JEDA.ID--Aktris fenomenal Kim Kardashian baru-baru ini mengungkap kabar bahwa dirinya mengidap penyakit lupus. Hal ini terungkap dalam tayangan Keeping Up With The Kardashians yang memperlihatkan Kim sedang menerima telepon dari dokternya, Daniel Wallace.
Kim Kardhasian syok mendapat berita itu. Sebelumnya, ibu empat orang anak ini memang sering mengeluh mudah lelah dan sakit pada beberapa bagian tubuhnya. Ia juga kerap mengalami bengkak pada persendian dan sakit kepala.
Mengetahui pasiennya terguncang, Wallace pun mengatakan bahwa hasil tes ini belum sepenuhnya akurat.
Dibutuhkan serangkaian tes lagi untuk meyakinkan kondisi kesehatan Kim yang sebenarnya. Dilansir Liputan6 dari E! Nwes, Kim mengatakan dirinya sangat tersiksa belakangan ini karena belum mengetahui secara pasti soal sakit apa yang dideritanya.
Sebelum Kim Kardashian, penyakit ini juga pernah menyerang aktris cantik Selena Gomez. Dia bahkan juga mendapatkan transplantasi ginjal dari seorang perempuan yang kini menjadi sahabatnya.
Penyakit lupus merupakan penyakit autoimun yang melibatkan banyak organ tubuh dengan manifestasi klinis yang bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Seperti dilansir alodokter, penyakit lupus terbagi ke dalam beberapa jenis, antara lain:
1. Lupus eritematosus sistemik (systemic lupus erythematosus/SLE)
Lupus ini terjadi secara menyeluruh (sistemik) pada tubuh penderita dan merupakan jenis lupus yang paling sering terjadi. Dinamakan lupus sistemik dikarenakan terjadi pada berbagai organ, terutama sendi, ginjal, dan kulit. Gejala utamanya adalah inflamasi kronis pada organ-organ tersebut.
2. Lupus eritematosus kutaneus (cutaneous lupus erythematosus/CLE)
Merupakan manifestasi lupus pada kulit yang dapat berdiri sendiri atau merupakan bagian dari SLE. CLE dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu acute cutaneous lupus erythematosus (ACLE), subacute cutaneous lupus erythematosus (SCLE), dan chronic cutaneous lupus erythematosus (CCLE).
3. Lupus akibat penggunaan obat
Beberapa jenis obat dapat menimbulkan gejala yang terlihat mirip dengan gejala lupus, pada orang yang tidak menderita SLE. Akan tetapi jenis lupus ini bersifat sementara dan akan menghilang dengan sendirinya beberapa bulan setelah berhenti mengonsumsi obat yang memicu gejala lupus tersebut.
4. Lupus Eritematosus Neonatal
Lupus eritematosus neonatal merupakan jenis lupus yang terjadi pada bayi baru lahir. Lupus neonatal diakibatkan oleh autoantibodi, yaitu anti-Ro, anti-La, dan anti-RNP. Ibu yang melahirkan anak yang menderita lupus eritematosus neonatal belum tentu mengidap lupus. Biasanya lupus eritematosus neonatal hanya terjadi pada kulit dan akan menghilang dengan sendirinya.
Meski gejala Lupus (SLE) bervariasi, ada tiga gejala utama yang umumnya selalu muncul, yaitu:
Rasa lelah yang ekstrem sangat mengganggu dan menghambat aktivitas. Banyak penderita yang menyatakan bahwa gejala ini merupakan dampak negatif terbesar dari SLE dalam kehidupan mereka. Melakukan rutinitas sehari-hari yang sederhana, misalnya tugas rumah tangga atau rutinitas kantor, dapat membuat penderita SLE sangat lelah.
Yang menjadi ciri khas SLE adalah ruam yang menyebar pada batang hidung dan kedua pipi. Gejala ini dikenal dengan istilah ruam kupu-kupu (butterfly rash) karena bentuknya yang mirip sayap kupu-kupu.
Bagian tubuh lain yang mungkin ditumbuhi ruam adalah tangan dan pergelangan tangan. Ruam pada kulit akibat SLE dapat hilang atau membekas secara permanen, terasa nyeri dan gatal dan bertambah parah jika terpapar sinar matahari.
