JEDA.ID-Istilah “anjay” tengah viral gara-gara laporan salah satu Youtuber, Lutfi Agizal, pada Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). “Anjay” sendiri merupakan modifikasi dari sebutan nama binatang untuk umpatan.
Awalnya Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) meminta menghentikan penggunaan kata “anjay”. Komnas PA menilai pemakaian kata “anjay” bisa berpotensi pidana.
“Ini adalah salah satu bentuk kekerasan atau bullying yang dengan ancaman pidana, baik digunakan dengan cara dan bentuk candaan. Namun jika unsur dan definisi kekerasan terpenuhi sesuai dengan ketentuan Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, tindakan itu adalah kekerasan verbal. Lebih baik jangan menggunakan kata ‘anjay’. Ayo kita hentikan sekarang juga,” kata Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Sabtu (29/8/2020).
Sebenarnya apakah penggunaan istilah kata “anjay” bisa berdampak pada kesehatan mental?
Psikolog sekaligus konselor Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan, penggunaan kata “anjay” bisa saja berdampak pada kesehatan mental jika istilah bertujuan untuk merundung orang lain.
“Bisa saja jika kata tersebut bertujuan untuk mencela, merendahkan, menghina atau mem-bully orang lain. Ini bisa berdampak pada kesehatan mental jika orang yang menerima kata “anjay” mempersepsikan negatif pada kata tersebut,” jelas Rahma seperti dikutip dari detikcom pada Senin (31/8/2020).
“Anjay adalah sebuah kata yang belum ada aturannya di kamus bahasa Indonesia. Sehingga sebenarnya belum ada arti yang tetap itu apa. Oleh karena itu artinya bisa bermakna berbagai macam rupa.
Tergantung situasi, kondisi, tujuan penggunaan kata dan tergantung persepsi orang yang mendengar dan menerimanya,” beber Rahma.
Masker Zaman Dulu: Ada Paruhnya, Diisi Rempah Penghalau Penyakit
Nuzulia Rahma Tristinarum menjelaskan untuk cari aman sebaiknya kita tidak memakai kata “anjay” dan bisa mengganti dengan kata lain.
“Sebaiknya untuk amannya kita tidak memakai sama sekali [kata itu] karena kan kita masih bisa menggunakan kata-kata lain yang lebih netral maknanya,” jelas Rahma seperti dikutip dari detikcom, Senin (31/8/2020).
9 Anime Komedi Yang Wajib Untuk Ditonton
Selain itu, Rahma juga mengatakan, sebaiknya kita tidak menggunakan kata tersebut jika bertujuan untuk makna negatif.
Selain itu, sebaiknya tidak memakai kata tersebut dalam situasi formal, dan saat berbicara dengan orang tua, guru, dan orang orang yang usianya jauh di atas kita.
“Sebaiknya tidak memakai kata itu pada orang yang belum akrab, tidak memakai kata itu juga pada orang yang menurut kita akan sensitif perasaannya mendengar kata tersebut,” pungkasnya.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…