JEDA.ID— Salah satu pasien, Justin Wilhite,39, seorang pria asal California, Amerika Serikat yang terinfeksi virus corona baru atau Covid-19 mengungkapkan kondisinya sebelum dinyatakan positif Covid-19.
Dalam laman Twitternya, ia yang menyandang diabetes tipe-1, mengaku gejala awalnya berbeda dari flu. Dia merasa sulit bernapas dan nyeri pada paru-parunya. Kondisi ini dimulai pada 4 Maret 2020. Saat itu, Justin mulai sakit kepala dan merasa ada yang aneh pada paru-parunya. Namun dia mengira itu karena alergi.
Tetapi dia mulai sulit bernapas hingga merasa nyawanya akan melayang. Justin hanya tahu dirinya terkena flu dan mendapatkan perawatan flu hingga sembilan hari berikutnya. “Menyakitkan saat bernapas, maksudku menarik dan menghembuskan napas, ditambah sakit kepala, sungguh tak nyaman,” tulis Justin.
“Aku tak berpikir nyeri dada seperti mau serangan jantung atau flu. Ini bukan flu. Kita semua tahu soal flu. Semakin berpikir aku merasa ini sakit paru. Sulit menggambarkannya, pokoknya seperti menghirup udara dingin dan “rasa sakit” muncul sebelum paru-paru Anda kembali hangat. Agak seperti itu kurasa,” ungkap Justin.
Dokter lalu meyakini dia positif corona dan memintanya melakukan karantina bersama keluarganya. Saat itu kondisi organ vitalnya baik.
Kini, 18 hari setelah gejala corona muncul Justin masih berjuang melawan penyakitnya itu. Dia sempat mengabari warganet kondisinya masih sama seperti kemarin, sakit paru-paru sedikit lebih terasa, sakit kepala dan lelah.
“Sama seperti kemarin. Aku masih menunggu, melihat apa yang terjadi. Sulit tidur di malam hari. Segalanya tampak lebih terasa [nyeri pada paru],” tulis pria yang memiliki tiga orang anak itu seperti dilansir Antaranews.
Data dari John Hopkins University hingga Senin (23/3/2020) menunjukkan total kasus COVID-19 di seluruh dunia mencapai 331.273 kasus, dengan 97.847 pasien sembuh dan 14.450 orang meninggal dunia.
Tak Hanya di Indonesia, Ini 8 Jenis Gorengan dari Berbagai Dunia
Dr. Yale Tung Chen, salah satu dokter yang terinfeksi virus corona baru atau Covid-19 saat menangani pasien di Hospital Universitario La Paz di Madrid, Spanyol mengabarkan perjalanan penyakitnya itu dari hari ke hari.
Dalam unggahannya di laman Twitternya, dokter berusia 35 tahun itu menunjukkan gejala dan kondisi antara satu pasien dengan pasien lainnya mungkin berbeda.
Di satu sisi, pasien bisa saja sulit bernapas namun hal berbeda dirasakan Tung Chen. Sang dokter bahkan tidak demam dan nyeri dada.
Unggahan Tung Chen juga memperlihatkan kondisinya bisa membaik lalu memburuk di hari berikutnya sejak hari pertama terdiagnosis corona hingga Minggu yang memasuki hari ke-14 nya menjadi pasien penyakit yang berawal dari Wuhan, China itu.
Berikut kondisi sang dokter yang sudah diwawancara berbagai media di luar negeri itu dalam laman Twitternya:
Sakit tenggorokan, sakit kepala (kuat), batu kering tapi napas tidak pendek. Tidak ada tanda tak normal pada paru-paru.
Sakit tenggorokan, batuk dan sakit kepala berkurang. Napas tidak pendek atau nyeri dada.
Tidak ada sakit kepala atau sakit tenggorokan. Kemarin, batuk masih ada, masih tidak ada nyeri dada dan napas pendek. Mulai diare tetapi batuknya membaik.
Batuk lebih sering, kelelahan (sangat parah), masih tidak ada dispnea atau nyeri dada.
Atasi Gejala Psikosomatis di Tengah Meningkatnya Tren Nonton Berita Corona
Batuk dan lelah berkurang, masih tidak ada nyeri dada.
Batuk berkurang, agak lelah, masih tidak ada dispnea. Tidak ada demam. Saturasi oksigen 98 persen (presentase hemoglobin yang berikatan dengan oksigen. Normalnya antara 95-100 persen).
Batuk dan lelah jadi memburuk lagi, tidak ada nyeri dada, tidak demam, tingkat saturasi oksigen 96 persen.
Batuk berkurang dan lemas, masih tidak ada nyeri dada atau gejala berbahaya, tidak demam dan saturasi oksigen 96 persen.
Merasa lebih baik. Batuk lebih sering. Tidak ada nyeri dada dan tanda-tanda berbahaya. Tidak demam. Tingkat saturasi oksigen 97 persen.
Lelah berkurang, tapi batuk lebih sering, ageusia (tidak bisa mengecap rasa) dan anosmia (tidak bisa mencium bau). Tidak ada nyeri dada atau tanda berbahaya. Tidak demam. Tingkat saturasi oksigen 97 persen.
Lelah dan batuk berkurang. Tidak ada gejala dispnea atau tanda berbahaya. Tidak ada demam. Saturasi oksigen 98 persen.
Merasa lebih baik, gejala batuk, mual dan diare. Tidak ada nyeri dada. Tidak demam. Tingkat saturasi oksigen 98 persen.
Batuk ringan, lemas, mual dan diare. Tidak ada gejala dispnea atau tanda berbahaya. Tidak ada demam. Tingkat saturasi oksigen 97 persen.
Lebih sedikit gejala – batuk, lemas, mual, sakit kepala ringan. Nafsu makan, kemampuan mencium bau. Tidak ada demam atau dispnea. Saturasi oksigen 98 persen.
Sementara itu, bila merasa mengalami gejala virus Corona masyarakat diminta tidak langsung ke fasilitas kesehatan. Mereka diharuskan untuk menghubungi call center 112 atau 119 atau nomor kontak fasiltas kesehatan terdekat.
Jika masyarakat langsung datang ke puskesmas atau pusat kesehatan lain, ada kemungkinan dampak penyebaran virus lebih besar. Biasanya petugas medis yang akan datang memeriksa atau menjemput seseorang yang mengalami gejala tersebut.
JEDA.ID — Berikut ini terdapat daftar lokasi pembantaian yang melibatkan Partai Komunis Indonesia atau PKI…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat deretan wisata di dekat atau sekitar Sirkuit Mandalika, Lombok Tengah,…
JEDA.ID — Masa pensiun kerap menjadi momok bagi sebagian orang lantaran sudah tidak adanya penghasilan…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat spesifikasi lengkap dari Sirkuit Mandalika di Lombok yang sempat mencuri perhatian…
JEDA.ID — Berikut ini terdapat potret ganteng seorang polisi di Instagram bernama Ega Prayudi, yang merupakan…
JEDA.ID — Apa bunyi bacaan doa dan zikir agar cepat mendapatkan pekerjaan yang diinginkan menurut…