahkan bahwa meski mulai fokus pada layanan data, XL akan tetap menjaga kualitas jaringan 2G bagi para penggunanya.

Masih Dibutuhkan

Praktisi telekomunikasi Robert Cattanach berpendapat bahwa jaringan 2G masih dibutuhkan masyarakat Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Menurutnya, masih mahalnya perangkat 4G menjadi alasan kuat jaringan 2G masih dibutuhkan.

Tak hanya soal mahalnya perangkat 4G, Robert menyebut bahwa masih banyak pengguna seluler Indonesia yang mengandalkan jaringan 2G. Dengan banyaknya pengguna 2G di Indonesia, sudah seharusnya pemerintah mempertahankan 2G dalam beberapa tahun ke depan.

Internet, Medsos dan Sensitivitas Agama

“Kita tahu, masih banyak orang masih mengandalkan 2G di Indonesia. Berkaca dari hal tersebut, kita harus tetap mempertahankan 2G,” paparnya.

Jika disuruh memilih, Robert berpendapat bahwa jaringan 3G yang sebaiknya dihentikan. Sebab, tugas jaringan 3G sudah digantikan oleh kemampuan 4G yang lebih baik.

Dalam pandangannya, kecepatan data di 4G jauh lebih cepat ketimbang 3G. Tak hanya cepat, kemampuan 4G juga dinilai lebih efisien bagi industri telekomunikasi.

Jaringan 2G

Jaringan 2G atau GSM 2G sejatinya diperkenalkan pertama kali pada 1991 di Finlandia, tempat lahir ponsel merek Nokia. Tidak heran kemudian Nokia menjadi ponsel sejuta umat sejak itu.

Teknologi seluler ini hadir menggantikan teknologi seluler pertama, 1G yang menggunakan sistem analog seperti AMPS (Advanced Mobile Phone System).

Jaringan generasi kedua membawa telepon selular dari analog ke komunikasi digital tahap awal. Makanya hanya ada telepon dan enkripsi teks. Sekalipun ada layanan data, hanya sebatas pesan gambar atau MMS.

Maksimal kecepatan yang ditawarkan oleh jaringan GSM 2G dengan mengandalkan Global Packet Radio Services (GPRS) mencapai 50 kilobyte per second. Data rates bisa dinaikkan dengan EDGE sampai 1 Mbps.

Cara kerja teknologi ini adalah dengan membagi alokasi frekuensi radio berdasarkan satuan waktu. Teknologi TDMA dapat melayani tiga sesi peneleponan sekaligus dengan melakukan pengulangan pada irisan-irisan satuan waktu dalam satu channel radio.

Tren Teknologi 2020: Tahun Suram Bagi Selebgram?

Sebuah channel frekuensi dapat melayani tiga sesi peneleponan pada jeda waktu yang berbeda, tetapi tetap berpola dan berkesinambungan. Dengan merangkaikan seluruh bagian waktu tersebut, maka akan terbentuk sebuah sesi komunikasi.

Setelah jaringan GSM 2G, lahirlah generasi 2,5G yang merupakan pengembangan dari 2 G. 2.5G mengaktifkan layanan kecepatan tinggi transfer data melalui jaringan 2G yang ada ditingkatkan.

2,5G adalah layanan komunikasi suara, sms dan data 153 kbps. Teknologi 2,5 G yang terkenal adalah GPRS (General Packet Radio Service) dan EDGE (Enhanced Data for GSM Evolution).

3G hingga 5G

Generasi 3 atau 3G merupakan teknologi terbaru dalam dunia seluler. Generasi ini lebih dikenal dengan sebutan WCDMA (Wideband – Coded Division Multiple Access). Kelebihan terletak pada kecepatan transfer data yang mencapai 384 kbps di luar ruangan dan 2 Mbps untuk aplikasi dalam ruangan.

3G menyediakan layanan multimedia seperti internet, video streaming, dan lain-lain. Pengembangan dari 3G adalah 3,5 G yang memiliki kecepatan transfer data 2 mbps.

Ketika Lansia Melek Internet Naik 100%

Kini, jaringan seluler telah berkembang ke teknologi 4G. Teknologi 4G adalah kecepatan data berbasis 802.11b (11 mbps) bahkan 802.11g (54 mbps) dan untuk masa depan 802.11n (115 mbps).

Selanjutnya, jaringan seluler akan menyongsong teknologi 5G. Dalam sebuah demonstrasi 5G yang dilakukan perusahaan Ericsson menggunakan interface radio dan teknologi Multiple-Input Multiple-Output (MIMO), teknologi 5G menghasilkan hasil kecepatan hingga 5 Gbps pada jaringan frekuensi 15 GHz.

Jafar Sodiq Assegaf

Editor Jeda.id. Suka mandi tanpa air.

Published by

Recent Posts

Daftar Lokasi Pembantaian yang Libatkan PKI di Solo, Adakah yang Tahu?

JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…

30 September 2021

5 Wisata Dekat atau Sekitar Sirkuit Mandalika Lombok, Ada Pantai Eksotis Hlo!

JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…

30 September 2021

Pengin Dapat Uang Rp1 Miliar Saat Pensiun? Ini Hlo Caranya!

JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…

29 September 2021

Disoroti Pembalap Dunia, Ini Spesifikasi Sirkuit Mandalika di Lombok

JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…

29 September 2021

Setia Temani Tukul Arwana, Ini Potret Kece Ega Prayudi Berseragam Polisi di Instagram

JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…

28 September 2021

Pengin Cepat Mendapatkan Pekerjaan yang Diinginkan? Baca Doa dan Zikir Ini

JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…

28 September 2021