JEDA.ID— Salah satu brand yang sangat mapan di dunia fashion, Victoria’s Secret tampaknya tak cukup kuat dihantam badai pandemi Covid-19 bahkan dikabarkan bangkrut.
Rumor kebangkutan Victoria Secret menguat menyusul ditutup ratusan toko brand tersebut. Berikut fakta-fakta tentang Victoria’s Secret dan rumor kebangkrutannya seperti dilansir dari detik.com dan sumber lain.
Mutasi Virus Corona 3 Kali-9 Kali Lebih Mudah Menular Tapi Tak Lebih Berbahaya
Victoria’s Secret merupakan ritel Amerika terbesar untuk lingerie/pakaian dalam wanita dan didirikan oleh Roy Raymond pada tahun 1977.Perusahaan ini menjual lingerie, pakaian wanita, dan produk kecantikan melalui katalognya (mengirimkan 375 juta per tahun), website, dan toko-tokonya di Amerika Serikat. Victoria’s Secret ini merupakan perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh perusahaan L Brands.
Perusahaan ini memiliki banyak toko retail. Pada tahun 2012 penjualan produk bernilai $6.12 miliar dengan pendapatan bersih $1 miliar.
Selama ini Victoria’s Secret menggelar fashion show tiap tahunnya dengan selalu memberikan inovasi-inovasi hingga gebrakan baru. Termasuk dengan lokasi pergelaran tersebut akan diselenggarkan yang hampir selalu berbeda kota bahkan negara. Pertunjukan Victoria’s Secret hampir selalu ditunggu-tunggu oleh para pencinta mode di seluruh dunia.
Fashion Show Victoria’s Secret selalu menarik perhatian. Apalagi kalau bukan karena angels atau model-model cantik yang mengenakan pakaian-pakaian nan seksi milik brand tersebut. Model-model kelas atas seperti Adriana Lima, Gigi Hadid, hingga Kendall Jenner pernah tampil dalam fashion show brand ini.
Setiap tahunnya Victoria’s Secret akan menghadirkan fantasy bra yang menjadi puncak dari setiap fashion show. Fantasy bra juga memiliki value yang paling mahal dibandingkan dengan bra lainnya.
Tak sembarangan, hanya angels yang terpilihlah yang bisa mengenakan fantasy bra tersebut. Nilai fantasy bra tersebut biasanya mencapai jutaan dolar atau miliaran rupiah karena terbuat dari batu berharga.
Bikin Betah di Rumah, 11 Drakor Ini Bisa Ditonton Tanpa Harus Premium
Namun di tengah badai pandemi Covid-19, perusahaan ini berencana untuk secara permanen menutup sekitar 250 toko di Amerika Serikat dan Kanada. Perusahaan induk Victoria’s Secret, L Brands mengumumkan kabar itu pada Rabu (20/5/2020) lalu seperti dilansir USA Today.
Victoria’s Secret memiliki 1.091 toko di Amerika Serikat dan Kanada. Perusahaan pakaian dalam seksi itu akan menutup 235 Victoria’s Secret dan 3 toko Pink di Amerika Serikat. 12 Toko lainnya yang ditutup yakni berlokasi di Kanada.
Penutupan toko ini menurut CEO Interim Victoria’s Secret, Stuart Burgdoerfer seperti yang dikutip dari CNN Business, merupakan bagian dari strategi untuk memperkuat Victoria’s Secret.
Selain di Amerika Serikat, Victoria’s Secret juga menutup toko andalannya di Hong Kong karena merosotnya jumlah turis yang mengunjungi wilayah ini akibat pandemi Corona. Penutupan toko juga terjadi di Inggris dan sejumlah negara lainnya.
Dilaporkan USA Today, total penjualan perusahaan L Brands turun 37% pada kuartal yang berakhir 2 Mei 2020. Hampir semua toko perusahaan telah ditutup sejak 17 Maret karena pandemi COVID-19. CNBC menyebut penjualan bersih Victoria’s Secret pada kuartal pertama 2020 hanya sebesar USD 1,65 miliar, sangat jauh dibandingkan kuartal pertama tahun lalu sebesar USD 2,63 miliar.
Pada bulan Februari 2020, L Brands mengumumkan kesepakatan untuk menjual 55% dari Victoria’s Secret kepada Sycamore Partners dengan harga sekitar USD 525 juta. Sycamore Partners adalah sebuah perusahaan ekuitas swasta di New York. Setelah pandemi melanda, Sycamore mundur dari kesepakatan dan pada awal Mei kedua pihak membatalkan kesepakatan itu.
Bukan hanya Victoria’s Secret, saudaranya yakni Bath & Body Works di Amerika Serikat dan Kanada juga direncanakan ditutup. L Brands berencana menutup secara permanen 50 toko Bath & Body Works di Amerika Serikat dan Kanada.
Dilansir Today, brand perawatan tubuh ini mencatatkan penurunan penjualan di toko yakni 18 persen. Namun penjualan lewat online meningkat hingga 85 persen terutama dari pembelian hand sanitizer dan sabun cuci tangan.
Penyebab penutupan toko lainnya yakni kalah saing. Jauh sebelum adanya Covid-19, Victoria’s Secret kesulitan meningkatkan penjualan karena kalah saing dengan brand lingerie seperti Aerie, ThirdLove dan Savage x Fenty milik Rihanna. Disebutkan, Victoria’s Secret tetap pada konsep keseksian yang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Jadi apakah Victoria’s Secret bangkrut? Sampai sejauh ini belum ada informasi resmi yang dikeluarkan terkait hal tersebut.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…