Categories: Real

Bulan Berubah Warna, Peneliti Sebut Terkait dengan Kondisi Bumi

Share

JEDA.ID-Bulan berubah warna menjadi sedikit merah dan itu merupakan kesalahan dari  Bumi. Penelitian baru menyatakan bahwa atmosfer planet kita telah menyebabkan bulan berubah warna menjadi seperti berkarat.

Karat atau yang juga dikenal sebagai oksida si besi adalah senyawa kemerahan yang terbentuk saat besi terkena air dan oksigen. Karat merupakan hasil reaksi kimi umum untuk paku, gerbang, batu merah, bahkan Mars. Dalam sistem tata surya kita, bulan ada satelit Bumi.

Berdasarkan informasi dari Jet Populsion Laboratory (JPL) NASA, Mars dijuluki Planet Merah karena rona kemerahan yang berasal dari karat, yang ada di tempat itu sejak lama, ketika besi di permukannya dikombinasikan dengan oksigen dan air.

Namun demikian, tidak semua lingkungan angkasa optimal untuk karat, terutama di bulan kering dan bebas atmosfer. Oleh karenanya, penemuan ini membingungkan para peneliti.

Kapan Pandemi Corona Berakhir? Ini Ramalannya

“Ini sangat membingungkan. Bulan adalah lingkungan yang mengerikan untuk karat terbentuk,” kata Shuai Li, pemimpin studi ini dan asisten peneliti di Universitas Hawaii, seperti melansir dari Live Science dan bisnis.com, Jumat (4/9).

Li sedang mempelajari data dari JPL Moon Mineralogy Mapper, yang berada di dalam pengorbit Chandrayaan-1 dari organisasi peneliti India, ketika dia menyadari bahwa kutub bulan memiliki komposisi yang sangat berbeda dari yang lainnya.

Selama misinya, Moon Mineralogy Mapper mendeteksi spektrum atau panjang gelombang cahaya yang dipantulkan dari berbagai permukaan bulan untuk menganalisis susunan permukaannya.

Batuan Kaya Besi

Ketika Li memusatkan perhatiannya pada daerah kutub, dia menemukan bahwa permukaan kutub bulan memiliki batuan kaya besi dengan tanda spektral cocok dengan mineral hematit. Mineral ini umumnya ditemukan di permukaan bumi berupa sejenis oksida besi atau karat.

Cara Melupakan Mantan Sesuai Zodiak Anda, Mau Coba?

“Pada awalnya, saya sama sekali tidak mempercayainya. Seharusnya tidak ada mineral itu berdasarkan kondisi  di bulan,” kata Abigail Fraeman, rekan peneliti dan ahli geosains planet di JPL.

“Tapi sejak kami menemukan air di bulan, orang-orang berspekulasi bahwa mungkin ada lebih banyak variasi mineral daripada yang kita ketahui jika air bereaksi dengan bebatuan yang ada di sana,” tandasnya.

Agar besi menjadi merah berkarat, dibutuhkan apa yang disebut dengan oksidator yakni molekul seperti oksigen, yang menghilangkan elektron dari bahan seperti besi. Akan tetapi, angin matahari, aliran partikel bermuatan yang terus menghantam bulan dengan hidrogen memiliki efek sebaliknya.

Tidak memiliki Atmosfer Sendiri

Hidrogen adalah peredam atau molekul yang yang mendonasikan elektron ke molekul lain. Tanpa perlindungan dari angin matahari ini, seperti medan magnet yang melindungi Bumi, karat seharusnya tidak dapat terbentuk di bulan. Akan tetapi, para ilmuwan berspekulasi itu terjadi mungkin berkaitan dengan planet Bumi.

Bulan tidak memiliki atmosfer sendiri untuk menyediakan oksigen dalam jumlah yang cukup, tetapi memiliki jumlah jejak yang disumbangkan oleh atmosfer bumi. Oksigen terestrial ini bergerak ke bulan sepanjang perjalanan medan magnet planet lain yang disebut magnetotail.

Makan Nasi Goreng dengan Timun Ternyata Berbahaya, Kenapa Ya?

Pernyataan dari para peneliti menyebut bahwa magnetotail bumi dapat menjangkau hingga ke sisi dekat bulan, di mana lebih banyak hematit ditemukan. Terlebih lagi pada setiap bulan purnama.

Ketika waktu itu, magnetotail menghalangi 99 persen angin matahari dari ledakan bulan, menarik tirai sementara di atas permukaan bulan, memungkinkan periode waktu untuk pembentukan karat. Akan tetapi, masih ada satu bahan agar karat terbentuk, itu adalah air.

Tidak Memiliki Air

Bulan sebagian besarnya tidak memiliki air kecuali air beku yang ditemukan di kawah bulan pada sisi terjauhnya. Namun, para peneliti menyatakan bahwa partikel debu yang bergerak cepat yang memborbardir bulan dapat membebaskan molekul air yang beku tersebut.

Partikel debu ini bahkan mungkin membawa molekul air itu sendiri dan dampaknya dapat menciptakan panas yang dapat meningkatkan laju oksidasi. “Penemuan ini akan membentuk kembali pengetahuan kita tentang wilayah kutub Bulan,” kata Li.

Namun demikian, penelitian ini masih sebatas hipotesis dan butuh lebih banyak data untuk memahami dengan tepat mengapa bulan bisa berkarat. Hal yang lebih mengejutkan bahwa sejumlah kecil hematit telah ditemukan di sisi terjauh bulan, yang seharusnya terlalu jauh untuk oksigen bumi mencapai tempat itu.

Published by

Recent Posts

Daftar Lokasi Pembantaian yang Libatkan PKI di Solo, Adakah yang Tahu?

JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…

30 September 2021

5 Wisata Dekat atau Sekitar Sirkuit Mandalika Lombok, Ada Pantai Eksotis Hlo!

JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…

30 September 2021

Pengin Dapat Uang Rp1 Miliar Saat Pensiun? Ini Hlo Caranya!

JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…

29 September 2021

Disoroti Pembalap Dunia, Ini Spesifikasi Sirkuit Mandalika di Lombok

JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…

29 September 2021

Setia Temani Tukul Arwana, Ini Potret Kece Ega Prayudi Berseragam Polisi di Instagram

JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…

28 September 2021

Pengin Cepat Mendapatkan Pekerjaan yang Diinginkan? Baca Doa dan Zikir Ini

JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…

28 September 2021