JEDA.ID-Terapi plasma darah (plasma konvalesen) belakangan marak dicari dan digunakan untuk menangani pasien Covid-19 dengan gejala berat. Namun ketahui efek samping terapi plasma darah (plasma konvalesen).
Info sehat kali ini membahas efek terapi plasma darah. Plasma konvalesen adalah plasma darah yang diambil dari orang yang sudah sembuh dari suatu infeksi, dan darahnya mengandung antibodi terhadap infeksi tersebut. Namun apakah benar terapi plasma darah ini efektif untuk pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis?
Dokter umum kandidat PhD bidang Medical Science di Kobe University, Adam Prabata mengatakan terapi plasma konvalesen tidak menunjukkan perbaikan kondisi klinis.
“Diduga karena kerusakan paru sudah terlalu parah pada pasien Covid-19 berat sehingga plasma konvalesen tidak memberikan efek,” tulis Adam dalam postingan di akun Instagram pribadinya @adamprabata, dikutip Bisnis.com, Kamis (21/1/2021).
Lantas apakah berpengaruh terhadap pasien Covid-19 rawat inap bergejala sedang? Adam mengatakan plasma darah juga tidak mencegah perburukan kondisi pasien.
Ini merujuk pada penelitian plasma konvalesen skala besar atau lebih dari 10.000 pasien di Inggris yang dihentikan karena tidak terbukti menurunkan angka kematian.
Kendati demikian, terapi plasma darah untuk Covid-19 diduga bermanfaat apabila diberikan pada fase awal penyakit dengan titer antibodi yang tinggi.
Kata Adam, terapi plasma darah terbukti bermanfaat untuk mencegah munculnya Covid-19 berat bila diberikan pada pasien Covid-19 yang berusia tua, sakit ringan, diberikan kurang lebih 72 jam setelah gejala muncul, dan titter antibodi di plasma konvalesen tinggi atau lebih dari 1:1.000.
Di sisi lain dia menjelaskan ada kemungkinan efek samping yang ditimbulkan dari terapi plasma darah. Antara lain fenomena antibody dependent enchantment (ADE) atau fenomena di mana pengikatan virus ke antibodi suboptimal meningkatkan masuknya virus ke dalam sel inang diikuti dengan replikasinya, transfusion related acute lung injury (TRALI) atau sindrom fatal yang menyebabkan gangguan pernafasan akut, alergi.
Kemudian penyakit terkait sumbatan pembuluh darah dan overload volume darah. “Kemungkinan terjadinya efek samping berat dan serius akibat penggunaan plasma konvalesen pada pasien Civid-19 adalah rendah,” tambah Adam.
Di Inggris, kata dia, penelitian plasma kovalesen skala besar dengan lebih 10.000 pasien dihentikan karena tidak terbukti menurunkan angka kematian. Dr. Adam menjelaskan plasma darah tidak bisa menggantikan vaksin. Pasalnya, plasma darah diberikan pada orang yang sudah terinfeksi Covid-19. Sementara itu, vaksin diberikan pada orang sehat untuk pencegahan infeksi dan/atau gejala.
Menurutnya, terapi plasma konvalesen untuk Covid-19 diduga bermanfaat bila diberikan pada fase awal penyakit dengan titer antibodi yang tinggi.
Berdasarkan data Institut Kesehatan Nasional (NIH) yang diunggah Adam, kemungkinan efek samping dari plasma konvalesen sebagai berikut:
1. Antibody dependent enhancement (ADE)
2. Transfussion related acute lung injury (TRALI)
3. Alergi
4. Penyakit terkait sumbatan pembuluh darah
5. Overload volume darah
“Kemungkinan terjadinya efek samping berat dan serius akibat penggunaan plasma konvalesen pada pasien Covid-19 adalah rendah,” sambungnya.
Lalu, bagaimana rekomendasi terapi plasma konvalesen? Masyarakat Penyakit Menukar Amerika (IDSA) dan Layanan Kesehatan Nasional (NHS) mengatakan terapi plasma konvalesen hanya boleh diberikan pada konteks uji klinis.
Bahkan, NIH mengatakan bukti ilmiah yang ada belum cukup untuk merekomendasikan atau melarang penggunaan plasma konvalesen untuk pasien Covid-19. Berdasarkan bukti ilmiah terkini, Dr. Adam menyimpulkan bahwa terapi plasma konvalesen tidak terbukti bermanfaat pada pasien Covid-19 dengan gejala sedang, berat, dan kritis.
“Terapi plasma konvalesen diduga bermanfaat untuk mencegah munculnya gejala berta bila diberikan pada fase awal penyakit, yaitu kurang lebih 72 jam setelah gejala muncul, dengan titer antibodi plasma konvalesen yang tinggi,” bebernya.
Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan donor plasma konvalesen.
Terapi plasma konvalesen atau donor plasma ini didorong sebagai salah satu upaya metode pengobatan pasien Covid-19 untuk menciptakan antibodi.
Airlangga yang juga mengemban tugas sebagai Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) turun sebagai donor setelah diketahui dirinya pernah terdiagnosis positif Covid-19.
“Dua hari sebelum menjadi donor ada pemeriksaan darah lengkap kemudian titernya dilihat dan setelah memenuhi syarat baru boleh [lanjut] ke proses berikutnya, ujarnya dalam press briefing daring, Kamis (21/1/2021).
Proses pendonoran lalu dilakukan di kantor Palang Merah Indonesia (PMI), itupun Airlangga harus melewati serangkaian tes lanjutan meliputi tekanan darah dan kadar hemoglobin pada darah.
Adapun salah satu syarat untuk melakukan donor plasma konvalesen selain sebagai penyintas tidak lebih dari 3 bulan terakhir, kadar Hemoglobin ditetapkan lebih dari 13.0 g/dL untuk pria dan lebih dari atau sama dengan 12.5 g/dL untuk wanita.
“Seluruh prosesnya membutuhkan waktu antara 45-50 menit, tergantung dari jaringan nadi masing-masing donor,” tutur Airlangga.
Dia juga menyampaikan bahwa hingga saat ini PMI masih terkendala untuk memenuhi kebutuhan plasma yang baru mencapai 1.000 per bulan sedangkan targetnya sekitar 5.000 plasma per bulan.
Pemerintah berharap dari 764.708 penyintas Covid-19, 10 persen saja dari kontribusi donor sudah dapat memenuhi kebutuhan minimal dan dapat turut membantu meningkatkan angka kesembuhan.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…