JEDA.ID – Ciputra melahirkan bisnis propertinya, Ciputra Group, pada 1981 silam. Selang puluhan tahun kemudian, gurita bisnis Ciputra merambah sektor kesehatan, media, hingga keuangan.
Kabar meninggalnya pengusaha properti ternama Ciputra di usia 88 tahun, Rabu (27/11/2019) dini hari, membawa duka mendalam bagi dunia usaha Tanah Air.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B. Sukamdani menuturkan sosok Ciputra merupakan panutan bagi pelaku usaha di Indonesia. Baginya, Pak Ci, sapaan akrab Ciputra, adalah sosok pertama yang meletakkan bisnis properti di Indonesia secara profesional.
“Selain itu, Pak Ci ini sosok yang terus belajar. Terutama ilmu manajemen beliau selalu ingin update. Waktu gelombang digitalisasi beliau minta kami untuk prepare menghadapi digitalisasi, terutama terkait dengan bisnis kami di Bisnis Indonesia,” katanya kepada Bisnis.com, Rabu (27/11/2019).
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Bidang Hubungan Internasional Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta W. Kamdani menuturkan selain berhasil mengharumkan nama bangsa lewat berbagai usaha yang digelutinya, Pak Ci hingga akhir hayatnya tak henti memberikan kontribusi terhadap perkembangan dunia usaha di Tanah Air.
“Walaupun di usianya lanjut, beliau masih sangat aktif dan terus memberikan motivasi bimbingan dan sumbangan pikiran. Pak Ciputra adalah sosok yg luar biasa. Beliau adalah the father of entrepreneurship di Indonesia,” katanya, Rabu.
Ciputra yang lahir di Parigi, Sulawesi Tengah, 24 Agustus 1931, adalah seorang insinyur dan pengusaha properti di Indonesia.
Selain terkenal sebagai pengusaha properti yang sukses dengan kelompok usaha antara lain pada Jaya Group, Metropolitan Group, dan Ciputra Group, dia juga dikenal sebagai pendiri dan pencetus Taman Impian Jaya Ancol, Bumi Serpong Damai, Pondok Indah, dan Bintaro.
Ciputra juga dikenal sebagai seorang filantropi dan berkiprah di bidang pendidikan dengan mengembangkan sekolah dan Universitas Ciputra, pendiri Universitas Pembangunan Jaya dan penggerak Universitas Tarumanegara.
Ciputra melahirkan bisnis propertinya, Ciputra Group, pada 1981 silam. Grup itu didirikannya tak lama setelah meniti karir di Jaya Group, perusahaan daerah milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dan Metropolitan Group, perusahaan yang membangun perumahan mewah Pondok Indah dan Kota Mandiri Bumi Serpong Damai.
Ciputra Group memiliki induk perusahaan bernama PT Ciputra Development Tbk. Perusahaan itu mulai dikenal publik karena membangun perumahan Citra Garden City di Jakarta Barat.
Citra Garden City merupakan salah satu kompleks perumahan modern kala itu. Proyek itu dilengkapi dengan segudang fasilitas, seperti olahraga hingga kesehatan dalam satu kawasan.
Setelah Citra Garden City, perusahaan melahirkan beberapa kompleks perumahan, seperti Citraland dan Citra Grand di berbagai kota di Tanah Air.
Perkembangan bisnis yang cukup baik membuat perusahaan berhasil melakukan penawaran saham terbatas (IPO) pada 1994. Ciputra Group melantai melalui perusahaan induk, Ciputra Development serta dua anak perusahaan, yaitu PT Ciputra Surya Tbk dan PT Ciputra Property Tbk.
Perusahaan juga berhasil mengembangkan bisnis ke segmen lain, di luar perumahan. Misalnya, pengembang skala kota, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hotel, apartment, pusat rekreasi, fasilitas olahraga, telekomunikasi, kesehatan, broker, media, hingga perusahaan belanja digital alias e-commerce.
Salah satu ‘karya’ grup yang sangat dikenal publik ialah Ciputra Mall karena didirikan di beberapa kota. Selain itu, perusahaan juga mendirikan lembaga akademis yang berfokus pada pendidikan wirausaha, yakni Universitas Ciputra.
Teranyar, perusahaan mengelola dana tanggung jawab (CSR) menjadi Ciputra Artpreneur. Ini merupakan pusat seni terintegrasi yang menjadi etalase seni di kawasan bisnis Ciputra World yang sudah berdiri sekitar 20 tahun.
Berdasarkan laporan keuangan Ciputra Development per kuartal III 2019, perusahaan berhasil mengantongi pendapatan sekitar Rp4,65 triliun. Pendapatan ini diperoleh dari penjualan berbagai lini usaha mulai dari hunian hingga ruko mencapai Rp4,15 triliun.
Ciputra Group telah menjadi perusahaan global. Melalui kemitraan, Ciputra Group telah berkembang dengan pesat di Vietnam (Ciputra Hanoi International City), Kamboja (Grand Phnom Penh International City), India dan China (Grand Shenyang International City).
Di sektor kesehatan, Grup Ciputra berkembang besar. Perusahaan mengembangkan jaringan rumah sakit di berbagak daerah.
Berikut daftar gurita bisnis Ciputra dilansir Liputan6.com, Rabu;
Saat ini, jaringan rumah sakit yang telah didirikan adalah Ciputra Hospital CitraGarden City, Ciputra Hospital Tanggerang, Ciputra Medical Center, Ciputra SMG Eye Clinic (CSEC), dan CDerma – Dermatology and Aesthetic Center.
Ciputra juga mengembangkan bisnis di sektor media dan telekomunikasi. Perusahaan media yang ada di bawah naungan Ciputra antara lain Bintang, Aura, Home, dan Teen. Sedangkan jaringan telekomunikasi berada di bawah Ciptakom yang fokus di jaringan optik.
Di sektor keuangan, Ciputra juga memiliki perusahaan asuransi yaitu Ciputra Life. Perusahaan ini anak perusahaan dari PT Ciputra International dan PT Tunas Andalan Pratama, yang memperoleh izin usaha asuransi jiwa dari OJK pada 16 Desember 2016 dan mulai memberikan perlindungan asuransi kepada pelanggan pada 1 Februari 2017.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…