JEDA.ID –Kita harus punya strategi atur keuangan keluarga agar tahan menghadapi resesi. Ya, pandemi corona yang berkepanjangan dikhawatirkan dapat memicu resesi. Sejumlah negara bahkan sudah jatuh ke jurang resesi.
Melalui Badan Pusat Statistik (BPS), pemerintah resmi mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2020 kontraksi 5,32 persen. Dengan angka negatif tersebut maka perekonomian Indonesia bisa disebut diambang resesi jika triwulan III 2020 pertumbuhan kembali negatif.
Namun, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan bahwa Pemerintah berharap di triwulan III 2020 kita minimal menjaga agar situasi tidak terlalu dalam, tapi bisa recover mendekati minus 1 persen atau 0.
Dilansir dari Antara, menurut Majalah Forbes, resesi adalah suatu kondisi terjadinya penurunan signifikan pada kegiatan ekonomi suatu negara yang berlangsung selama berbulan-bulan atau lebih secara berturut – turut.
Pertumbuhan ekonomi negatif ini merupakan yang pertama kali sejak periode 1998 atau ketika Indonesia mengalami krisis finansial Asia.
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2020 tercatat mencapai 2,97 persen atau mulai menunjukkan adanya perlambatan akibat pandemi Covid-19. Dengan fakta yang demikian, maka bayang-bayang terjadi recover untuk dapat mencapai positif pada triwulan III 2020 secara realistis akan sulit dicapai.
Benua Sundaland dan Atlantis, Ini Dia Mitos vs Faktanya
Dan apabila benar pada triwulan III 2020 terjadi lagi pertumbuhan ekonomi yang negatif, maka perekonomian Indonesia diprediksi akan masuk resesi, hal ini juga akan dapat mengakibatkan penurunan seluruh aktivitas ekonomi.
Dikutip dari Antaranews.com, Minggu (9/8/2020), ada beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk tahan terhadap resesi adalah sebagai berikut :
Salah satu strategi atur keuangan keluarga agar tahan resesi adalah sebaiknya mulai biasakan mengurangi tingkat konsumsi kebutuhan prioritas dengan cara-cara yang masih mungkin untuk dilakukan. Antara lain misalnya bagi anggota keluarga dewasa untuk mengurangi “jatah” makan nasi sebanyak sepertiga dari porsi biasanya. Atau juga mengurangi kebiasaan main game dan surfing Internet sehingga kuota data internet Anda semakin efisien.
Mengingat potensi atas kompleksnya masalah ketika resesi terjadi, maka hal-hal yang menurut kita mungkin dianggap kurang pas dilakukan di saat kondisi seperti saat new normal ini, justru akan menjadi sangat relevan ketika resesi benar-benar harus melanda.
Dengan mulai membiasakan mengurangi belanja konsumsi bahkan termasuk kebutuhan pokok, jika seandainya resesi benar-benar terjadi, Anda tak lagi dikagetkan dengan kondisi sulit tersebut karena sudah terbiasa berhemat dengan cara yang tidak biasa dalam kondisi normal.
Di masa resesi ekonomi, akan butuh dana darurat lebih besar. Jika belum mempunyai dana darurat/ cadangan, maka segera mulai sekarang juga. Jangan sampai pada saat sulit nanti kemudian malah mengandalkan dari hutang ketika kebutuhan darurat harus dikeluarkan. Apalagi saat resesi ekonomi, peluang untuk menganggur akan lebih besar dibanding saat ini.
Namun bagi yang sudah memiliki akun dana darurat, maka perkuatlah kapasitasnya. Misalnya saat ini baru ada untuk memenuhi 1 bulan kebutuhan, maka tingkatkan menjadi 2,3,6 atau bahkan 12 bulan.
10 Tips Mengatasi Garis Senyum di Wajah
Sama sekali tidak ada ruginya dengan memperbesar kapasitas dana darurat, sebab ketika tak terpakai nantinya dan jika masih ada kelebihan stok dana darurat, bisa juga digunakan untuk memperkuat anggaran investasi ketika kondisi sudah kembali normal.
Ketika situasi sulit terjadi, sangat mungkin saat itu akan membutuhkan bantuan. Sedangkan membangun hubungan baik mulai dari orang-orang terdekat seperti tetangga, saudara, kawan serta kolega kemudian memilih berbelanja kepada mereka lebih dulu, merupakan investasi terbaik untuk menjadi bekal yang sangat membantu Anda dalam menghadapi situasi sulit nantinya.
Pendapatan bisa tiba-tiba berkurang di saat resesi, maka penting untuk mencari sampingan pemasukan untuk mengamankan kemampuan keuangan. Tentunya harus lebih kreatif dan inovatif dalam hal ini. Bisa dengan cara menemukan pekerjaan sampingan, berbisnis kecil-kecilan, memiliki sumber pendapatan yang pasif, atau hal lainnya.
Seandainya harus menghadapi masa resesi yang diprediksi dapat menggoncang keuangan keluarga dalam waktu yang tidak sebentar, maka pemenuhan kebutuhan pangan keluarga menjadi prioritas penting yang tak terhindarkan untuk diupayakan sejak sekarang.
Desain Interior Rumah Bisa Bikin Bahagia, Begini Caranya!
Salah satu solusi terhadap pemenuhan pangan keluarga di masa resesi adalah dengan melakukan budidaya tanaman hidroponik dan budikdamber (membudidayakan ikan dalam ember) sejak sekarang. Budi daya tanaman hidroponik dan budikdamber ini menjadi alternatif yang baik untuk memenuhi kebutuhan pangan di masa resesi, hal ini dikarenakan dengan keterbatasan lahan pun kita masih dapat bercocok tanam.
Berbudidaya hidroponik dan budikdamber akan menjadikan pemenuhan kebutuhan pangan keluarga tetap terpenuhi, serta menikmati hobi baru yaitu berkebun hidroponik dengan memanfaatkan pelataran sempit di halaman rumah sendiri.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…