JEDA.ID—Polemik antara PB Djarum dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) berujung pada penghentian audisi umum beasiswa bulutangkis disetop. Ketua KPAI, Susanto, bersikukuh tak berniat menghentikan audisi, Undang-undanglah yang menurut KPAI menjadi benturan.
Sebelumnya, PB Djarum diminta KPAI untuk melepas semua atribut yang identik dengan usaha utama mereka, rokok Djarum. KPAI menilai ajang itu merupakan eksploitasi anak-anak, sebab Djarum identik dengan rokok.
Program Director Djarum Foundation, yang juga Ketua Umum PB Djarum Kudus, Yoppy Rosimin, menyebut KPAI kemudian meminta agar peserta audisi tak diberi kaus dan telah disetujui. Kemudian, KPAI meminta hal lain lagi, yakni agar semua atribut Djarum dicopot, termasuk yang tertera pada kostum pelatih dan panpel. PB Djarum menolak. Tak ada titik temu antara Djaru dan KPAI. Djarum bersikap dengan menyetop audisi tahun depan. Djarum bersikap dengan menyetop audisi tahun depan.
Yoppy Rasimin, mengumumkan rencana pemberhentian audisi umum di Hotel Aston, Purwokerto, Sabtu (7/9/2019). Alasan penghentian ajang itu untuk mereduksi polemik yang mencuat.
Susanto bersikukuh KPAI mengambil langkah itu bukan untuk menghentikan pembibitan bulutangkis. Dia berpendapat KPAI sedang dalam upaya mendukung pengembangan bakat anak-anak Indonesia, di antaranya bulutangkis.
Lagipula, lanjut Susanto, PB Djarum bukan berhadapan dengan KPAI. Tapi, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Seperti dilansir detikcom, Menpora Imam Nahrawi menyayangkan rencana PB Djarum Kudus menghentikan audisi umum pencarian bakat bulutangkis pada 2020. Menurutnya tak ada yang salah pada audisi tersebut. Menteri asal Bangkalan itu sekaligus mempertegas jika dalam kajian hukum kementeriannya tak menemukan adanya unsur eksploitasi tersebut. Maka, tak ada masalah jika audisi terus dilanjutkan.
Seperti dilansir dari berbagai sumber, Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum (disingkat PB Djarum) diresmikan pada 1969. Awalnya perkumpulan ini didirikan hanya sebagai kegiatan penyaluran hobi bagi karyawan pabrik rokok Djarum di Kudus. Namun, pada 1969, yang ikut berlatih bukan hanya karyawan, melainkan juga pemain dari luar.
Didorong kecintaan Robert Budi Hartono (CEO PT Djarum) pada bulu tangkis serta tingginya kegemaran karyawan perusahaan bermain dan berlatih pada olahraga yang sama. Maka pada 1969 brak (tempat karyawan melinting rokok) di Jl. Bitingan Lama (sekarang Jl. Lukmonohadi) No. 35 – Kudus pada sore hari digunakan sebagai tempat berlatih bulu tangkis di bawah nama komunitas Kudus.
Berawal dari situ, lahirlah atlet muda berbakat, Liem Swie King yang meraih prestasi demi prestasi secara gemilang, menumbuhkan keinginan Budi Hartono untuk serius mengembangkan kegiatan komunitas Kudus menjadi organisasi PB Djarum.
1969: Pada masa awal berdiri, karyawan Djarum mulai berlatih secara rutin di brak Bitingan Lama.
1978: Liem Swie King menjadi pemain PB Djarum pertama yang menjuarai Tunggal Putra All England. Liem Swie King tercatat menjadi Juara Tunggal Putra asal Indonesia ketiga.
1984: Indonesia kembali merebut Thomas Cup. Tujuh dari delapan anggota tim Thomas berasal dari PB Djarum. Kartono / Heryanto kembali menjadi Juara Ganda Putra All England.
1990: Terjadi unifikasi, PB Djarum Kudus dengan PB Djarum Jakarta, menjadi PB Djarum.
1991: Juara I All England melalui Tunggal Putra Ardy B. Wiranata. Ardy adalah orang Indonesia ke-4 yang mampu menjadi Juara Tunggal Putra All England.
1992: Alan Budikusuma meraih medali Emas Olimpiade. Eddy Hartono / Gunawan menjadi Juara Ganda Putra All England.
1993: Juara I All England Tunggal Putra melalui Haryanto Arbi, Piala Dunia melalui Tunggal Putra Alan Budikusuma.
1994: Juara I All England Tunggal Putra melalui Haryanto Arbi. Gunawan / Bambang Suprianto menjadi Juara Ganda Putra All England.
1996: Perunggu Olimpiade Atlanta dimenangkan oleh Ganda Putra Antonius / Denny Kantono.
1997: Sigit Budiarto / Chandra Wijaya menjadi Juara Dunia.
2000: Perak Olimpiade Ganda Campuran melalui Trikus Haryanto / Minarti Timur.
Seleksi awal untuk para calon atlet yang akan dibina meliputi faktor umur, tinggi badan, bakat, kemampuan intelektual, keseimbangan psikologisnya, kemampuan teknik dasar, serta sampai sejauh mana dukungan yang diperoleh dari orang tua.
Bila lolos seleksi awal, maka para calon atlet ini sudah bisa diputuskan untuk mengikuti kegiatan pelatihan di klub ini. Setelah itu, untuk setiap tahunnya akan dilakukan seleksi kelanjutan, seperti dalam hal kemampuan bertanding. Apabila kemampuan bertanding dari atlet bersangkutan tidak pernah meningkat, maka dengan berat hati PB Djarum akan memulangkannya. Hal di atas dilakukan mengingat organisasi olahrga ini memberlakukan sistem promosi-degradasi dalam tahapan pelatihan para calon-calon atletnya.
Sistem demikian dianut oleh organisasi ini, karena untuk meningkatkan iklim kompetitif di kalangan atlet. Sehingga dengan kegagalannya, atlet bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki diri ataupun mengembangkan kariernya di bidang lain. Sedangkan mengenai pemulangan atlet, juga telah ditetapkan klausalnya secara tertulis, sehingga setiap orang tua atlet juga akan mengetahui hal tersebut dari awal.
Para pelatih yang mengasah kemampuan bermain badminton dari para atlet PB Djarum untuk meraih prestasi demi prestasi, diantaranya adalah Minarti Timur, Antonius Budi Ariantho, Aryono Miranat, Hastomo Arbi, Sigit Budiarto, dan Christian Hadinata.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…