JEDA.ID — Candi Ceto yang berlokasi di Gumeng, Jenawi, Karanganyar, Jawa Tengah, mempunyai keunikan tersendiri hlo. Apa itu?
Seperti diketahui, candi satu ini terletak di lereng Gunung Lawu sehingga memiliki hawa yang sejuk.
Baca Juga: Formasi CPNS 2021 Ini Sepi Peminat, Tertarik Daftar?
Karena itu, banyak wisatawan yang tertarik mengunjungi candi ini, meski lokasinya lumayan jauh dari pusat Kota Karanganyar, sekitar 50 menit berkendara dengan kendaraan bermotor.
Terlepas dari itu, masyarakat banyak yang tak tahu dengan sejarah maupun cerita di balik bangunann Candi Ceto di Karanganyar ini. Salah satu contohnya adalah candi ini kerap dijadikan tempat melepas kutukan atau ruwatan.
Baca Juga: Bacaan Niat dan Jadwal Lengkap Puasa Arafah 2021
Selain itu, ada pula fakta-fakta menarik dari candi ini. Apa saja itu? Berikut ini lima di antaranya.
Candi Ceto di Karanganyar merupakan sebuah candi bercorak Hindu dan peninggalan Kerajaan Majapahit pada abad ke-15.
Beerdasarkan prasasti yang ada di bagian Candi Ceto, bangunan ini diperkirakan dibangun sekitar 1451 Masehi dan selesai pada 1475 Masehi.
Baca Juga: SMA Terluas dan Tertua di Indonesia Ternyata Ada di Semarang
Dikutip dari situs resmi Pemkab Karanganyar, hingga sekarang candi ini masih digunakan oleh penduduk setempat yang memeluk agama Hindu sebagai lokasi ibadah. Selain itu, penganut kepercayan Kejawen juga kerap melakukan pertapaan di candi ini.
Lokasinya yang berada di lereng Gunung Lawu, yakni berada di ketinggian 1496 mdpl, Candi Ceto di Karanganyar ini menjadi salah satu candi tertinggi di Indonesia.
Selain Candi Ceto, beberapa candi tertinggi di Indonesi ada kompleks Candi Dieng dengan ketinggian 2.000 mdpl, Candi Kethek 1.500 mdpl, dan Candi Sukuh 1.100 mdpl.
Baca Juga: Sukses Jadi Pengusaha di Usia Muda, Ini Profil Arief Muhammad
Candi Cetho di Karanganyar juga sempat mengalami pemugaran oleh asisten pribadi Presiden Soeharto Humardani, pada akhir 1970.
Pada pemugaran tersebut terdapat beberapa bangunan yang diubah, meski konsep punden berundak yang menjadi ciri khas di candi ini tetap dipertahankan.
Baca Juga: Kisah Bus Raksasa yang Pernah Ada di Solo, Gimana Bentuknya?
Pemugaran ini dulu sempat mendapat banyak kritikan oleh arkeolog. Pasalnya, pemugaran tidak diikuti dengan studi yang mendalam.
Pada kompleks Candi Ceto di Karanganyar terdapat arca phallus, yang mengambarkan kelamin laki-laki dan arca vagina yang menunjukkan kelamin perempuan.
Sepert artikel yang tertulis di situs resmi Kemendikbud, arca ini disatukan dengan bentuk garuda. Arca phallus dan vagina merupakan Lingga dan Yoni yang menyimbolkan Siwa dan Saktinya.
Baca Juga: Begini Cara Membuat Rujak Mangga, Makanan yang Viral di TikTok
Dari arca tersebut dapat diartikan permulaan dan simbol kesuburan.
Candi Ceto di Karanganyar terdapat prasasti. yang bertuliskan aksara Jawa.
Prasasti tersebut mengungkapkan Candi Ceto dibangun sempat tempat ruwat atau tempat untuk melepaskan diri dari kutukan.
Baca Juga: Covid-19 Menggila, Yuk Baca Doa Ini Agar Pandemi Segera Selesai
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…