JEDA.ID-Pandemi virus corona menyebabkan banyak orang mengalami gangguan kecemasan. Gangguan kecemasan ini merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang harus segera diatasi.
Riset Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) yang berjudul Lima Bulan Pandemi Covid-19 di Indonesia menemukan 64,8 persen dari 4010 swaperiksa PDSKJI mengalami masalah kesehatan jiwa.
Data swaperiksa merupakan kumpulan hasil konsultasi yang bisa diakses melalui website PDSKJI. Kalangan wanita mendominasi pengaduan dan atau konsultasi sebesar 71 persen dan 29 persen sisanya dari kaum lelaki. Masalah psikologis terbanyak ditemukan pada kalangan usia 17-29 tahun dan lebih dari 60 tahun.
Menurut data yang dikumpulkan dari April hingga Agustus 2020, masalah psikologis terbanyak pada April lalu mengalami tren penurunan hingga Juli dan kemudian meningkat kembali pada Agustus.
5 Industri Ini Cari Banyak Pekerja di Tengah Badai PHK
Terdapat tiga jenis masalah psikologis yang dialami yaitu cemas, depresi, dan trauma.
Kepala Instalasi Rehabilitasi Psikososial RS.dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor, Lahargo Kembaren, mengungkapkan kecemasan yang muncul karena perubahan situasi yang terjadi secara cepat seperti pandemi saat ini adalah wajar. Cemas merupakan reaksi perlindungan diri yang muncul dari tubuh.
Tetapi jika direspon secara berlebihan atau reaktif akan menyebabkan gangguan cemas yang ditandai dengan:
– khawatir, gelisah, panik
– takut mati, takut kehilangan kontrol
– jantung berdebar lebih kencang
– nafas sesak, pendek, berat
– perut mual, kembung, diare
– kepala pusing, berat, terasa ringan
– kulit terasa gatal, kesemutan
– otot otot terasa tegang dan nyeri
– gangguan tidur
Lahargo memberikan beberapa tips saat kita mengalami gangguan kecemasan. Ikuti langkah-langkah berikut seperti dikutip dari bisnis.com, Rabu (7/10/2020):
1. Breathe : Ambil waktu untuk berpikir apa yang akan dilakukan, yang bermanfaat dan tidak berlebihan.
2. Assess : Cek fakta yang valid dari sumber terpercaya, hindari informasi yg salah, berlebihan, yang membuat kecemasan berlebihan.
3. Action : Lakukan tindakan yang sesuai yg dianjurkan, tetap nilai risikonya dan tetap tenang.
4. Reflect : Merefleksikan apa yang sudah dilakukan, menilai situasi terkini dan mempersiapkan respon berikutnya yg akan diambil.
“Kita semua takut dan cemas menghadapi Virus Corona ini tapi, takut dan cemas berlebihan akan menyebabkan kondisi mental kita terganggu. Tetap waspada tapi tetap tenang. Hindari juga menyebarkan informas yang belum kita tahu kebenarannya, informasi yang dapat memicu kepanikan karena kecemasan lebih cepat menular dibanding virus itu sendiri,” ungkap Lahargo.
Manfaat Air Putih untuk Pencegahan Covid-19, Sudah Minum Berapa Gelas?
Dikutip melalui website PDSKJI, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik! Apabila kita mengalami gangguan cemas segera konsultasikan ke profesional kesehatan jiwa terdekat seperti Psikiater, Perawat jiwa, Psikolog, Dokter umum terlatih, Pekerja Sosial dan konselor agar segera mendapat pertolongan.
Khawatir, stress, dan gangguan kecemasan biasanya adalah urutan masalah psikologis yang juga bisa menjurus ke masalah yang lebih serius seperti depresi.
Keadaan khawatir, stress, bahkan gangguan kecemasan tentu pernah kita rasakan.Kadang kita tidak begitu paham membedakan tiga hal tersebut yang kemudian berujung pada diagnosis yang terlambat atau terlalu dini.
Untuk itu mari kenali dan pahami perbedaan reaksi psikologis ini dikutip dari The New York Times.
