JEDA.ID-Ketika virus corona penyebab Covid-19 pertama kali dilaporkan di China pada Desember 2019 lalu, patogen ini hanya dianggap sebagai penyakit pernapasan. Kala itu Covid-19 diasosiasikan dengan gejala peradangan paru-paru atau pneumonia misterius.
Seiring berjalannya waktu, virus corona terus menyebar hingga akhirnya menjadi pandemi. Laporan kemudian muncul dari berbagai ahli kesehatan di dunia bahwa pasien yang terinfeksi ternyata bisa memiliki berbagai macam gejala mulai dari diare, kehilangan fungsi indra penciuman, hingga kerusakan paru, jantung, dan otak.
Mengapa virus Corona Covid-19 bisa menimbulkan gejala yang berbagai macam?
Kepala divisi penyakit infeksi dari Queen’s University, Dr Gerald Evans, menjelaskan satu teori yang mungkin terjadi adalah karena infeksi virus ini memperburuk kondisi kesehatan orang-orang dengan penyakit penyerta. Hanya saja selama ini orang-orang tersebut mungkin tidak pernah mengetahuinya.
Sementara itu peneliti penyakit infeksi dari University of Manitoba, Jason Kindrachuk, menjelaskan gejala-gejala baru ini muncul karena sudah banyak orang yang terinfeksi. Dampaknya para ahli jadi bisa melihat berbagai kasus langka ketika virus menginfeksi organ selain paru-paru.
“Kita bisa mulai melihat beberapa virus dalam kasus yang parah bisa menyerang berbagai macam organ,” ungkap Jason seperti dikutip dari Global News dan dikutip detik.com, Sabtu (18/2/2020).
Para Pencinta Fashion, Ini Cara Membedakan Produk Kulit Asli dengan Sintetis
Gejala virus corona semakin hari dilaporkan terus bertambah. Namun, dari banyaknya gejala yang dilaporkan ada tiga gejala yang paling sering dialami pasien corona.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) melakukan survei terkait gejala yang dialami sebagian besar pasien Corona. Tiga gejala Corona yang paling sering dialami adalah gejala umum seperti demam, batuk, dan sesak napas.
Analisis CDC ini melibatkan 164 pasien positif virus corona jenis baru penyebab Covid-19. Semua pasien Corona diteliti gejalanya mulai dari 14 Januari hingga 4 April 2020.
Hasil analisis yang diterbitkan pada Kamis (17/7/2020) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report CDC sebelumnya meminta pasien rutin menjelaskan apa gejala yang paling sering dialami. Ditemukan setidaknya 96 persen mengalami gejala demam, batuk, dan sesak napas.
Menagih Utang Jadi Tantangan? Simak Tips agar Utang Segera Dibayar
Sebanyak 45 persen lainnya pasien Corona mengalami ketiga gejala tersebut. Selain itu, batuk juga menjadi gejala yang paling sering dialami pasien corona yaitu sebanyak 84 persen.
Gejala corona lain seperti sesak napas lebih sedikit dialami pasien Corona, dominan dialami pasien yang dirawat di rumah sakit. Hasil survei CDC juga menemukan beberapa gejala lain yang umum terjadi termasuk nyeri otot, kedinginan, kelelahan, dan sakit kepala.
Gejala corona lain yang hampir dirasakan 50 persen pasien corona adalah diare. Ada beberapa pasien juga yang dilaporkan mengalami gejala seperti sakit perut, mual, dan muntah.
CDC menegaskan hasil survei ini tidak mewakili hasil umum. Sebab, pasien virus corona yang mengikuti survei CDC terbatas.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…