JEDA.ID-Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo positif terinfeksi virus Corona. Doni Monardo mengungkap hasil pemeriksaan menunjukkan ‘CT Value 25’. Apa artinya CT value 25?
Simak ulasannya di info kesehatan kali ini yang bakal membahas Doni Monardo dan arti CT value bagi penderita Covid-19.
“Dari hasil tes PCR tadi malam, pagi ini mendapatkan hasil positif Covid-19 dengan CT Value 25. Saya sama sekali tidak merasakan gejala apa pun dan pagi ini tetap beraktivitas normal dengan olahraga ringan berjalan kaki 8 kilometer,” kata Doni, dikutip dari rilis BNPB, seperti dikutip dari detikcom, Sabtu (23/1/2021).
CT Value belakangan ini banyak disebut-sebut ketika seseorang didiagnosis positif Covid-19. Ketika seseorang dinyatakan positif, pertanyaan yang sering dilontarkan belakangan ini adalah “berapa CT value-nya?”
Dalam pemeriksaan Covid-19, metode yang umum digunakan adalah deteksi molekuler yang disebut real-time reverse-transcriptase polymerase chain reaction (realtime RT-PCR). Beberapa laboratorium menggunakan tes RT-PCR kuantitatif yaitu dengan menyatakan nominal dari cycle threshold value atau CT value.
Pada hasil tes PCR, kadang-kadang tidak hanya tertera keterangan positif maupun negatif. Meski tidak selalu, beberapa laboratorium menambahkan keterangan CT value. Lantas, apa sih sebenarnya CT value itu?
Berikut lima fakta CT value dalam pemeriksaan Covid-19 menurut CDC.
1. Apa itu CT value dalam pemeriksaan Covid-19?
Sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan tes mendeteksi virus, tes RT-PCR membuat banyak salinan materi genetik yang sama dari virus dalam proses yang disebut amplifikasi. Ambang batas siklus (CT value) adalah titik di mana reaksi mencapai intensitas fluoresen di atas tingkat latar belakang.
CT value menunjukkan kapan target asam nukleat terdeteksi dalam proses amplifikasi. Ada korelasi antara CT value dan jumlah materi genetik virus yang ada dalam spesimen.
Nilai CT tidak menunjukkan berapa banyak virus yang ada, tetapi menujukkan apakah materi genetik virus terdeteksi pada ambang batas yang ditentukan atau tidak. Tes RT-PCR dapat bersifat kualitatif atau kuantitatif, dan ini mempengaruhi bagaimana nilai CT diinterpretasikan.
Sejak 23 Oktober 2020, semua tes diagnostik RT-PCR yang telah menerima izin penggunaan darurat (EUA) dari FDA AS untuk pengujian SARS-CoV-2 adalah tes kualitatif.
– Dalam tes RT-PCR kualitatif, jumlah virus yang diketahui digunakan selama pengembangan tes untuk menentukan CT value apa yang terkait dengan spesimen positif dan negatif. CT value dihasilkan saat menguji spesimen pasien, hingga diinterpretasikan sebagai positif atau negatif tetapi tidak dapat digunakan untuk menentukan berapa banyak virus yang ada dalam spesimen pasien individu.
– Dalam tes RT-PCR kuantitatif, serangkaian jumlah salinan genom yang disebut sampel referensi, diuji bersamaan dengan setiap reaksi RT-PCR. Dengan membandingkan CT value dari spesimen pasien dengan CT value dari sampel referensi, tes dapat menghitung jumlah salinan asam nukleat target. Meskipun tes RT-PCR kuantitatif dapat memperkirakan tingkat viral load atau beban virus dalam suatu populasi, tes RT-PCR ini tidak dapat menentukan berapa banyak virus yang ada dalam spesimen pasien.
CT value tidak boleh digunakan untuk menentukan viral load atau beban virus pasien, seberapa menular seseorang, atau kapan seseorang selesai karantina. Tes RT-PCR menggunakan beberapa siklus amplifikasi berulang untuk membuat lebih banyak salinan materi genetik virus.
Spesimen dengan jumlah virus yang lebih rendah akan membutuhkan lebih banyak siklus untuk memperkuat materi genetik agar mencapai jumlah yang dapat dideteksi, sehingga menghasilkan CT value yang lebih tinggi. Jadi, ada korelasi antara CT value dan jumlah materi genetik virus awal yang ada dalam spesimen.
Dalam pengujian RT-PCR, hubungan antara CT value dan jumlah virus dalam spesimen asli tidak sempurna sehingga sulit untuk menyimpulkan hubungan apa pun antara CT value pasien dan viral load mereka. Hubungan antara CT dan viral load dapat digunakan untuk mengevaluasi data dari kelompok orang dan menyimpulkan perbedaan dalam jumlah relatif viral load, misalnya antara orang yang bergejala dan tanpa gejala.
Selain mendeteksi materi genetik SARS-CoV-2, setiap tes RT-PCR juga mendeteksi sebagian kecil genom pasien. Deteksi materi genetik pasien dalam spesimen memastikan kualitas spesimen dan langkah pemrosesan tes. Jika materi genetik pasien terdeteksi, maka materi genetik virus tidak terdegradasi, dan hasil tesnya akurat.
Pada tes diagnostik RT-PCR tertentu, materi genetik dari sampel harus diproses menggunakan langkah tertentu untuk memberikan hasil tes yang valid. Namun, langkah-langkah yang digunakan untuk memproses materi genetik, target genetik spesifik yang diukur, dan jumlah sampel pasien yang digunakan bervariasi di antara tes RT-PCR. Karena target asam nukleat (patogen yang diinginkan), platform dan format berbeda, CT value dari tes RT-PCR yang berbeda tidak dapat dibandingkan.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…