JEDA.ID–Palu persidangan menjadi salah satu peralatan wajib saat rapat atau sidang dalam pengambilan keputusan. Ketok palu menjadi penanda ditetapkannya keputusan.
Tidak hanya dalam persidangan di pengadilan, palu sidang kerap digunakan dalam sidang DPR/DPRD sampai rapat organisasi. Biasanya palu sidang dipegang pimpinan rapat.
Namun, apa jadinya bila palu sidang hilang atau ”menghilang”? Rapat atau sidang yang diwarnai kericuhan sampai keributan biasanya menjadi pemantik palu sidang hilang.
Tidak sedikit pula palu menjadi rebutan peserta rapat ketika perbedaan pendapat belum menemui kata sepakat. Berikut sejumlah kejadian palu jadi rebutan atau hilang saat rapat sebagaimana dihimpun dari berbagai sumber, Minggu (22/12/2019).
Rapat DPP Partai Amanat Nasional yang berlangsung Jumat (20/12/2019) berakhir ricuh. Rapat tersebut membahas panitia kongres PAN. Kericuhan melibatkan para pengurus yang menjadi pendukung Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dengan loyalis Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais.
Mantan Ketua DPP PAN Agung Mozin menyebut Zulkifli Hasan yang memimpin rapat itu sampai membawa pergi palu sidang. ”Seorang ketua umum partai kabur terbirit-birit bawa lari palu sidang saat memimpin rapat yang teramat penting, yaitu agenda penetapan lokasi kongres. Yang saya maksud adalah Zulkifli Hasan, Ketum PAN,” ungkap Agung sebagaimana dilansir dari Detikcom.
Rapat itu dihadiri para petinggi partai mulai Zulkifli Hasan, Amien Rais, Sekjen PAN Eddy Soeparno, Waketum PAN Ahmad Hanafi Rais, Waketum PAN Mulfachri Harahap, Waketum PAN Bima Arya, Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, dan lainnya.
Sama-Sama Anggota DPR, Lebih Tajir Krisdayanti atau Mulan Jameela?
Bahkan, sempat muncul kabar politikus PAN Primus Yustisio yang juga loyalis Amien Rais mendorong Eddy Soeparno yang dianggap mendukung Zulkifli Hasan. Primus membantah mendorong Eddy Soeparno saat rapat.
Ketua DPP PAN Yandi Susanto mengatakan Zulkifli tidak kabur, namun rapat sudah selesai. Yandri yang merupakan pendukung Zulkifli itu mengatakan rapat menetapkan Eddy Soeparno sebagai Ketua Steering Committee (SC) Kongres PAN.
Kemudian Ketua DPD PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio) sebagai Ketua Organizing Committee (OC) Kongres V PAN. Keputusan itu sudah disetujui oleh peserta rapat. Namun, di akhir rapat, dia mengatakan ada pihak yang ingin membuat ricuh.
Pada Oktober 2012, rapat paripurna DPRD Sulawesi Tenggara (Sultra) berlangsung ricuh. Padahal, agenda rapat kali itu adalah penyampaian visi dan misi calon gubernur-calon wakil gubernur.
Sebagaimana dilansir dari Okezone, ketua dan anggota dewan pun sempat berebut palu saat hendak dilakukan penundaan sidang. Kericuhan terjadi saat Ketua DPRD Sultra, Rusman Emba, memutuskan menunda rapat karena dihujani interupsi.
Sebagian anggota dewan menilai, putusan KPUD atas penetapan tiga pasangan calon tidak sah, namun beda dengan sebagian lainnya yang menyatakan putusan tersebut sah.
Puan Maharani: Harley Davidson, Menteri Termuda, dan Ketua DPR
Alhasil, Rusman yang merupakan politikus Partai Golkar itu berencana menunda sidang. Saat itulah, seorang anggota DPRD dari PAN tidak sependapat dan berusaha merebut palu sidang.
Sidang akhirnya resmi ditunda setelah Ketua DPRD Sultra mengetuk palu penundaan rapat hingga adanya putusan yang jelas dari KPU Pusat atas penetapan tiga pasangan calon.
Sepanjang 2017, konflik internal melanda Dewan Perwakilan Daerah (DPD) karena perebutan kursi pimpinan. Tak ayal beberapa kali persidangan diwarnai ketegangan dan keributan. Aksi berebut palu sidang beberapa kali terjadi.
Saat sidang paripurna DPD pada 3 April 2017 kericuhan dalam rapat tidak terelakkan. Ketika itu para senator tengah membahas tata tertib yang dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA).
Capaian Kinerja 5 Tahun Jokowi-Jusuf Kalla
Setelah diskors, Wakil Ketua DPD GKR Hemas kembali membuka rapat dan menyatakan aturan yang berlaku adalah masa jabatan pimpinan DPD selama 5 tahun. Pernyataan Hemas itu memantik sejumlah anggota DPD untuk maju ke meja pimpinan.
Mereka mengelilingi Hemas. Mikrofon dimatikan dan palu milik pimpinan sidang berpindah tangan hingga dibawa turun.
Rapat DPR pada 2014 saat awal mereka menjabat diwarnai kericuhan. Hal ini tidak lepas dari adanya perbedaan dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dalam Pilpres 2014.
Pada 1 Oktober 2014, sidang paripurna pembukaan periode 2014-2019 dipimpin anggota Fraksi Golkar Popong Otje Djundjunan atau akrab disapa Ceu Popong. Dia menjadi pemimpin sementara sidang karena dia merupakan anggota DPR tertua.
Membandingkan Harta Kekayaan Anggota DPR & DPD Termuda
Proses pemilihan pimpinan DPR menjadi drama berjam-jam penuh dinamika. Paripurna yang dipimpin Ceu Popong jadi panas dan penuh hujan interupsi. Ceu Popong dikerubuti anggota, bahkan hingga ada yang memijatnya.
Dikerubungi oleh anggota DPRD, Ceu Popong malah pusing karena hal lain. Palu yang digunakan untuk mengetok keputusan sidang malah menghilang. ”Paluna eweuh (palunya tidak ada),” ucap Ceu Popong sebagaimana dilansir dari Detikcom.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…