JEDA.ID-Berhenti berkarier atau bekerja memang pilihan pribadi kaum Hawa. Sejumlah wanita memutuskan berhenti berkarier lantaran dilandasi sejumlah alasan misalnya keluarga, kesehatan, atau ingin merintis usaha sendiri.
Namun berdasarkan penelitian terbaru ini menemukan alasan sejumlah wanita berhenti berkarier yang sungguh mengejutkan. Seperempat wanita di AS ingin meninggalkan dunia kerja atau mengurangi aspirasi karier mereka. Alasan mereka adalah adanya tuntutan ekstra selama pandemi Covid-19 ini.
Studi tahunan terhadap wanita di tempat kerja yang dirilis pada Rabu (30/9/2020), oleh McKinsey & Company dan LeanIn.Org. menunjukkan bahwa seorang ibu yang bekerja memiliki beban tiga kali lebih mungkin, dibandingkan dengan ayah bekerja. Karena dia pun, menangani sebagian besar pekerjaan rumah.
Perbedaan tersebut sangat memberatkan, menurut laporan Women in the Workplace, yang mensurvei lebih dari 40.000 karyawan di 317 perusahaan.
Memaksimalkan Media Sosial Untuk Bisnis dengan Strategi Ini
Studi tersebut juga menemukan bahwa perempuan pada tingkat senior lebih cenderung merasa jenuh dibandingkan laki-laki, sebagian karena mereka jarang berinteraksi dengan sesama perempuan pada posisi yang sama dan mereka lebih cenderung menjadi orang tua dibandingkan pekerja yang lebih muda.
“Jika kami memiliki tombol panik, kami akan menekannya,” kata Sheryl Sandberg, Chief Operating Officer Facebook Inc. dan salah satu pendiri LeanIn.Org, dalam sebuah pernyataan.
“Para pemimpin harus bertindak cepat atau berisiko kehilangan jutaan wanita dari angkatan kerja dan menetapkan keragaman gender di masa lalu,” ujarnya seperti dikutip melalui Bloomberg dan ditulis bisnis.com, Kamis (1/10).
Kemunduran terjadi setelah wanita, yang merupakan sekitar setengah dari angkatan kerja AS, telah membuat kemajuan pada karier mereka.
Tubuh Gampang Lemas? Ini 5 Makanan Pembangkit Energi
Pada 2015 dan 2020, pangsa perempuan dalam peran wakil presiden senior naik menjadi 28% dari 23% dan perempuan telah mendapatkan sekitar 21% peran C-suite naik dari 17% lima tahun lalu, dilansir melalui studi McKinsey / LeanIn.org.
Wanita juga memegang 28% kursi dewan di S&P 500, level tertinggi yang pernah ada. Kemunduran ini yang dicirikan oleh beberapa ekonom sebagai resesi perempuan pertama di negara itu berbeda dengan keuntungan yang diperoleh perempuan setelah resesi 2008.
Partisipan merupakan wanita usia 25 tahun hingga 54 tahun mencapai puncaknya pada 2000, kemudian menurun setelah krisis keuangan, dan mulai meningkat lagi dari 2015 hingga pandemi.
Bahkan sebelum virus corona melanda, wanita terus kehilangan arah pada tahap awal karier mereka, menurut penelitian tersebut.
Untuk setiap 100 pria yang dipromosikan menjadi manajemen, hanya 85 wanita yang diangkat, dan itu turun menjadi 71 untuk wanita keturunan latin dan 58 untuk wanita kulit hitam.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…