Gejala utama lain dari SLE adalah rasa nyeri. Gejala ini umumnya muncul pada persendian tangan dan kaki penderita yang biasanya memburuk di pagi hari. Rasa nyeri juga mungkin dapat berpindah dengan cepat dari sendi satu ke sendi lain.
1. Faktor genetic
Diduga terdapat hubungan antara pengaruh faktor genetik dan lupus karena seringkali ditemukan adanya anggota keluarga penderita yang juga merupakan penderita lupus.
2. Hormon
Sembilan dari sepuluh penderita lupus adalah wanita. Wanita menghasilkan hormon estrogen lebih banyak dibanding pria. Estrogen diketahui sebagai hormon yang memperkuat sistem kekebalan tubuh (immunoenhancing), yang artinya wanita memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat dibanding dengan pria.
Untuk alasan ini, wanita lebih mudah terserang penyakit autoimun bila dibandingkan dengan pria. Perubahan hormon saat masa pubertas atau kehamilan juga dapat memicu timbulnya lupus. Tingginya kadar estrogen saat hamil diduga memicu lupus.
3. Lingkungan
Berbagai macam faktor lingkungan yang diduga dapat memicu timbulnya lupus antara lain infeksi bakteri dan virus (salah satunya virus Epstein Barr), stres, paparan sinar matahari (ultraviolet), merokok, serta beberapa zat kimia seperti merkuri dan silika.
Meskipun belum ada obatnya, namun dengan mengonsumsi makanan yang tepat akan membuat penderita lupus menjalani pengobatan lebih mudah.
Sejauh ini, tak ada jenis diet khusus yang dianjurkan untuk penderita lupus. Penderita lupus sebaiknya mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang. Makanan memang tak dapat menyembuhkan penyakit lupus, namun dengan mengonsumsi makanan yang mengandung gizi seimbang.
Secara umum, pembagian kebutuhan zat gizinya hampir sama seperti orang sehat kebanyakan, yaitu karbohidrat sebesar 50%, protein 15%, dan lemak sebanyak 30% dari total kalori per hari. Tentu, hal ini tergantung dengan kondisi masing-masing individu. Bila Anda ingin mengetahui lebih detil, Anda dapat berkonsultasi pada ahli gizi.
Untuk mengurangi gejala yang timbul, ada berbagai makanan yang bisa Anda konsumsi, berikut adalah makanan tersebut:
Dalam hal ini, Anda dapat mengandalkan makanan yang mengandung antioksidan tinggi, seperti berbagai macam buah dan sayur-sayuran.
Tak hanya antioksidan yang baik untuk meringankan peradangan, namun omega-3 juga dapat membantu mencegah gejala tersebut. Bahkan, omega-3 mampu menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke yang rentan dialami oleh penderita lupus. Makanan yang mengandung omega-3 seperti, salmon, tuna, sarden, dan mackerel
Orang yang menderita lupus juga cenderung memiliki tulang yang rapuh. Selain itu, obat-obatan yang dikonsumsi, memiliki efek samping terhadap tulang, sehingga membuat risiko tulang rapuh semakin besar. Risiko tersebut dapat dikurangi dengan mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D yang tinggi seperti, susu dan olahannya (pilihlah produk yang rendah lemak), sayuran yang berwarna hijau tua, kacang-kacangan.
Ada beberapa jenis makanan yang justru membuat gejala lupus yang Anda derita semakin buruk, berikut adalah makanan-makanan yang harus Anda batasi atau hindari:
1. Makanan yang mengandung lemak jenuh
Lemak jenuh dan lemak trans dapat membuat Anda berisiko penyakit jantung dan penyakit kronis lainny. Makanan dengan lemak jenuh dan lemak trans yang tinggi yaitu, junk food serta berbagai jenis makanan atau minuman kemasan.
2. Makanan yang mengandung natrium terlalu banyak
Natrium yang banyak ditemukan pada makanan kemasan ini membuat penderita lupus mudah terserang penyakit jantung. Oleh karena itu, hindari makanan kemasan serta makanan yang mengandug garam yang tinggi.
3. Makanan dengan campuran bawang
Menurut penelitian, bawang berfungsi untuk meningkatkan sel darah putih yang menjadi pasukan utama dari kekebalan tubuh. Namun, makanan ini menjadi buruk bagi penderita lupus karena semakin banyak sel darah putih, semakin banyak organ yang diserang dan akhirnya gejala yang timbul kian parah.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…