Khawatir terjadi ketika muncul pikiran negatif, hasil yang tidak pasti, dan hal-hal buruk yang terjadi diluar dugaan.
“Khawatir biasanya terjadi berulang-ulang, pikiran yang obsesif,” ungkap Melanie Greenberg, psikolog dan juga penulis buku The Stress Proof Brain (2017).
Khawatir sebenarnya memiliki penting bagi kehidupan menurut seorang profesor psikologi Harvard Medical School dan juga Ketua Gangguang Kecemasan dan Depresi Amerika Serikat Luana Marques.
Saat kita berpikir tentang situasi yang tidak pasti atau tidak mengenakkan seperti tidak bisa membayar cicilan, mengerjakan tugas dengan buruk maka otak akan terstimulasi. Saat khawatir otak akan menjadi tenang. Khawatir biasanya akan mendorong kita untuk mencari penyebab dan jalan keluar sebuah masalah yang berdampak positif.
“Khawatir adalah sebuah cara otak Anda mengendalikan masalah agar Anda tetap dalam keadaan aman,” ujar Marques.
Tiga ini bisa dilakukan saat khawatir:
– Berikan waktu untuk rasa khawatir (misal: 20 menit) setelah waktu yang kamu tentukan habis coba alihkan pada pikiran lain.
– Ketika sadar sedang khawatir terhadap sesuatu, coba langsung hadapi atau pikirkan apa yang bisa dilakukan dari kekhawatiran tersebut.
– Tulis masalah, riset membuktikan menulis selama 8-10 menit bisa menenangkan pikiran obsesif.
Stres yaitu respon psikologis yang terhubung ke kejadian luar. Stres biasanya terbentuk melalui keadaan dari luar seperti deadline pekerjaan atau hasil tes kesehatan yang menakutkan.
“Stres merupakan reaksi perubahan lingkungan luar atau paksaan yang melebihi kemampuan individu,” ujar Greenberg.
Greenberg menjelaskan stres adalah respon natural terhadap suatu ancaman. Stres terjadi dari reaksi perilaku yang kemudian mengeluarkan adrenalin dan kortisol dalam tubuh yang membantu mengaktifkan otak dan tubuh untuk menghadapi ancaman.
Ketika stres biasanya jantung berdebar, telapak tangan basah atau dingin, nafas tidak teratur. Marques mengatakan stres juga bisa dirasa menyenangkan yang dikenal dengan istilah “acute stres”. Stres ini akan hilang ketika permasalahan selesai. Misalnya sampai tepat waktu saat menghadapi macet di perjalanan, atau juga bisa saat mengumpulkan tugas disaat jam-jam terkahir.
Disisi lain ada stres kronis yang biasa terjadi ketika masalah tidak terselesaikan. Stres ini akan berkaitan dengan masalah kesehatan seperti gangguan pencernaan, gangguan pada jantung, dan juga melemahkan sistem imun.
Tiga hal untuk menolong stres yaitu berolahraga, memperjelas apa yang bisa dan tidak bisa dikontrol, jangan membandingkan stres dengan yang orang lain hadapi.
Jika stres dan khawatir adalah gejala, cemas adalah puncaknya. Cemas memiliki elemen kognitif (khawatir) dan respon psikologi (stres) yang terjadi dalam diri secara bersamaan.
“Gangguan kecemasan adalah ketika Anda berhadapan dengan rasa khawatir dan stres yang banyak,” ungkap Marques.
Ingat stres adalah respon natural terhadap suatu ancaman? Gangguan kecemasan juga sama yaitu respon natural hanya saja tidak memiliki ancaman. Perasaan khawatir juga berbeda dengan gangguan kecemasan. Sebuah gangguan kecemasan adalah kondisi kesehatan yang serius yang merupakan gabungan stres dan kekhawatiran.
Tiga yang bisa dilakukan kecemasan:
– Batasi gula, alkohol, dan kafein yang dikonsumsi.
– Gerakkan jarimu, ini bisa membantu menangkan diri.
– Ketika kamu dalam kecemasan, berbicara dan berpikir tidak akan menolong. Coba alihkan diri dengan indra lain seperti mendengarkan lagu, lompat tali selama lima menit.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…