JEDA.ID – Sejumlah media besar Eropa mengabarkan NASA mengonfirmasi asteroid sebesar gedung pencakar paling bakal menabrak bumi akhir Desember, lima hari menjelang Natal. Asteroid ini digambarkan bakal menjadi ancaman besar bagi bumi.
Laman berita asal Inggris Express.co.uk memuat headline yang cukup mencemaskan, Teror Asteroid: NASA Menemukan Asteroid Sebesar Mammoth Menghantam Bumi Lima Hari Seberum Natal. Berita itu menyebut hal ini telah terkonfirmasi melalui pantauan NASA.
Pemberitaan ini langsung menjadi viral dan dikabarkan oleh media-media lain di Eropa.
Sayangnya, informasi itu ternyata tidak akurat. Pihak NASA mengkonfirmasi, tidak pernah melakukan pengumuman tersebut dan meskipun benar ada asteroid besar mendekati Bumi pada akhir Desember. Konfirmasi itu dimuat halaman Snopes dan Space.com.
NASA menjelaskan asteroid yang dimaksud adalah 216258 2006 WH1 yang bakal melintas dekat Bumi. Namun NASA tak menyebut apakah orbit asteroid tersebut akan menabrak bumi.
NASA di lama resminya, 9 September 2010, menyebut (216258) 2006 WH1 adalah sebuah asteroid Apollo, yang terletak dekat dengan bumi. Eksentrisitas orbit asteroid ini tercatat sebesar 0.485, sementara magnitudo mutlaknya adalah 20.2.
Seperti asteroid pada umumnya, asteroid ini terbentuk dari nebula matahari primordial sebagai pecahan planetisimal, sesuatu di nebula matahari muda yang tidak cukup besar untuk berubah menjadi planet.
Selain asteroid ini, Sputniknews, Jumat (15/11/2019), melaporkan asteroid yang dinamakan SF6 2006 diperkirakan akan datang dan mendekati Bumi pada Rabu (20/11/2019) dengan jarak kira-kira 4,35 juta kilometer.
Asteroid ini akan bergerak dengan kecepatan 27.000 km/jam atau sekira 22 kali kecepatan suara.
Batuan ini telah ditemukan pada 2006 silam, dan selalu melewati Bumi dua kali dalam setahun. Fenomena alam tersebut dikhawatirkan memiliki potensi yang berbahaya terhadap Bumi.
Pada akhir Agustus 2019 lalu, NASA juga mengkonfirmasi asteroid 2000 QW7 yang memiliki ukuran besar dikabarkan akan melewati Bumi sekitar 14 September 2019. Asteroid ini terakhir kali mendekati Bumi pada 1 September 2000 atau 19 tahun lalu.
Asteroid tersebut memiliki ukuran antara 290 hingga 650 meter. Ukurannya hampir mirip dengan gedung tertinggi di dunia Burj Khalifa, Dubai yang memiliki tinggi 828 meter.
Asteroid 2000 QW7 dikabarkan akan melewati Bumi dengan kecepatan 14.361 mph (23.100 km/jam). Lebih lanjut, CNEOS juga mengungkapkan jika meskipun melewati Bumi, objek tersebut masih sangat jauh.
Ada pula asteroid 2010 WC9 yang dikonfirmasi sebesar lapangan sepak bola diketahui melintas dekat bumi pada Agustus 2019. Menurut NASA, asteroid ini akan menjadi yang paling dekat dengan bumi dengan ukuran dalam hampir 300 tahun.
Asteroid 2010 WC9 ini pertama kali pernah terdeteksi pada 30 November 2010, oleh Catalina Sky Survey di Arizona. Para astronom saat itu terus mengawasinya hingga suatu waktu menjadi redup untuk dipantau.
NASA mengadakan Konferensi Perlindungan Planet yang berlangsung pada 29 April hingga 3 Mei 2019 di dekat Washington DC. Dalam pertemuan tersebut dibahas ancaman yang mungkin datang dari asteroid, termasuk mengeksplorasi kemungkinan tindakan darurat untuk melindungi Bumi.
Sejumlah tes dan simulasi akan dilakukan dalam pertemuan tersebut. Para ilmuwan akan mensimulasikan asteroid buatan untuk mengeksplorasi apa yang mungkin terjadi ketika mempertahankan diri dari serangan nyata benda angkasa luar.
Mereka akan mempertimbangkan prediksi kedatangan asteroid yang ditemukan oleh Jet Propulsion Laboratory (JPL), pelacak asteroid milik NASA.
