JEDA.ID-Punya pacar nafsuan saat pacaran tentu bikin deg-degan hingga tak nyaman. Nah sebaiknya ketahui apa penyebab pacar nafsuan dan bagaimana mengatasinya
Sebetulnya normal enggak ya pacar nafsuan? Simak ulasannya di info sehat kali ini. Lalu, agar pacaran tetap sehat dan berjalan on the track dan hubungan asmara berjalan harmonis, ketahui pula bagaimana cara mengatasi pacar nafsuan ini.
Seperti yang diketahui, pria umumnya lebih agresif. Hal ini rupanya berkaitan dengan sifat sperma mereka.
“Laki-laki itu sesuai dengan sifat spermanya, sifat sperma laki-laki itu kan sangat agresif ya punya kecepatan 40 km/jam, itu yang membuat laki-laki relatif lebih agresif,” jelasnya seperti dikutip dari detikcom, Jumat (22/1/2021).
Sementara perempuan, menurut Zoya, cenderung lebih pemilih. Pemilih dalam arti menerima orang-orang yang mendekati mereka.
“Sesuai dengan indung telurnya, ya perjalanannya dia dari mulai diproduksi di ovarium, dia keluar ya menjalani tuba falopi, nempel di rahim, dia menunggu, dia menyeleksi dari jutaan sperma, memilih satu yang jadi pembuahan, itu yang membuat perempuan cenderung kayak juri, mereka pemilih,” lanjutnya.
Jadi wajarkah bila pasangan cenderung nafsuan?
“Ketika Anda sudah mimpi basah, sudah menstruasi, artinya sudah aktif secara seksual,” jawab Zoya.
“Kalau dalam term [istilah] psikoseksual adalah mereka yang sudah bisa hamil dan menghamili,” lanjutnya.
Namun, hal ini tentu ada batasannya. Menurut Zoya, perlu ada konsensual atau persetujuan masing-masing pasangan untuk sepakat pada batasan aktivitas seksual apa saja yang mau dilakukan.
Lain hal jika pasangan cenderung melakukan pemaksaan, bebas melakukan sesuatu semaunya. Zoya berpesan, kebiasaan memaksakan kehendak dalam relasi seksual ini bisa lebih buruk saat sudah menikah.
“Pada saat dia belum halal saja dia belum bisa mengelola seksualitasnya, saat dia halal bisa terjadi pemerkosaan dalam rumah tangga,” sebut Zoya.
“Jadi pemaksaan-pemaksaan yang ada sebelum pernikahan, itu akan membuat kita lebih chaos lagi saat rumah tangga,” jelasnya.
Dorongan seksual saat menjalin hubungan sebelum menikah mungkin kerap tak tertahankan. Tidak hanya terjadi pada laki-laki, ada waktu-waktu saat perempuan juga tak bisa menahan nafsunya.
Menurut psikolog seksual Zoya Amirin, pada wanita, biasanya dorongan seksual yang tinggi terjadi di masa ovulasi atau masa subur mereka. Sementara pria cenderung lebih sering meningkat dorongan seksnya.
Lantas bagaimana agar nafsu pasangan tidak melulu menjerumus ke hubungan seksual? Berikut tips-tipsnya:
Zoya menyebut hal yang paling penting adalah berani mengkomunikasikan hal yang dirasa tidak nyaman. Relationship beda dengan ownership. Dalam relationship, jangan ada rasa ownership atau kepemilikan, merasa pacar adalah ‘milik saya’ sehingga bebas melakukan apa saja.
“Misalnya bilang sayang kita nih akan pacaran nih ya, ketika kita sudah sama-sama nafsu kita mesti ngapain?” jelasnya.
“Siap nggak kalau hubungan seksual sebelum pacaran sama konsekuensi yang nanti ditanggung?” saran Zoya.
Batasan nafsu yang wajar bersama pasangan bisa dibicarakan sehingga satu sama lain merasa tidak ada yang dirugikan. Hati-hati jika pasangan langsung memeluk tanpa izin, Zoya menyebut hal ini bisa dikategorikan harrasment.
Menurut Zoya, bagi pasangan yang memilih pacaran sehat untuk sebisa mungkin menghindari tempat sepi. Terlebih buat mereka yang terbiasa pacaran di rumah.
“Cobalah untuk tidak pacaran atau tidak berdua-duaan di tempat yang terlalu private, pergilah ke tempat yang relatif lebih ramai yang kira-kira akan mempersulit kamu untuk aneh-aneh,” katanya.
“Misalnya pacarannya di rumah, justru lebih hati-hati. Karena kita tahu itu habitat kita kan, kita tahu kapan orang tua kita pulang, tempat di mana dia bisa ngapain aja,” pesannya.
Begitu juga dengan titik rangsangan seksual, Zoya menyebut faktor masing-masing orang meningkat nafsunya tentu berbeda. Contohnya, jika kamu atau pasangan merasa bergairah hanya karena berpegangan tangan, lebih baik jangan dilakukan.
“Sadari letak tubuh dan seksualitas kamu, ada kan orang yang baru dipegang rambutnya dia langsung semriwing,” katanya.
“Nah rangsangan atau sentuhan yang muncul ini biar kamu nggak sampai kebablasan lebih baik kamu stop sampai di situ,” jelas Zoya.
Zoya menyebut sentuhan seperti pelukan perlu diwaspadai. Terlebih saat laki-laki memeluk perempuan dari belakang.
“Hati-hatilah dengan pelukan, peluk dari berlakang apalagi, iya buat kamu kan itu mesra, romantis,” jelas Zoya.
“Tetapi kalau peluk dari belakang pinggul kamu nyenggol daerah kelamin laki-laki itu ya pasti akan langsung,” tuturnya.
Zoya menegaskan pelecehan seksual tidak terjadi karena pakaian yang dipakai wanita. Bisa saja pria terangsang pada wanita yang pakaiannya juga tertutup.
“Bisa saja makin tertutup orang makin terangsang, makin terbuka orang makin biasa, jadi tidak ada pelecehan seksual dengan baju, itu hanya excuse saja,” jelasnya.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…