JEDA.ID-Kerusakan organ bisa saja terjadi pada para penyintas corona dalam jangka panjang. Kerusakan organ tubuh itu terjadi karena virus mampu menembus organ tubuh lain.
Berbagai gejala yang muncul saat seseorang terinfeksi seperti demam, batuk terus-menerus, sesak napas, hingga kehilangan fungsi indra penciuman. Tetapi, pandemi ini juga menyebabkan efek jangka panjang pada pasiennya.
Dikutip dari ABC News, semakin banyak laporan dan penelitian yang mencatat pengalaman para pasien Covid-19 yang sudah sembuh, tapi masih merasa kelelahan, sesak napas, atau bahkan nyeri pada otot terus-menerus.
Menurut ahli virologi dari Queensland University, Kirsty Short, banyaknya pasien yang mengalami kondisi efek jangka panjang ini masih sulit untuk diperkirakan secara pasti, karena virus ini masih baru.
“Ini [efek pada kesehatan] pasti terjadi, hanya belum bisa mengetahui seberapa umum itu terjadi,” kata Kirsty seperti dikutip dari detikcom, Rabu (30/9/2020).
Pada bulan Juli lalu, peneliti di Italia pun menemukan hampir 90 persen pasien Covid-19 akut yang sudah sembuh masih mengalami gejala sampai 2 bulan setelahnya. Sementara penelitian di Amerika Serikat dan Inggris menunjukkan gejala Covid-19 bisa bertahan pada sekitar 10-15 persen pasien.
Orang tanpa gejala (OTG) dan pasien dengan gejala ringan pun juga bisa mengalami efek jangka panjang ini. Bahkan bisa bertahan sampai berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.
Para Menkes Mengundurkan Diri Karena Gagal Atasi Pandemi, Siapa Saja?
Meskipun virus corona itu virus yang menyerang sistem pernapasan, tetapi kerusakan yang disebabkannya bisa terjadi pada organ tubuh lainnya. Virus ini bisa merusak hati, jantung, pembuluh darah, ginjal, dan saluran pencernaan.
“Kemungkinan besar mereka mengalami respons peradangan yang luar biasa, yang kita ketahui terjadi pada pasien Covid-19. Dan kemudian itu memiliki efek langsung,” kata Kirsty.
Berikut beberapa organ tubuh yang bisa rusak akibat efek jangka panjang dari infeksi Covid-19:
Paru-paru ini bisa rusak saat virus masuk ke dalam sel-sel saluran udara. Ini bisa menyebabkan jaringan parut dan kaku yang mempersulit paru-paru untuk melakukan tugasnya untuk mengoksidasi darah, sehingga membuat seseorang terengah-engah.
Virus ini pun bisa berdampak pada salah satu organ vital tubuh, yaitu jantung. Ini bisa menyebabkan radang otot jantung atau gagal jantung yang penyebabnya bisa karena kekurangan oksigen.
Ahli lainnya dari Queensland University, Linda Gallo, mengatakan bahwa Covid-19 memang bisa menyebabkan kerusakan jantung, tetapi umumnya tidak bertahan jauh dari masa pemulihannya.
“Dari bukti yang kami tahu, virus corona juga berpengaruh pada jantung. Namun, itu umumnya tidak bertahan melampaui masa pemulihan,” jelas Gallo.
Jika virus corona ini sudah masuk ke otak, itu bisa menyebabkan infeksi yang parah secara tiba-tiba. Gejala neurologis juga bisa terjadi akibat peradangan otak atau stroke karena pembekuan darah.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…