JEDA.ID–Stadion Manahan Solo akan menjadi salah satu venue Piala Dunia U-20 2021 yang digelar di Indonesia. Setelah dirombak besar-besaran dengan anggaran Rp300 miliar, Stadion kebanggaan warga Kota Solo ini memiliki standar internasional.
”Kami mengapresiasi langkah PSSI yang berhasil meyakinkan FIFA, sehingga membuat Indonesia ditunjuk menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 pada 2021. Stadion Manahan salah satu yang diajukan PSSI ke FIFA sebagai venue,” kata Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo sebagaimana dikutip dari Solopos.com.
Kemegahan Stadion Manahan setelah renovasi ini menjadikannya kerap disebut sangat mirip dengan Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta. Bahkan, Stadion Manahan disebut-sebut mininya SUGBK Jakarta.
Sejak dibangun pertama pada era 1980-an, konsep dari stadion ini mirip dengan Gelora Bung Karno yaitu di satu kawasan terdapat berbagai fasilitas olahraga.
Stadion yang menjadi home Persis Solo ini beberapa kali direnovasi karena berbagai masalah seperti lapangan banjir saat hujan deras.
Kini, lapangan di Stadion Manahan ditanami rumput berjenis Zoysia Matrella atau sama dengan Stadion Gelora Bung Karno yang memiliki keunggulan lebih hijau dan berakar kuat.
Selain itu juga didukung drainase lapangan yang baik agar tidak tergenang pada saat pertandingan. Kemudian semua tribune dilengkapi single seat dan atap mengelilingi seluruh tribune.
Total ada 20.003 single seat dengan perincian 18.679 kursi penonton reguler, 944 kursi penonton khusus difabel, dan 380 kursi penonton VIP dan VVIP. Tribune penonton dihiasi motif batik Kawung sebagai ciri khas budaya Solo.
Bisa dibilang stadion ini siap menyambut ajang Piala Dunia U-20 2021 mendatang. Stadion ini berada di kompleks Gelora Manahan yang dilengkapi berbagai fasilitas olahraga lainnya sampai gelanggang pemuda.
Kompleks Manahan yang berada di pusat kota ini dipenuhi dengan pepohonan hijau hingga nuansa asri akan terasa. Yang mengasyikkan adalah ada pusat kuliner yang mengelilingi kompleks Manahan.
Beragam kuliner tersedia di sekitar kompleks Manahan. Mulai dari hidangan tradisional, hingga kuliner kekinian. Salah satu hidangan tradisional khas Solo dan cukup terkenal, yakni cabuk rambak. Kuliner ini mudah ditemukan kios penjaja kuliner, Stadion Manahan.
Salah satunya, cabuk rambak Bu Tuminah, yang sudah berjualan sejak 1,5 tahun yang lalu. Ia terlihat lihai dalam meracik satu porsi cabuk rambak, dengan cara dipincuk (daun pisang diikat dengan lidi).
Dalam satu porsi cabuk rambak, terdapat beberapa ketupat yang sudah teriris tipis. Kemudian, diberi bumbu cabuk cair dan padat, serta karak. Dalam penyajiannya, Bu Tuminah sengaja memberi dua versi bumbu cabuk, yakni cair dan padat.
”Kan setiap orang beda-beda ya, ada yang merasa cukup atau kurang bumbu cabuknya. Makanya, diberi tambahan bumbu cabuk yang padat,” ujar Tuminah, kepada jeda.id, Kamis (24/10/2019).
Bumbu cabuk terbuat dari wijen putih yang disangrai, hingga warnanya kecoklatan dan padat. Warna coklat dan teksturnya serupa dengan bumbu pecel pada umumnya.
Kemudian, bumbu cabuk yang padat dicairkan dengan air, sambil diaduk. Lantaran harga rambak kulit mahal, mayoritas penjual cabuk rambak menggunakan karak (kerupuk beras) sebagai gantinya.
Uniknya, hampir di setiap kios penjaja kuliner sekitar Manahan menyajikan karak. Karak yang terbuat dari nasi kering ini termasuk salah satu kuliner khas Solo. Pusat kuliner di Manahan ini selalu dipenuhi pengunjung, utamanya anak muda.
Dafa, 18, mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, mengaku Stadion Manahan jadi salah satu pusat kuliner di Solo. ”Kalau di sini saya sukanya Bubur Ayam Sekawan,” ucap dia.
Selain Dafa, ada Faizal, 19, mahasiswa Fakultas Keolahragaan UNS yang kampusnya sangat dekat dengan Stadion Manahan. Berasal dari jurusan olahraga, membuat Faizal dan teman-temannya menggunakan komplek Stadion Manahan untuk berolahraga.
Selain untuk berolahraga, Faizal mengaku jika area sekitar Stadion Manahan memang salah satu sentra kuliner. ”Soalnya di sekitar sini [Stadion Manahan], memang ada banyak pilihan makanan, jadinya enggak bosan,” tutur dia.
Tidak hanya variasi kuliner yang beragam, harga makanan di sekitar Stadion Manahan tergolong murah. ”Harganya kebanyakan di bawah Rp10.000. Misalnya nasi soto ya sekitar Rp4.000 sampai Rp6.000 Nasi pecel ya paling Rp5.000,” jelas dia.
Jadi siap-siap menyambut Piala Dunia U-20 2021 di Stadion Manahan, jangan pula lupa berburu aneka kuliner tradisional sampai kekinian di kawasan ini.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…