Beberapa organisasi diundang dalam konferensi tersebut, seperti Badan Manajemen Kedaruratan Federal AS (FEMA) dan lembaga pemerintah lainnya, serta ahli dari berbagai negara, sebagaimana dikutip dari laman Voice of America, Senin (29/4/2019).
Lindley Johnson, seorang perwira pertahanan planet untuk NASA mengatakan latihan dalam konferensi itu akan menciptakan persiapan internasional yang lebih baik dan proses tanggap yang efektif jika terdapat ancaman nyata.
“Ini… akan membantu kita mengembangkan komunikasi yang lebih efektif, baik satu sama lain di antara kita maupun dengan pemerintah,” lanjutnya.
Latihan NASA dan sejumlah organisasi itu didorong oleh adanya prediksi palsu bahwa objek angkasa luar yang disebut “Near-Earth Object”(NEO) akan menghantam Bumi pada 2027. Asteroid itu disebut sebagai Apophis, salah satu benda angkasa luar paling penting yang pernah ditemukan.
NASA memang memprediksi Apophis melewati Bumi tepatnya pada Jumat, 13 April 2019, dalam jarak 31.200 kilometer di atas permukaan planet kita, lebih dekat dibandingkan orbit satelit cuaca.
Namun, NASA menyatakan tidak percaya bahwa Apophis akan sampai menghantam Bumi saat melesat melewati planet kehidupan di tata surya ini.
Ukuran Apophis diperkirakan sepanjang 340 meter. Para ahli mengatakan jika asteroid sebesar itu menghantam Bumi akan menyebabkan kerusakan besar, termasuk mengancam manusia. Namun nyatanya, NASA menyebut kemungkinan Bumi benar-benar dihantam adalah 1 dari 100.
Meski demikian, pejabat NASA mengatakan angka itu termasuk cukup besar untuk mempertimbangkan adanya langkah-langkah darurat dan pertahanan diri.
Oleh karenanya, simulasi yang dilakukan hingga 3 Mei mendatang sangat bermanfaat. Hal itu akan memberikan peluang besar bagi para ilmuwan untuk mempelajari asteroid dengan lebih baik.
Asteroid adalah benda angkasa luar yang berbatu dan namun tidak memiliki kandungan udara. Asteroid kadang-kadang disebut sebagai planet minor.
Benda itu tersisa dari pembentukan awal tata surya kita, yakni sekitar 4,6 juta tahun yang lalu. NASA melaporkan secara keseluruhan terdapat 795.000 asteroid yang diidentifikasi. Sebagian besar dapat ditemukan mengorbit Matahari antara Mars dan Jupiter.
NASA melaporkan sekitar setahun sekali asteroid seukuran mobil memasuki atmosfer Bumi. Benda-benda seperti itu berubah menjadi bola api dan terbakar sebelum mencapai permukaan bumi.
Sekitar setiap 2.000 tahun, asteroid yang jauh lebih besar melewati bumi dan berpotensi menyebabkan kerusakan besar. Namun, para ahli NASA mengatakan sebuah benda yang cukup besar untuk mengancam peradaban Bumi hanya muncul sekali setiap beberapa juta tahun.
Selain asteroid, terdapat benda angkasa luar yang juga sering melewati Bumi, yakni komet. Komet adalah benda kecil dan aktif yang mengandung es. Di bawah sinar Matahari, es dapat menguap membentuk atmosfer debu dan gas.
Sementara itu, batu angkasa luar yang dijuluki oleh NASA sebagai “Asteroid 2019 CL2”, pernah dilaporkan mengarah mendekati Bumi pada Sabtu, 16 Maret 2019.
Saat melesat melewati Bumi, JPL berpikir asteroid ini akan mencapai kecepatan sekitar 7,54 km/detik. Berdasarkan perhitungan JPL, asteroid itu berukuran antara 56 meter hingga 120 meter.
Asteroid CL2 juga disebut sebagai “Near-Earth Objek” (NEO) atau “Objek Dekat Bumi” yang berarti orbitnya sesekali memotong perjalanan Bumi sendiri saat planet ini mengelilingi matahari.
Ketika NEO terdeteksi pada jalur terdekat lintasan Bumi, benda langit ini terdeteksi oleh sistem pelacakan asteroid NASA. Namun, ini tidak berbahaya bagi keselamatan Bumi. Bahkan pada jarak terdekatnya, asteroid CL2 akan melintas dengan jarak lebih dari 3,9 juta km dari Bumi.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…