JEDA.ID — Tahukah Anda tentang menu sahur Soekarno-Hatta saat momen bersejarah malam penyusunan Teks Proklamasi?
Sebagaimana diketahui, 17 Agustus 1945 bertepatan dengan 9 Ramadan 1366 Hijriah. Di bulan penuh rahmat itu, Indonesia merdeka berkat perjuangan Dwi Proklamator Indonesia, Soekarno-Hatta.
Saat malam penyusunan Teks Proklamasi yang berlokasi di rumah Laksamana Maeda, Soekarno-Hatta dan juga Achmad Soebardjo menyantap menu sahur yang begitu bersejarah.
Baca Juga: Tsunami Covid-19 di India Diprediksi karena Euforia Pasca Vaksinasi
Sebelum menyantap menu sahur yang bersejarah itu, mereka saling beradu pendapat untuk menyusun Teks Proklamasi hingga selesai pada pukul 04.00 WIB.
Selesainya Teks Proklamasi disusun, Soekarno-Hatta ke luar ruangan untuk menyantap menu sahur bersejarah yang disiapkan oleh para asisten rumah tangga Laksamana Maeda.
Baca Juga: Hukum Keluar Flek Cokelat pada Wanita Saat Puasa, Bikin Batal?
Adapun menu sahur bersejarah itu terdiri dari ikan sarden, telur dan roti, tanpa nasi.
“Lewat pukul 04.00 subuh, perumusan naskah Proklamasi rampung. Soekarno melangkah keluar setelah mengambil makanan di dapur untuk sahur. Hatta menyusul, seusai membuka sekaleng ikan sarden dan mencampurnya dengan telur,” tulis Rosihan Anwar dalam sebuah buku berjudul Sutan Sjahrir: True Democrat, Fighter for Humanity 1909-1966, dilansir Okezone.com.
Baca Juga: Bubur Samin, Kuliner yang Cuma Ada Pas Puasa Ramadan di Solo
Setelah menyantap menu sahur yang bersejarah itu, Soekarno-Hatta pulang ke kediamannya masing-masing. Namun di dalam mobilnya, Soekarno mengucapkan sesuatu kepada Hatta.
“Semoga saja apa yang kita upayakan selama ini untuk Indonesia Merdeka, dapat berguna bagi anak cucu kelak,” ucap Soekarno.
Baca Juga: Deretan Tragedi Kapal Selam Hilang, Ada yang Berhasil Ditemukan
“Ya, aku juga berharap demikian,” jawab Hatta, tertulis dalam buku Hatta: Aku Datang karena Sejarah.
Tak hanya soal menu sahur bersejarah yang belum banyak diketahui, ternyata ada alasan tersendiri Soekarno memilih tanggal 17 sebagai Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Soekarno beralasan angka 17 merupakan angka yang baik. Dalam Islam, 17 merupakan jumlah rakat salat dalam satu hari. Selain itu, 17 Ramadan merupakan hari diturunkannya Al-Qur’an dan Jumat adalah hari yang mulia.
Baca Juga: 5 Film Ini Jangan Ditonton Saat Puasa, Kenapa Ya?
“Pertama kita berada dalam bulan suci Ramadan. Tanggal 17 jatuh pada hari Jumat. Al-Qur’an diturunkan pada tanggal 17 Ramadan. Orang Islam melakukan salat 17 rakaat dalam sehari,” ucap Soekarno.
“Kemudian aku mendengar kekelahan Jepang dan kemudian aku berpikir kita harus segera memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia. Kemudian, aku menyadari bahwa takdir Tuhan bahwa peristiwa itu akan jatuh tanggal 17. Revolusi mengikuti setelah itu,” tambah Soekarno, sebagaimana dikutip dari situs resmi milik Museum Kepresidenan Balai Kirti.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…